Trauma muskuloskeletal

Trauma muskuloskeletal

• Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera oleh salah satu sebab.
• Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga dan rumah tangga.
Akibat dari suatu trauma dapat menyebabkan masalah bagi yang mengalami trauma seperti:
a. Biaya yang besar untuk megembalikan fungsi setelah mengalami trauma
b. resiko kematian yang tinggi
c. Menurunkan produktifitas akibat hilangnya waktu kerja yang banyak
d. Kecacatan sementara dan permanen.


Akibat trauma:
• Cedera dari trauma muskuloskeletal biasanya memberikan disfungsi struktur disekitarnya dan struktur pada bagian yang dilindungi atau disangganya.
• Gangguan muskuloskeletal yang paling sering terjadi akibat suatu trauma muskuloskeletal adalah kontusi, strain, sprain, disloksasi dan subluksasi serta fraktur.

KONTUSI :
• Kontusi merupakan suatu istilah dari cedera pada jaringan lunak yang diakibatkan oleh kekerasan atau trauma tumpul langsung mengenai jaringan, seperti pukulan, tendangan atau jatuh.
• Terputusnya beberapa pembuluh darah kecil mengakibatkan perdarahan pada jaringan lunak dengan manifestasi adanya ekimosis dan memar.
• Hematom bisa terjadi apabila perdarahan cukup banyak sampai terjadi penimbunan darah.
• Gejala lokal seperti nyeri, bengkak dan perubahan warna biaasanya dapat mudah dikontrol dengan pemberian kompres dingin dan akan hilang setelah 1 sampai 2 minggu.

STRAIN :
• Strain merupakan tarikan otot akibat penggunaan yang berlebihan, peregangan berlebihan atau stress lokal yang berlebihan.
• Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalam jaringan.
• Klien biasanya mengeluh nyeri mendadak dengan adanya nyeri tekan lokal pada pemakaian otot.

• Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar.
• Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas namun masih mampu melakukan mobilitas.
• Ligamen yang sobek kehilangan kemampuan stabilitasnya.
• Pembuluh darah akan terputus dan terjadilah edema, sendi terasa nyeri tekan dan gerakan sendi terasa sangat nyeri.

Dislokasi
• Disloksasi merupakan suatu kondisi dimana terjadi kehilangan hubungan yang normal antara kedua permukaan sendi secara komplit/lengkap.

Subluksasi
• Subluksasi adalah disloksasi parsial permukaan persendian.

FRAKTUR
• Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontunuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian.
• Secara ringkas dan umum dari penggunaan kata fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
• Kekuatan dan sudut dan tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang yang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.
• Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
• Pada beberapa keadaan trauma muskuloskeletal sering fraktur dan disloksasi terjadi bersamaan, hal ini terjadi apabila disamping kehilangan hubungan yang normal antara kedua permukaan tadi disertai pula fraktur dari tulang persendian tersebut (Jeffrey M. Spivak et.al. 1999).

PROSES FRAKTUR
• Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, perawat perlu mengenal anatomi dan fisiologi tulang sehingga perawat mampu lebih jauh mengenal keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah.
• Pada beberapa keadaan kebanyakan proses fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan

Trauma bisa bersifat:
1. Trauma langsung
• Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan.
• Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
2. Trauma tidak langsung
• Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.




Klasifikasi Etiologis :
Fraktur traumatic.
• Terjadi karena trauma yang tiba-tiba
2. Fraktur patologis
• Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah tumor baik primer atau tumor metastasis.
3. Fraktur stres
• Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat tertentu

Klasifikasi Klinis:
• Fraktur tertutup (simple fracture)
kulit tidak ditembus oleh Fragmen tulang
• Fraktur terbuka (compound fracture)
mempunyai hubungan dengan dunia luar
• Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)
misalnya mal-union, delayed union, non-union, infeksi tulang.






• Gerakan aktif dan pasif pada anggota gerak akan meningkatkan vaskularisasi daerah fraktur tapi gerakan yang dilakukan pada daerah fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan meng¬ganggu vaskularisasi.
KOMPLIKASI DALAM WAKTU LAMA
• Delayed Union
Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 - 5 bulan
Penyebab non union dan delayed union
1. Vaskularisasi yang kurang pada ujung-ujung fragmen
2. Reduksi yang tidak adekuat,
3. Imobilisasi yang tidak adekuat sehingga terjadi gerakan pada kedua fragmen
4. Waktu imobilisasi yang tidak cukup
5. Infeksi
• Nonunion
Fraktur tidak menyembuh antara 6 - 8 bulan
• Mal-union
fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas
• Etiologi Mal-union
• 1. Fraktur tanpa pengobatan
• 2. Pengobatan yang tidak adekuat
• 3. Reduksi dan imobilisasi yang tidak baik
• Pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal pengobatan

Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak
• Bila ditemukan interposisi jaringan baik berupa periost, maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya, maka akan menghambat vaskularisasi kedua ujung fraktur.
8. Faktor adanya infeksi dan keganasan lokal
9. Cairan sinovia
• Pada persendian dimana terdapat cairan sinovia merupakan hambatan dalam penyembuhan fraktur.


• Kerusakan Arteri
• Kompartemen Sindrom
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah
• Infeksi
• Avaskuler Nekrosis
• Syok : Hipovolemik & Neurogenik
Recognition
• Diagnosis dan penilaian fraktur: anamnesis, pemeriksaan klinik dan radiologis.
Reduction
• Restorasi fragmen fraktur sehingga didapati posisi yang paling optimal dapat diterima.

• Imobilisasi fraktur.
• Tekhnik penatalaksanaan secara umum dengan mengistirahatkan tulang yang mengalami fraktur, dengan tujuan penyatuan yang lebih cepat antara kedua frgamen tulang yang fraktur.
Rehabilitation
• Mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin
• Program rehabilitasi agar klien dapat melanjutkan hidup dan beraktifitas dengan keadaanya dengan memaksimalkan organ lain yang tidak mengalami masalah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi Baru Lahir

AC SPLIT

Menghitung Headloss