ELIMINASI BUANG AIR BESAR

ELIMINASI FEKAL


Tujuan Intruksional khusus :
Mampu menjelaskan dan melakukan perawatan pada pasien dgn gangguan eliminasi Fekal /BAB

Sub pokok bahasan :
1. Konsep eliminasi fekal BAB
2. Pengakajian pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal
4. Rencana keperawatan pada gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal


Organ primer dlm eliminasi fekal adl : usus besar yg panjangnya 125-150 cm dgn lebar sekitar 7,5 cm dan semakin mengecil disekitar anus.
Feces dikeluarkan dari rectum melalui kanal dan anus, yang panjang nya sekitar 2,5-3,8 cm.
Proses defekasi : merupakan upaya pengosongan intestine dan seringkali disebut bowel, pusat reflek ini pd medulla dan spina cord. Relaksasi spingter anal internal menyebabkan kolon berkontraksi(stimulus syaraf parasimpatis) reflek defikasi timbul dari adanya feces dlm rectum. Pd saat terjadi peregaran pd rectum maka keinginan untuk defikasi muncul , defikasi terjadi bila spingter eksternal anal relaksasi tetapi bila kondisi tidak memungkinkan maka spingter eksternal dpt dipertahankan untuk tetap konstriksi dan defikasi dapat ditunda.
Proses defikasi juga dibantu dgn adanya fleksi otot paha dan posisi jongkok.

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI DEFEKASI :
1. Jenis makanan dan minuman
2. aktivitas fisik
3. factor psikologis
4. personal habitat
5. posisi sewaktu BAB
6. nyeri
7. kehamilan
8. tindakan pembedahan / anestesi
9. pengobatan
10. pemeriksaan diagnostic

TOILET TRAINING :
Dapat diajarkan pd usia 2 – 3 thn sehingga kebiasaan BAB akan teratur

MASALAH YG BIASA TIMBUL PADA BAB :
1. Konstipasi
Suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan BAB, feces keras dan kering.
Penyebabnya :
Pola makanan yg kurang baik (diet rendah serat, mkn tdk teratur,minum kurang)
Kurang aktivitas ( kurang olah raga, kurang gerak, istirahat)
Gangguan emosi
Mengabaikan rangsangan BAB
Obat
Hormonal
Kelainan usus
2. Diare : suatu keadaan dimana seseorang mengalami BAB lebih dari 3 x / hari dg konsistensi encer.
Penyebabnya : salah makan (banyak lemak, terlalu pedas, alergi makanan) bisa juga karena infeksi ( gastro enteritis, demam tinggi, disentri).






PENGKAJIAN
Hal-hal yg perlu dikaji pd klien yg mengalami ggn eliminasi feces :
1. riwayat keperawatan
2. Pemeriksaan fisik ( Mulut, Abdomen, Rektum / Anus

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL DI ANTARANYA :

1. Gangguan eliminasi fekal : konstipasi, diare, inkontinensia fekal
2. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya nafsu makan
3. gangguan intergritas kulit berhubungan dgn diare yg lama

TUJUANNYA :

1. Klien akan mengeluarkan feces lunak tiap 1-3 hari tanpa rasa nyeri
2. mampu menjelaskan hubungan antara eliminasi fekal dgn makanan tinggi serat pemasukan cairan dan latihan
3. menyebutkan keadaan tidak normal dalam eliminasi fekal dan mengetahui pentingnya pemeriksaan medis bila ditemui keadaan tersebut.

RENCANA KEPERAWATAN :

1. Tingkatkan kebiasaan BAB secara teratur : waktunya, posisinya, privacy terjaga dan nutrisi perlu diperhatikan. Pemasukan cairan hrs 2000-3000 ml, mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk menurunkan kemungkinan terjadinya konstipasi.
2. pd diare lakukan makanan yg sesuai, hindari makan yg pedas, bei makan rendah serat untuk menurunkan stimuli gerakan usus, beri caiaran pengganti dan elektrolit.
3. latihan/olah raga yg teratur dapat meningkatkan motilitas lambung dan membantu memperlncar defekasi, dan dapat menurunkan terjadinya konstipapsi.
4. obat pencahar / laksatif bekerja menstimuli peristaltic.
5. laksatif mrpkan bahan kimia sehingga bisa membahayakan pd keadaan patologis, sebaiknya digunakan pd keadaan nyeri abdomen karena dapat meningkatkan peristaltic usus, perawat perlunya membantu klien untuk mengembalikan kebiasaan BAB normal.
6. pengobatan anti diare biasa digunakan untuk diare akut dan kronis.


BEBERAPA TINDAKAN UNTUK MEMBANTU PROSES DEFEKASI / BAB.

Untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAB ada beberapa prosedur keperawatan yang dapat dilakukan, diantaranya pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB dengan pispot pada pasien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri, melakukan huknah rendah, huknah tinggi, pemberian gliserin per rectal , evakuasi feces manual.

MENGGUNAKAN PISPOT UNTUK DEFEKASI

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan eliminasi secara mendiri di kamar kecil, dilakukan dengan menggunakan pispot (penampung)

Alat dan Bahan
1. Alas / Perlak
2. Pispot
3. Air Bersih
4. Tisu
5. Skrin (sampiran) bila pasien dirawat di bangsal umum
6. Sarung tangan



Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yg akan dilaksanakan pada pasien , lalu pasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum,
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Pasang pengalas di bawah glutea
5. Tempat pispot di atas pengalas tepat di bawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot tepat dibawah anus. Pada saat meletakan pispot anjurkan pasien untuk mengangkat daerah glutea ( bila pasien mampu ) untuk memudahkan meletakan pispot.
6. Setelah posisi pispot tepat di bawah glutea, tanyakan pada pasien tentang kenyamanan posisi tersebut. Jaga privasi pasien selama prosedur.
7. Anjurkan pasien untuk defekasi pada tempatnya / pispot yang telah terpasang
8. Setelah selesai siram daerah anus dan sekitarnya dengan air sampai bersih dengan bantuan tangan yang bersarung tangan, kemudian keringkan dengan tisu.
9. Bereskan alat-alat laluCuci tangan
10. Catat tanggal defekasi ; karakteristik feces seperti jumlah, konsistensi , warna, baud an respon pasien selama prosedur.

HUKNAH RENDAH
Tindakan keperawatan dengan cara memasukan cairan hangat kedalam kolon decenden dengan menggunakan canuka rectal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi (persiapan pembedahan) pada pasien yang mengalami obstivasi.

Tujuan
1. Mengosongkan usus pada pra pembedahan untuk mencegah ha yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung seperti BAB
2. Merangsang peristaltic usus untuk mengeluarkan feces karena kesulitan untuk defekasi ( pada pasien sembelit )


Alat dan Bahan
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rectal dan klem
3. Cairan hangat ( 700 – 1000 ml ) dengan suhu 40,5 C
4. Bengkok
5. Jeli
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tisu

Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kerja yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien dirawat di bangsal umum
4. Atur posisi pasien dengan posisi sims kiri
5. Pasang pengalas di bawah area glutea
6. Siapkan bengkok di dekat pasien
7. Irrigator diisi cairan hangat dan hubungkan kanula rectal. Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok dan beri jeli pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukan kanula kira-kira 15 cm ke dalam rectum kearah kolon desenden sambil pasien diminta menarik nafas panjang dan pegang irrigator setinggi 50 cm dari tempat tidur dan buka klemnya. Air yang dialirkan sampai pasien menunjukan keinginan untuk defekasi.
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet . Bila pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih dan keringkan dengan tisu.
11. Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
12. Catat jumlah feces yang keluar , warna , kepadatan dan respons pasien.
HUKNAH TINGGI
Tindakan keperawatan dengan cara memasukan cairan hangat kedalam kolon decenden dengan menggunakan canuka rectal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakan sebelum pembedahan umum.

Tujuan
Mengosongkan usus pada pra pembedahan untuk mencegah ha yang tidak diinginkan
selama operasi berlangsung seperti BAB

Alat dan Bahan
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rectal dan klem
3. Cairan hangat ( 700 – 1000 ml ) dengan suhu 40,5 C
4. Bengkok
5. Jeli
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tisu

Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur kerja yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien dirawat di bangsal umum
4. Atur posisi pasien dengan posisi sims kanan
5. Pasang pengalas di daerah anus
6. Siapkan bengkok di dekat pasien
7. Irrigator diisi cairan hangat dan hubungkan kanula rectal. Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok dan beri jeli pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukan kanula kira-kira 15 cm – 20 cm ke dalam rectum kearah kolon desenden sambil pasien diminta menarik nafas panjang dan pegang irrigator setinggi 30 cm dari tempat tidur dan buka klemnya. Air yang dialirkan sampai pasien menunjukan keinginan untuk defekasi.
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet . Bila pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih dan keringkan dengan tisu.
11. Bereskan alat-alat dan cuci tangan.
12. Catat jumlah feces yang keluar , warna , kepadatan dan respons pasien.


PEMBERIAN GLISERIN PER RECTAL
Tindakan ini dilakukan dengan memasukan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin. Tindakan ini dapat dilakukan untuk merangsang peristaltic usus sehingga pasien dapat defekasi (khusus untuk pasien yang mengalami sembelit) dan juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.

Tujuan
1. Merangsang buang air besar dengan merangsang peristaltic usus
2. Mengosongkan usus yang digunakan sebelum tindakan pembedahan.

Alat dan Bahan
1. Spuit gliserin
2. Gliserin dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Pengalas
5. Sampiran
6. Sarung tangan
7. Tisu
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan , tutup pintu bila pasien dalam ruang pribadi atau pasang sampiran bila pasien di rawat dalam bangsal umum.
4. Atur posisi pasien ( miring ke kiri)
5. Pasang pengalas di area gluteal
6. Siapkan bengkok di dekat pasien
7. Spuit diisi gliserin 10 – 20 cc
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukan gliserin perlahan ke dalam anus dengan cara tangan kiri merenggangkan daerah anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit di arahkan ke depan dan anjurkan pasien bernafas dalam.
10. Setelah selesai cabut dan masukan spuit ke dalam bengkok. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot bila pasien tidak mampu ke toilet. Kemudian bersihkan daerah perineum dengan air hingga bersih lalu keringkan dengan tisu.
11. Bereskan alat-alat dan cuci tangan
12. Catat jumlah feces , warna, konsistensi dan respons pasien.

EVAKUASI FECES SECARA MANUAL
Prosedur ini merupakan tindakan memasukan jari ke dalam rectum pasien. Tindakan ini digunakan untuk mengambil atau menghancurkan massa feces sekaligus mengeluarkannya.
Indikasi tindakan ini adalah bila massa feces terlalu besar dan pemberian enema tidak berhasil, konstivasi pada lansia.
Alat dan Bahan
1. Sarung tangan
2. Minyak pelumas / jeli
3. Alat penampung atau pispot
4. Pengalas
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan dan beri minyak pelumas atau jeli pada jari telunjuk. Atur posisi miring dengan lutut flexi.
4. Masukan jari ke dalam rectum dan dorong dengan perlahan sepanjang dinding rectum ke arah massa feces yang impaksi
5. Secara perlahan lunakan massa dengan masase daerah feces yang impaksi (arahkan jari pada inti yang keras)
6. Berikan pispot bila terasa ingin defekasi atau bantu ke toilet
7. Bereskan alat-alat dan kemudian cuci tangan.
8. Catat jumlah feces yg keluar, warna, kepadatan (impaksi) serta respon pasien terhadap prosedur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi Baru Lahir

AC SPLIT

Menghitung Headloss