Belajar Bahasa Jepang

Apa itu hiragana?
Hiragana adalah alfabet fonetis dasar di bahasa Jepang. Seluruh huruf hiragana melambangkan semua suara yang muncul di bahasa Jepang. Jadi, sebetulnya bisa saja bahasa Jepang ditulis hanya dengan hiragana. Namun, karena spasi tidak digunakan di bahasa Jepang, menggunakan hiragana saja akan menghasilkan kalimat yang susah dibaca.

Di bawah terdapat tabel hiragana beserta pelafalannya. Cara membaca tabelnya adalah dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri, sama seperti cara membaca banyak buku bahasa Jepang (termasuk komik). Di bahasa Jepang, menulis guratan-guratan dari suatu huruf dengan urutan dan arah yang benar sangatlah penting. Karena tulisan tangan sedikit berbeda dengan tulisan cetak (sebagaimana huruf 'a'), kamu perlu mencari sumber seperti situs atau buku yang mengajarkan cara menulis huruf-huruf tersebut. Perlu juga saya tekankan bahwa kamu harus mempelajari pengucapan yang benar dari huruf-huruf tersebut. Karena semua kata di bahasa Jepang disusun dari suara-suara tersebut, salah mengucapkan suatu huruf akan merusak fondasi terdasar pelafalan kamu.
Tabel Hiragana 1
n w r y m h n t s k

(n) わ ら や ま は な た さ か あ a
ゐ* り み ひ に ち
(chi) し
(shi) き い i
る ゆ む ふ
(fu) ぬ つ
(tsu) す く う u
ゑ* れ め へ ね て せ け え e
を ろ よ も ほ の と そ こ お o
* = usang (tidak dipakai lagi)
Hiragana tidaklah terlalu susah, sehingga ada banyak situs dan program gratis yang mengajarkannya. Saya sangat menyarankan kamu pergi ke situs ini untuk mendengar pelafalan tiap hurufnya. Bagian yang relevan adalah 2.1 sampai 2.11. Saya juga menyarankan kamu merekam suaramu sendiri dan membandingkannya dengan suara yang benar.
Saat berlatih menulis hiragana, jangan lupa bahwa urutan dan arah penulisan guratannya tidak boleh semaunya sendiri. Lihat, saya bahkan membuat tulisannya miring, digarisbawahi, dan ditebali untuk menekankan hal tersebut. Percayalah, kamu akan menemukan bahwa hal tersebut memang penting saat membaca tulisan tangan terburu-buru orang lain yang mirip cakar ayam. Satu-satunya hal yang akan membantumu adalah bahwa setiap orang menulis hiragana dengan urutan guratan yang sama, sehingga "aliran" garis-garisnya konsisten dari satu orang ke orang lain. Saya sangat menyarankan bahwa kamu mempelajari cara menulis yang benar sejak awal untuk menghindari kebiasaan menulis yang salah. Kunjungi situs ini untuk melihat animasi cara menulis tiap huruf.
Beberapa contoh kata yang bisa kamu tulis dengan huruf-huruf pada tabel di atas adalah 「あい」 (cinta), 「うつくしい」 (indah), うたう (bernyanyi), dan 「たかはし」 (salah satu nama keluarga yang umum di Jepang).
※ Sebagai pengetahuan, ada puisi Jepang kuno bernama 「いろは」 yang dulunya dijadikan dasar untuk mengurutkan huruf-huruf hiragana. Puisi itu memuat setiap huruf hiragana kecuali 「ん」 karena mungkin pada waktu itu belum ada. Kamu bisa melihat puisi tersebut di artikel Wikipedia ini. Seperti yang ditulis di artikel tersebut, kadang-kadang urutan "iroha" ini masih dipakai, jadi tidak ada salahnya melihat-lihat.
Catatan
1. Kunjungi situs ini untuk mendengar pelafalan setiap huruf hiragana. Berkas-berkas suaranya ada mulai dari 2.1 sampai 2.11. Kalau kamu tidak bisa mendapatkan berkas suaranya, ikuti panduan membacanya di bawah.
2. Kecuali 「し」、「ち」、「つ」、「ふ」dan 「ん」、 kamu bisa tahu bagaimana suatu huruf dibunyikan dengan memasangkan konsonan yang ada di atas tabel dengan vokal yang ada di kanan tabel. Sebagai contoh, 「ま」 (konsonan "m", vokal "a") dibaca "ma" dan 「き」 (konsonan "k", vokal "i") dibaca "ki".
3. Sebagaimana tertulis di tabel, beberapa suara memiliki perkecualian. Sebagai contoh, 「ち」 dibaca "chi" bukan "ti" dan 「つ」 dibaca "tsu" bukan "tu".
4. 「し」 dibaca seperti "syi" pada "syirik"
5. 「ち」 dibaca seperti "ci" pada "cicak"
6. Suara "r" di Jepang tidak sama dengan suara "r" di bahasa Indonesia. Getarannya lebih halus, dan berada di antara suara "l" dan "r"-nya bahasa Indonesia. Hati-hati dengan pelafalan semua huruf di kolom tersebut.
7. Vokal "e" di Jepang terdengar seperti suara "e" pada "enak" dan BUKAN seperti pada "elus". Jadi sebagai contoh, へ dibaca seperti "he" pada "heran" dan BUKAN seperti pada "helai".
8. Camkan baik-baik beda pelafalan antara "tsu" dengan "su".
9. Suara "t" pada 「つ」 akan menempel pada huruf yang mendahuluinya. Sebagai contoh, 「まつ」 (menunggu) dibaca "mat-su".
10. Huruf 「ん」 bersifat khusus karena jarang digunakan sendiri dan tidak memiliki suara vokal. Huruf tersebut ditempel di belakang huruf lain untuk membuat suara mati "n". Sebagai contoh, 「て」 dibaca "te" sehingga 「てん」 (titik) dibaca "ten". 「へん」 (aneh) dibaca "hen", 「わん」 (teluk) dibaca "wan", dan seterusnya.
11. Huruf 「ん」 akan disuarakan "m" pada kata-kata tertentu, misalnya 「しんまい」 (pemula) yang dibaca "shimmai". 「ん」 juga dibaca "ng" pada kata-kata tertentu, misalnya 「まんかい」 (mekar penuh) yang dibaca "mangkai". Sebetulnya ada aturan perubahan suaranya, namun cara terbaik untuk menguasainya adalah dengan banyak mendengar bahasa Jepang. Kalau telinga kamu sudah terbiasa, nantinya kamu akan paham aturan tersebut di bawah sadar dan bisa melafalkan 「ん」 dengan benar secara otomatis.
12. Sekali lagi, kamu harus menuliskan guratan-guratannya dengan urutan dan arah yang benar! Kunjungi situs ini untuk mempelajarinya.
Suara-suara modifikasi
Setelah menghafal semua huruf hiragana pada tabel di atas, kamu hampir selesai mempelajari alfabetnya tetapi belum semua suaranya. Ada lima suara konsonan lain yang didapat dengan menambahkan dua garis kecil yang mirip tanda kutip 「゛」 yaitu dakuten (濁点) atau lingkaran kecil 「゜」 yang disebut handakuten (半濁点). Kalau kamu mencoba melafalkannya, kamu akan sadar bahwa suara-suara modifikasi tersebut dibunyikan dengan gerakan lidah yang mirip dengan suara aslinya. Sebagai contoh, coba bandingkan gerakan lidahmu saat mengucapkan 「た」 (ta) dan suara modifikasinya 「だ」 (da). Secara teknis, suara-suara modifikasi ini dinamakan "suara yang dibunyikan" (voiced) yang di bahasa Jepang adalah 濁り (nigori, berlumpur).
Secara umum, perubahan suara yang mungkin adalah k→g, s→z, t→d, h→b, dan h→p. Seperti pada tabel sebelumnya, ada juga beberapa perkecualian. Semua konsonan berlumpur tersebut ada di tabel berikut:
Suara konsonan berlumpur
p b d z g
ぱ ば だ ざ が a
ぴ び ぢ
(ji) じ
(ji) ぎ i
ぷ ぶ づ
(dzu) ず ぐ u
ぺ べ で ぜ げ e
ぽ ぼ ど ぞ ご o
Beberapa contoh kata yang bisa dibentuk dengan huruf-huruf baru tersebut adalah ばか (bodoh), おどる (menari), dan いご (suatu permainan papan yang populer di Jepang).
Catatan
1. Kunjungi situs ini untuk mendengar suara-suara baru tersebut. Suara-suaranya ada di akhir bagian 2.2, 2.3, 2.4, dan 2.6.
2. Perhatikan bahwa bunyi 「ぢ」 pada dasarnya sama dengan 「じ」 yaitu "ji", dan 「づ」 diucapkan seperti "dzu".
3. Suara "ji" pada kebanyakan kata umumnya dituliskan dengan 「じ」. Contohnya adalah 「かんじ」 (huruf China). Contoh kata yang menggunakan 「ぢ」 adalah 「ちぢれげ」 (rambut keriting).
「や」、「ゆ」、dan 「よ」 kecil
Kamu juga bisa menggabungkan suatu konsonan dengan suara "ya", "yu", "yo" dengan cara menempelkan 「や」、「ゆ」、atau 「よ」 kecil di belakang huruf-huruf dengan vokal "i". Sebagai contoh, 「きや」 dibaca "kiya" sedangkan 「きゃ」 dibaca "kya". Jadi sebetulnya suaranya sama dengan membaca cepat gabungan versi huruf besarnya.
Semua kombinasi や、ゆ、dan よ kecil yang mungkin
p b j g r m h n c s k
ぴゃ びゃ じゃ
(ja) ぎゃ りゃ みゃ ひゃ にゃ ちゃ
(cha) しゃ
(sha) きゃ ya
ぴゅ びゅ じゅ
(ju) ぎゅ りゅ みゅ ひゅ にゅ ちゅ
(chu) しゅ
(shu) きゅ yu
ぴょ びょ じょ
(jo) ぎょ りょ みょ ひょ にょ ちょ
(cho) しょ
(sho) きょ yo
Beberapa contoh kata yang bisa dituliskan adalah かしゅ (penyanyi), じゅばく (sihir), dan きょねん (tahun lalu).
Catatan
1. Seperti tabel sebelumnya, pasangkan konsonan di atas dengan vokal di kanan. Sebagai contoh, 「きゃ」 dibaca "kya".
2. Beberapa gabungan memiliki alternatif pengejaan dalam huruf latin. Sebagai contoh, ada juga yang menuliskan 「じゃ」 sebagai "jya". Di tabel diberikan penulisan yang paling umum.
3. Kunjungi situs ini untuk mendengar pengucapan suara-suara yang baru ini. Penulisnya memilih untuk menyertakan 「ぢゃ」、「ぢゅ」、dan 「ぢょ」 tapi kombinasi-kombinasi tersebut sebetulnya tidak pernah dipakai karena ada 「じゃ」、「じゅ」、dan 「じょ」.
4. Suara 「しゃ」、「しゅ」、dan 「しょ」 terdengar seperti "sya" (syair), "syu" (syukuran), dan "syo" (bahasa Inggris show).
5. Suara 「ちゃ」、「ちゅ」、dan 「ちょ」 terdengar seperti "ca" (cacing), "cu" (culik), dan "co" (coret).
「つ」 kecil
「つ」 kecil diselipkan di antara dua huruf untuk membawa suara konsonan huruf kedua ke akhir dari huruf pertama. Sebagai contoh, kalau kamu memasukkan 「つ」 kecil di antara 「き」 dan 「と」 untuk membuat 「きっと」 (pasti), maka suara konsonan "t" dibawa ke akhir dari huruf pertama sehingga menjadi "kitto". Contoh lainnya adalah 「かっぱ」 (sejenis monster) yang dibaca "kappa" dan 「ぎゅっと」 (dengan erat) yang dibaca "gyutto". Saya telah membuat berkas mp3 yang menggambarkan beda pelafalan antara 「もと」 dengan 「もっと」. Kalau kamu bertanya-tanya, ya, keduanya adalah kata nyata dan ya, keduanya memiliki arti sendiri-sendiri.
Untuk menggandakan konsonan "n", yang digunakan adalah 「ん」. Sebagai contoh, penulisan "onna" (perempuan) adalah 「おんな」, BUKAN 「おっな」.
Catatan
1. 「つ」 kecil dipakai untuk membawa suara konsonan dari huruf kedua ke akhir huruf pertama. Contohnya, 「なっち」 dibaca "nacchi".
2. Unduh berkas mp3 ini untuk mendengar beda antara 「もと」 (sumber) dengan 「もっと」 (lebih).
3. 「ん」 digunakan untuk menggandakan konsonan "n". Contohnya adalah 「だんな」 (suami).
4. Suara konsonan ganda ini terdengar seperti suara terpotong. Ingatlah untuk memotong dengan konsonan yang benar, yaitu konsonan huruf kedua.
Suara vokal panjang
Kamu hampir selesai! Di bagian ini, kita akan membahas suara vokal panjang yang sebetulnya hanyalah memperpanjang lama pengucapan suara vokal. Kamu bisa memperpanjang suara vokal suatu huruf dengan 「あ」、「い」、atau 「う」, tergantung huruf yang ingin diperpanjang. Panduannya adalah tabel berikut:
Memperpanjang suara vokal
Suara vokal Pembuat panjang
"a" あ
"i"/"e" い
"u"/"o" う
Sebagai contoh, kalau kamu ingin memperpanjang suara "a" dari 「か」, maka kamu tinggal menambah 「あ」 sehingga hasilnya 「かあ」. Contoh lainnya adalah 「き」→「きい」, 「く」→「くう」, 「け」→「けい」, 「こ」→「こう」, dan 「さ」→「さあ」. Penalarannya cukup mudah. Coba ucapkan 「か」 dan 「あ」 secara terpisah. Lalu ucapkan mereka secara berurutan secepat mungkin. Kamu akan sadar bahwa kedengarannya persis seperti kamu mengucapkan "ka" untuk jangka waktu yang lebih panjang. Kamu bisa mencoba latihan ini dengan suara vokal lainnya. Ingatlah bahwa kamu sebetulnya mengucapkan dua huruf tapi dengan batas yang samar. Bahkan, kamu mungkin tidak perlu berpikir keras tentang vokal panjang dan cukup mengucapkan dua hurufnya dengan cepat untuk mendapatkan suara yang benar.
Sebagai tambahan, walaupun suara vokal "e" yang diikuti 「い」 umumnya dianggap sebagai suara vokal panjang, pengucapannya sebetulnya adalah suara "e" yang tersambung secara mulus dengan "i". Sebagai contoh, pengucapan 「せい」 pada 「せんせい」 (guru) mirip dengan bahasa Inggris "say" yang diucapkan dengan panjang.
Menahan suara vokalnya cukup lama adalah hal yang sangat penting, sebab salah-salah kamu bisa mengucapkan "sini" (ここ) padahal yang kamu maksud adalah "SMU" (こうこう). Atau kamu bisa membuat "nenek" (おばあさん) tertukar dengan "bibi" (おばさん).
Ada beberapa kasus di mana suara "e" diperpanjang dengan menambahkan 「え」 dan suara "o" diperpanjang dengan 「お」. Beberapa contohnya adalah 「おねえさん」 (kakak perempuan), 「おおい」 (banyak), dan 「おおきい」 (besar). Perhatikan perkecualian-perkecualian tersebut, tapi tidak usah terlalu khawatir karena jumlahnya tidak terlalu banyak.
Apa itu Katakana?
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, katakana digunakan terutama untuk kata yang diimpor dari bahasa asing. Kata-kata impor tersebut banyak yang berasal dari bahasa Inggris. Katakana juga bisa digunakan untuk menekankan kata-kata tertentu sebagaimana penggunaan huruf tebal. Untuk daftar penggunaan yang lebih lengkap, kamu bisa melihat artikel Wikipedia mengenai katakana
Katakana melambangkan suara-suara yang sama dengan hiragana, namun tentu saja semua hurufnya berbeda. Kalau dipikir-pikir, ini tidaklah aneh karena di bahasa Indonesia juga terdapat dua jenis huruf yaitu huruf besar dan huruf kecil yang sebetulnya melambangkan suara yang sama.
Karena kata-kata bahasa asing harus dipaksa mengikuti kombinasi konsonan+vokal bahasa Jepang, banyak yang mengalami perubahan radikal sampai-sampai pembicara bahasa aslinya tidak bisa menyadarinya dengan mudah. Sebagai hasilnya, penggunaan katakana sangatlah susah bagi pengguna bahasa Inggris, karena mereka berprasangka kata-kata dari bahasa Inggris terdengar seperti... bahasa Inggris. Jadi, lebih baik melupakan kata bahasa Inggris aslinya dan perlakukan kata-kata impor tersebut sebagai kata bahasa Jepang. Kalau tidak, kamu bisa memiliki kebiasaan mengucapkannya dengan pelafalan bahasa Inggrisnya (dan orang Jepang belum tentu paham hal tersebut).
Tabel katakana
n w r y m h n t s k

(n) ワ ラ ヤ マ ハ ナ タ サ カ ア a
ヰ* リ ミ ヒ ニ チ
(chi) シ
(shi) キ イ i
ル ユ ム フ
(fu) ヌ ツ
(tsu) ス ク ウ u
ヱ* レ メ ヘ ネ テ セ ケ エ e
ヲ ロ ヨ モ ホ ノ ト ソ コ オ o
* = usang atau jarang dipakai
Katakana jauh lebih sulit dikuasai dibanding hiragana karena hanya digunakan untuk kata-kata tertentu, sehingga kesempatan untuk berlatih membacanya lebih jarang. Untuk belajar urutan guratannya (ya, kamu juga perlu melakukannya untuk katakana) kunjungi situs ini.
Lalu, karena bahasa Jepang tidak memiliki spasi, kadang-kadang simbol 「・」 digunakan untuk menunjukkan batas kata misalnya pada 「ロック・アンド・ロール」 (rock and roll). Penggunaan simbol tersebut tidak mutlak, jadi kadang-kadang tidak digunakan apapun untuk menggantikan spasi pada istilah aslinya.
Catatan
1. Semua suaranya sama dengan hiragana.
2. Empat huruf 「シ」、「ン」、「ツ」、dan 「ソ」 sangat mirip satu sama lain. Pada dasarnya, bedanya adalah dua huruf pertama lebih "horizontal" dibanding dua huruf terakhir. Garis kecilnya digambar lebih mendatar dan lengkungan panjangnya digambar dari bawah ke atas. Dua huruf terakhir memiliki garis kecil yang hampir vertikal dan lengkungan panjangnya digambar dari atas ke bawah. Huruf-huruf ini susah dibedakan sehinggan dibutuhkan kesabaran dan banyak latihan.
3. Kamu juga perlu hati-hati dengan 「ノ」、「メ」、dan 「ヌ」, juga 「フ」、「ワ」、 dan 「ウ」. Ya, mereka mirip-mirip dan sayangnya kita tidak bisa melakukan apa-apa.
4. Kamu harus belajar urutan dan arah guratannya! Kunjungi situs ini untuk mempelajarinya.
5. Kadang-kadang 「・」 digunakan untuk menggantikan spasi pada bahasa aslinya.
Suara vokal panjang
Pada katakana, vokal panjang menjadi sangat sederhana. Kamu tidak perlu berpikir huruf mana yang harus digunakan untuk memperpanjang suara vokal, karena semua suara vokal panjang dilambangkan dengan garis panjang ini: ー.
Catatan
1. Semua suara vokal panjang pada katakana dilambangkan dengan garis. Sebagai contoh, "cute" (imut) pada katakan ditulis 「キュート」.
「ア、イ、ウ、エ、オ」 kecil
Karena keterbatasan suara-suara hiragana, pada perkembangannya dibuat beberapa kombinasi baru untuk membuat suara-suara yang aslinya tidak ada di bahasa Jepang. Yang paling utama adalah tidak adanya suara "ti", "di", "tu", dan "du" (karena yang ada adalah "chi", "ji", "tsu", dan "dzu") beserta suara "f" kecuali 「ふ」. Konsonan "sh", "j", dan "ch" juga tidak memiliki gabungannya dengan vokal "e". Untuk mengatasi hal tersebut, keputusannya adalah dengan menambahkan versi kecil dari kelima suara vokal. Huruf-huruf kecil tersebut juga bisa digabungkan dengan suara konsonan "w" untuk menggantikan huruf-huruf yang sudah usang. Sebagai tambahan, 「ウ」 bisa diberi dakuten sehingga menjadi 「ヴ」 yang bisa digabung dengan 「ア、イ、エ、オ」 kecil untuk membuat suku kata dengan konsonan "v". Tapi suara "v" tersebut tidak banyak dipakai, mungkin karena orang Jepang masih susah mengucapkan "v" dan lebih memilih untuk mendekatinya dengan suara "b". Sebagai contoh, "volume" dalam bahasa Jepang dituliskan sebagai 「ボリューム」 (boryuumu), menggunakan suara "b" dan bukan "v". "violin" bisa ditulis baik 「バイオリン」 (baiorin) maupun 「ヴァイオリン」 (vaiorin), dan tidak masalah menggunakan yang mana karena pada akhirnya kebanyakan orang Jepang akan membaca yang manapun dengan suara "b". Pada tabel berikut, suara-suara yang dulunya tidak ada disorot. Suara lain yang sudah ada digunakan sesuai keperluan.
Suara tambahan
v w f ch d t j sh
ヴァ ワ ファ チャ ダ タ ジャ シャ a
ヴィ ウィ フィ チ ディ ティ ジ シ i
ヴ ウ フ チュ ドゥ トゥ ジュ シュ u
ヴェ ウェ フェ チェ デ テ ジェ シェ e
ヴォ ウォ フォ チョ ド ト ジョ ショ o
Catatan
1. Perhatikan bahwa tidak ada suara "wu". Sebagai contoh, katakana untuk "woman" (wanita) adalah 「ウーマン」 (uuman).
2. Walaupun suara "tu" (seperti pada "tubuh") bisa dibuat dengan 「トゥ」, sebelum kombinasi tersebut ada digunakan 「ツ」 (tsu) untuk mendekati suara tersebut. Setelah kombinasi 「トゥ」 dibuat, kata-kata yang terlanjur menggunakan 「ツ」 tidak berganti. Contohnya adalah "tool" (alat) yang ditulis 「ツール」 (tsuuru) dan "tour" (tur) yang ditulis 「ツアー」 (tsuaa).
3. Di zaman kuno, tanpa suara-suara baru ini seringkali tidak ada pilihan selain mengambil huruf-huruf dari tabel tanpa memperhatikan pengucapan yang sebenarnya. Di bangunan kuno, kamu mungkin masih bisa melihat 「ビルヂング」 (birujingu) dan bukan ejaan modernnya 「ビルディン グ」 (birudingu). Kebetulan, ini adalah kasus yang terjadi di bangunan Shin-Maru di seberang stasiun Tokyo tempat saya bekerja. Ironisnya, huruf pertama Shin-Maru (新丸) berarti "baru".
Beberapa contoh kata yang menggunakan katakana
Mengubah kata bahasa Inggris menjadi bahasa Jepang adalah keahlian yang memerlukan cukup banyak latihan dan keberuntungan. Untuk mengenalkan kamu bagaimana kata-kata Inggris dijepangkan, inilah beberapa contoh kata dalam katakana. Kadangkala kata katakananya bukanlah bahasa Inggris yang benar atau artinya berbeda dari kata bahasa Inggrisnya. Tentu saja, tidak semua kata katakana diturunkan dari bahasa Inggris.
Contoh kata katakana
Bahasa Inggris Bahasa Jepang
America (Amerika) アメリカ
Russia (Rusia) ロシア
India インド
Indonesia インドネシア
cheating (curang) カンニング (cunning)
tour (tur) ツアー
company employee
(pegawai kantoran) サラリーマン (salary man)
Mozart モーツァルト
car horn (klakson) クラクション (klaxon)
sofa ソファ or ソファー
Halloween ハロウィーン
French fries
(kentang goreng) フライドポテト (fried potato)
Apa itu Kanji?
Di bahasa Jepang, hampir semua nomina dan akar dari verba dan adjektiva ditulis dengan huruf China yang dinamakan kanji. Adverbia juga cukup sering ditulis dalam kanji. Ini berarti kamu perlu mempelajari huruf-huruf China untuk bisa melek huruf. Tapi tidak semua kata ditulis menggunakan kanji. Sebagai contoh, verba 'melakukan' sebetunya punya kanji, namun selalu ditulis menggunakan hiragana. Untuk menentukan apakah suatu kata harus ditulis menggunakan hiragana atau kanji, diperlukan pertimbangan kata per kata dan pengetahuan tentang bagaimana suatu kata biasanya ditulis. Tapi, sebagian besar kata bahasa Jepang yang memiliki kanji hampir selalu ditulis menggunakan kanji. (buku anak-anak dan beberapa bacaan lain di mana pembacanya tidak diharapkan tahu banyak kanji adalah perkecualian)
Tutorial ini akan menggunakan kanji sejak awal untuk membantu kamu latihan membaca bahasa Jepang "asli" secepat mungkin. Oleh karenanya, kita akan membahas beberapa sifat kanji dan mengenal beberapa strategi untuk mempelajarinya dengan cepat dan efisien. Menguasai kanji bukanlah hal yang mudah, tapi dengan usaha yang giat siapapun bisa mencapainya. Bagian tersusah dari perjalanan ini adalah menguasai kemampuan belajar kanji dan masalah waktu. Secara kasarnya, agar hafalan kanji kita tidak berhenti hanya sampai ingatan jangka pendek, kamu perlu belajar banyak dan yang paling penting untuk jangka waktu yang panjang. Yang saya maksud bukanlah belajar lima jam tiap hari namun mengulas cara menulis kanji sekali tiap beberapa bulan sampai kamu yakin bahwa kamu kanji tersebut benar-benar telah tertanam dalam ingatan. Tidak ada alasan baik untuk menunda pekerjaan besar mempelajari kanji sampai "tingkat lanjut". Dengan mempelajari kanji bersamaan dengan kosakata baru sejak awal, tugas besar menguasai kanji bisa dibagi menjadi tahap-tahap kecil yang lebih mudah dikelola, dan waktu tambahan tersebut membantu melekatkan kanji yang telah dipelajari ke ingatan permanen.
Sebagai tambahan, mengetahui kanji akan sangat membantu kamu mempelajari kata-kata baru, yang seringkali merupakan gabungan dari kanji-kanji yang telah kamu pelajari. Contohnya, kalau kamu telah mengetahui kanji "bergerak" 動 (どう), kanji "menanam" 植 (しょく), dan kanji "benda" 物 (ぶつ), maka pengetahuan tersebut akan membantu kamu mempelajari bahasa Jepang "binatang" yaitu 動物 (どうぶつ) dan "tumbuhan" yaitu 植物 (しょくぶつ). Ya, di bahasa Jepang binatang adalah "benda yang bergerak" dan tanaman adalah "benda yang ditanam"! Kalau kamu mempelajari kanji belakangan, keuntungan ini tidak akan diperoleh.
Mempelajari Kanji
Semua materi yang kamu butuhkan untuk mulai belajar kanji tersedia di internet dengan gratis di Jim Breen's WWWJDIC. Selain kamusnya yang besar, situs tersebut punya diagram urutan guratan untuk 1.945 kanji jouyou (hampir seluruh kanji yang akan kamu jumpai). Terutama bagi yang baru mulai belajar, kamu perlu menulis setiap kanji berulang-ulang untuk menghafalkan urutan guratannya. Kemampuan penting lainnya adalah mempelajari cara menyeimbangkan tiap huruf sehingga bagian-bagiannya tidaklah terlalu besar maupun kecil. Jadi pastikan untuk meniru hurufnya semirip mungkin dengan contoh yang ada. Pada akhirnya, kamu akan otomatis menguasai cara menulis bagian-bagian yang sering muncul sehingga kalau kamu menemui kanji baru kamu akan langsung tahu cara menulisnya dengan benar. Semua kanji di tutorial ini bisa dengan mudah dicari di WWWJDIC dengan copy-paste.
Membaca Kanji
Hampir semua kanji memiliki dua jenis pengucapan yaitu on-yomi (音読み) dan kun-yomi (訓読み). On-yomi adalah bacaan aslinya dari China dan kun-yomi adalah bacaan Jepangnya. Kanji yang berdiri sendiri biasanya dibaca dengan kun-yomi sedangkan kanji yang merupakan bagian dari kata gabungan atau jukugo (熟語) biasanya dibaca dengan on-yomi. Sebagai contoh, 「力」(ちから, tenaga) dibaca dengan kun-yomi sedangkan huruf yang sama di kata gabungan seperti 「能力」(のうりょく, kemampuan) dibaca dengan on-yomi (dalam kasus ini 「りょく」).
Huruf-huruf tertentu (terutama yang paling umum) bisa memiliki lebih dari satu on-yomi maupun kun-yomi. Contohnya, pada kata 「怪力」(かいりき, kekuatan super), 「力」 dibaca 「りき」 dan bukan 「りょく」 seperti pada contoh sebelumnya. Beberapa kata gabungan juga punya bacaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan bacaan huruf-huruf pembentuknya. Contohnya adalah 「今朝」 yang berarti "pagi ini" dan dibaca 「けさ」. Bacaan khusus ini harus dihafalkan secara terpisah. Untungnya, bacaan khusus tersebut jarang-jarang.
Kun-yomi juga digunakan untuk adjektiva dan verba. Kata-kata tersebut sering diakhiri oleh sejumlah hiragana yang disebut okurigana (送り仮名). Bacaan yang termuat di dalam huruf Chinanya akan tetap sama walaupun katanya dikonjugasi ke berbagai macam bentuk. Sebagai contoh, bentuk lampau verba "makan" 「食べる」(たべる) adalah 「食べた」(たべた). Walaupun verbanya berubah bentuk, 「食」 tetap dibaca sama yaitu 「た」.
Konsep lain yang pada awalnya susah ditangkap adalah bacaan suatu kanji bisa sedikit berubah di dalam kata gabungan agar katanya lebih mudah diucapkan. Perubahan yang umum terjadi contohnya suara "h" berubah menjadi "b" atau "p" dan 「つ」 yang menjadi 「っ」. Contohnya adalah 「一杯」(いっぱい, segelas)、「徹底」(てってい, seksama)、dan 「学校」(がっこう, sekolah).
Aspek menyenangkan kanji yang lainnya adalah kata-kata yang arti dasarnya sama dan dibaca sama namun memiliki kanji yang berbeda untuk menyampaikan perbedaan nuansa yang tipis. Contohnya 「聞く」(きく) berarti "mendengar" dan begitu juga 「聴く」(きく). Bedanya adalah 「聴く」 berarti kita lebih memperhatikan yang didengarkan. Misalnya, pada kasus mendengar musik yang digunakan hampir selalu 「聴く」 dan bukan 「聞く」. 「聞く」 juga bisa berarti "bertanya", namun 「訊く」(きく) selalu berarti "bertanya". Contoh lainnya adalah 「見る」(みる) yang berarti "melihat", namun untuk melihat pertunjukan misalnya film bioskop sering digunakan kanji lain yaitu 「観る」(みる). Contoh menarik lain adalah 「書く」(かく) yang berarti "menulis" dan 「描く」(かく) yang berarti "menggambar". Ada juga kasus di mana arti dan kanjinya tetap tapi bacaanya bermacam-macam, misalnya "hari ini" 「今日」 yang bisa dibaca 「きょう」、「こんじつ」、maupun 「こんにち」. Dalam kasus ini, sebetulnya tidak masalah bacaan mana yang dipakai, walaupun bacaan tertentu lebih dipilih pada situasi tertentu.
Terakhir, ada satu huruf 々 yang mungkin lebih merupakan tanda baca. Tanda tersebut berarti bahwa huruf sebelumnya diulang. Contohnya, 「時時」、「様様」、「色色」、dan 「一一」 bisa dan biasanya ditulis sebagai 「時々」、「様々」、「色々」、「一々」.
Selain "fitur-fitur" kanji yang telah disebutkan, masih ada beberapa keanehan dan kejutan menyenangkan yang akan kamu temui saat kamu memperdalam studi bahasa Jepangmu. Silahkan putuskan sendiri apakah pernyataan tersebut merupakan sarkasme. Namun, janganlah takut dan menganggap bahwa bahasa Jepang susahnya minta ampun. Kebanyakan kata di bahasa ini hanya memiliki satu penulisan kanji dan kebanyakan kanji hanya memiliki dua bacaan.
Kenapa Kanji?
Beberapa orang merasa bahwa sistem yang menggunakan simbol-simbol tak beraturan dan bukan alfabet yang sistematis bersifat kuno dan rumit secara berlebihan. Dan memang, mungking mengadopsi huruf China untuk bahasa Jepang bukanlah ide yang baik karena kedua bahasa tersebut strukturnya berbeda secara mendasar. Tapi tujuan tutorial ini bukanlah untuk mendebat keputusan yang telah dibuat beribu-ribu tahun yang lalu tetapi untuk menjelaskan kenapa kamu harus belajar kanji untuk menguasai bahasa Jepang. Dan saya berharap untuk menjelaskan lebih dari sekedar "memang harus begitu jadi lakukan saja!".
Beberapa orang merasa bahwa seharusnya bahasa Jepang berganti dari huruf China ke romaji sehingga orang-orang asing tidak perlu dipusingkan dengan huruf-huruf kompleks. Pada kenyataannya, bahasa Korea relatif baru-baru ini sukses besar berpindah ke sistem penulisannya sendiri untuk menyederhanakan bahasa tertulisnya yang dulu juga menggunakan huruf China. Lalu mengapa hal ini tidak bisa terjadi untuk bahasa Jepang? Saya rasa pemerintah sebetulnya telah mencoba mengganti kanji dengan romaji sesaat setelah perang dunia kedua namun tidak menjumpai keberhasilan. Pasti seseorang yang telah mengetik cukup banyak bahasa Jepang di komputer bisa tahu kenapa hal tersebut tidak berhasil. Saat kamu berusaha mengkonversi hiragana menjadi kanji, kamu hampir selalu disogohi paling tidak dua pilihan (homofon) dan kadang bisa sampai sepuluh (coba ketik kikan). 46 atau berapalah jumlah suara di bahasa Jepang sangatlah sedikit, sehingga susah untuk menghindari homofon. Bandingkan dengan bahasa Korea yang memiliki 14 konsonan dan 10 vokal. Masing-masing konsonan ini bisa dipasangkan dengan vokal manapun sehingga ada 140 suara. Sebagai tambahan, konsonan ketiga bahkan keempat bisa ditambahkan untuk menghasilkan suatu huruf. Ini memberikan jumlah suara teoritis yang lebih dari 1960. (jumlah suara yang benar-benar dipakai jauh lebih sedikit, tapi saya tidak tahu berapa pastinya)
Karena orang ingin membaca jauh lebih cepat dibanding saat berbicara, diperlukan sejenis petunjuk visual untuk memungkinkan pengenalan kata secara instan. Kamu bisa menggunakan bentuk kata di bahasa Indonesia untuk ngebut melintasi tulisan karena sebagian besar kata memiliki bentuk berbeda. Coba latihan kecil ini: hlao, waalupun seuma ktaa di kmaliat ini ejaanyna sahla, apkaah kmau mahsi bias membcaaku? Di bahasa Korea petunjuk visual ini juga ada karena bahasa tersebut memiliki jumlah huruf yang cukup banyak untuk membedakan bentuk-bentuk kata. Namun, karena petunjuk visualnya tidak sejelas kanji, spasi perlu digunakan untuk menghilangkan ambiguitas. (kapan di di mana menggunakan spasi ternyata menjadi masalah tersendiri)
Dengan kanji, bahasa Jepang tidak perlu dipusingkan oleh spasi dan banyak masalah yang berkaitan dengan homofon terselesaikan. Tanpa kanji, bahkan dengan bantuan spasi, ambiguitas dan kurangnya petunjuk visual akan menjadikan tulisan Jepang sangat susah dibaca.
Struktur tata bahasa dasar
Setelah belajar menulis bahasa Jepang, kita bisa mulai membahas tata bahasa dasarnya. Bagian ini terutama meninjau semua jenis kata: nomina, adjektiva, verba, dan adverbia. Bagian ini juga akan menjelaskan bagaimana menggabungkan jenis-jenis kata tersebut menggunakan partikel untuk membentuk kalimat yang baik. Setelah menyelesaikan bagian ini, kamu akan mendapat pemahaman dasar tentang cara kerja bahasa Jepang dan tentang cara mengekspresikan hal-hal sederhana menggunakan bahasa Jepang.
Isi bagian ini
• Menyatakan "adalah" dan "bukanlah" - Kita akan belajar menyatakan keadaan benda: apakah sesuatu memang sesuatu atau bukan sesuatu.
• Pengenalan pada partikel (は、も、が) - Bab ini menjelaskan cara menyatakan hubungan antar bagian kalimat dengan partikel topik maupun pengidentifikasi 「は」、「も」、dan 「が」.
• Adjektiva - Mengulas sifat-sifat utama adjektiva. Kita akan belajar cara menggambarkan nomina dengan memodifikasinya langsung maupun dengan menggunakan partikel.
• Dasar-dasar verba - Mengulas sifat-sifat utama verba. Di bagian ini pengelompokan verba akan dibahas sehingga memungkinkan kita belajar aturan konjugasinya dengan mudah.
• Bentuk negatif verba - Membahas konjugasi negatif untuk verba. Kita akan belajar merubah kalimat "Saya akan pergi." menjadi "Saya tidak akan pergi."
• Bentuk lampau verba - Mengajarkan aturan konjugasi bentuk lampau verba. Kita akan belajar merubah kalimat "Saya akan pergi." menjadi "Saya waktu itu pergi."
• Partikel untuk verba (を、に、へ、で) - Bab ini mengulas partikel-partikel yang paling sering dikaitkan dengan verba. Kita akan belajar partikel objek langsung (を), partikel target (に), partikel arah (へ), dan partikel konteks (で).
• Verba transitif dan intransitif - Kita akan belajar verba transitif dan intransitif beserta penggunaan partikel-partikel yang sesuai untuknya.
• Klausa subordinat deskriptif dan urutan kata pada kalimat - Kita akan belajar memodifikasi nomina dengan verba atau klausa nomina terkonjugasi untuk membuat kalimat-kalimat yang lebih rumit.
• Partikel yang berkaitan dengan nomina (と、や、とか、の) - Kita akan belajar partikel yang berkaitan dengan nomina (と、や、とか、の). Substitusi nomina umum juga akan dibahas yang memungkinkan kita membuat hampir apapun menjadi topik. Penggunaan 「の」 untuk mengimplikasikan penjelasan juga akan dibahas.
• Menggunakan adverbia dan gobi - Bab yang singkat dan mudah sebagai penutup bagian ini. Bab ini mengulas cara mengubah adjektiva menjadi adverbia. Bab ini juga memperkenalkan dua akhiran kalimat yang sangat sering muncul dan berguna.
Menyatakan sesuatu memang sesuatu menggunakan 「だ」
Di bahasa Jepang, kita bisa menyatakan bahwa sesuatu memang seperti itu dengan menempelkan hiragana 「だ」 hanya ke nomina (kata benda) atau adjektiva-na (kata sifat na). Kamu akan mengerti maksud dari batasan tersebut saat nanti kita belajar berbagai macam adjektiva.
Kalau ingin sedikit analogi, bayangkan fungsi 「だ」 sebagaimana kata "adalah" pada kalimat "ini adalah ikan". Kata "adalah" menegaskan bahwa benda yang kita tunjuk itu memang merupakan ikan. Untuk adjektiva, kata yang lebih cocok adalah "bersifat", contohnya pada kalimat "dia bersifat cantik".
Menyatakan bahwa sesuatu memang begitu menggunakan 「だ」
• Tempelkan 「だ」 ke nomina atau adjektiva-na
• (1) 魚。 - Ikan.
• (2) 魚だ。 - Adalah ikan.
• (3) きれい。 - Cantik.
• (4) きれいだ。 - Bersifat cantik.
Gampang. Bisa dilihat bahwa fungsi 「だ」 adalah menyatakan keadaan benda positif. Namun ingatlah hal berikut:
Keadaan benda bisa dinyatakan tanpa menggunakan 「だ」!
Ini bukanlah hal yang asing juga di bahasa Indonesia. Di bahasa kita sendiri, kalimat "ini ikan" sudah bisa dimengerti tanpa perlu kata "adalah". Pada bahasa Indonesia, kata "adalah" membuat kalimatnya terdengar lebih formal sehingga penggunaannya lebih untuk bahasa tertulis maupun pidato. Tidak ada aspek jenis kelamin maupun kesopanan. Namun di bahasa Jepang nuansa yang diberikan jauh berbeda. Keberadaan 「だ」 membuat kalimatnya terdengar lebih tegas, memaksa, dan dengan kata lain deklaratif. Oleh karenanya, yang lebih sering menggunakan 「だ」 di akhir kalimat adalah laki-laki. Di bahasa Jepang, gaya bahasa tegas juga berarti tidak sopan. Oleh karenanya, saat nanti belajar gaya bahasa sopan kita akan melihat bahwa 「だ」 tidak digunakan sebagai akhiran kalimat. Terakhir, karena 「だ」 hanya digunakan untuk membuat pernyataan, kamu tidak bisa menggunakannya saat bertanya.
Deklaratif 「だ」 juga diperlukan di berbagai konstruksi yang mengharuskan keadaan benda dinyatakan dengan jelas. Ada juga kasus-kasus di mana kamu tidak boleh menempelkannya. Semuanya cukup merepotkan tapi untuk saat ini kamu belum perlu memikirkannya.
Konjugasi bentuk negatif
Di bahasa Jepang, bentuk negatif dan lampau dinyatakan melalui perubahan bentuk atau konjugasi. Nomina dan adjektiva bisa dikonjugasi ke bentuk negatif untuk menyatakan bahwa sesuatu bukan X dan ke bentuk lampau untuk menyatakan bahwa sesuatu dulunya X. Mungkin kedengarannya aneh, tapi konjugasi-konjugasi tersebut tidak memiliki konotasi deklaratif sebagaimana 「だ」. Di bab lain kita akan belajar bagaimana menggabungkan konjugasi tersebut dengan 「だ」 untuk membuatnya deklaratif.
Pertama, untuk bentuk negatif, kamu hanya perlu menempelkan 「じゃない」 ke nomina atau adjektiva-na. Pada bahasa Indonesia, ini akan menjadi "bukan" seperti pada "ini bukan ikan" atau "tidak" seperti pada "dia tidak cantik".
Aturan konjugasi untuk bentuk negatif
• Tempelkan 「じゃない」 ke nomina atau adjektiva-na
(例) 友達 → 友達じゃない (bukan teman)
(例) きれい → きれいじゃない (tidak cantik)
Contoh
(1) 魚じゃない。- Bukan ikan.
(2) 学生じゃない。- Bukan murid.
(3) 静かじゃない。- Tidak hening.
Konjugasi bentuk lampau
Di bahasa Indonesia, untuk menyatakan keadaan di masa lalu digunakan keterangan waktu seperti "tadi", "tahun lalu", "dulu", dan "waktu itu". Contohnya adalah "ujiannya kemarin mudah". Di bahasa Jepang, yang diperlukan adalah merubah katanya ke bentuk lampau. Pada contoh sebelumnya, "mudah" harus dikonjugasi ke bentuk lampau. Jadi walaupun kamu sudah menggunakan keterangan waktu, kamu tetap harus merubah katanya ke bentuk lampau.
Untuk mengatakan bahwa sesuatu dulunya sesuatu, 「だった」 ditempelkan ke nomina atau adjektiva-na. Kita akan secara bebas menggunakan penanda waktu "dulu" maupun "waktu itu" sebagai terjemahannya.
Untuk mengatakan bentuk negatif lampau (dulunya bukan), bentuk negatifnya dikonjugasi menjadi bentuk negatif lampau dengan membuang 「い」 dari 「じゃない」 dan menambahkan 「かった」.
Aturan konjugasi untuk bentuk lampau
1. Bentuk lampau: Tempelkan 「だった」 ke nomina atau adjektiva-na
(例) 友達 → 友達だった (dulu teman)
(例) きれい → きれいだった (dulu cantik)
2. Bentuk lampau negatif: Konjugasikan nomina atau adjektiva-na ke bentuk negatif lalu ganti 「い」 pada 「じゃない」 dengan 「かった」
(例) 友達 → 友達じゃない → 友達じゃなかった (dulu bukan teman)
(例) きれい → きれいじゃない → きれいじゃなかった (dulu tidak cantik)
(1) 魚だった。- Dulunya ikan.
(2) 学生じゃなかった。- Dulu bukan murid.
(3) 静かじゃなかった。- Waktu itu tidak hening.
Ringkasan
Kita telah belajar mengkonjugasikan keadaan benda ke empat bentuk yang mungkin. Berikutnya kita akan belajar beberapa partikel, yang memungkinkan kita memberikan peran pada kata. Inilah tabel ringkasan konjugasi yang dipelajari di bab ini.
Ringkasan konjugasi keadaan benda
Positif Negatif
Taklampau 魚(だ) Adalah ikan 魚じゃない Bukan ikan
Lampau 魚だった Dulu ikan 魚じゃなかった Dulu bukan ikan
Kosakata bab ini
Pada soal-soal di bab ini, kita akan berlatih konjugasi keadaan benda yang baru saja dipelajari. Tapi sebelumnya, kamu mungkin ingin mempelajari atau mengulas nomina-nomina berguna berikut yang akan dipakai di soal-soalnya.
Kanji
Untuk kemudahanmu, saya telah mendaftar kanji-kanji yang digunakan pada kosakata bab ini. Pranalanya akan membawa kamu ke diagram urutan guratannya. Namun, arah guratannya tidak ditunjukkan dengan jelas (walaupun kamu bisa menebak dari animasinya) jadi ceklah kamus atau sumber lain kalau kamu tidak yakin. Saya menyarankan berlatih kanji dalam konteks penggunaan nyatanya (contohnya pada penggunaannya untuk kosakata bab ini).
1. 人 - orang
2. 子 - anak
3. 小 - kecil
4. 中 - tengah
5. 大 - besar
6. 友 - teman
7. 生 - hidup
8. 先 - duluan
9. 学 - belajar
10. 校 - sekolah
11. 高 - tinggi
12. 車 - mobil
13. 供 - menemani
14. 達 - mencapai
Kosakata
Inilah daftar kata-kata yang mungkin dipakai di soal-soalnya.
1. うん - kata santai untuk "iya" (ya, he eh)
2. ううん - kata santai untuk "tidak" atau "bukan" (nggak)
3. これ - ini
4. それ - itu
5. あれ - itu yang jauh di sana
6. こう - seperti ini
7. そう - seperti itu
8. 人 【ひと】 - orang
9. 大人 【おとな】 - orang dewasa
10. 子供 【こども】 - anak/anak kecil
11. 友達 【ともだち】 - teman
12. 車 【くるま】 - mobil
13. 学生 【がくせい】 - murid
14. 先生 【せんせい】 - guru
15. 学校 【がっこう】 - sekolah
16. 小学校 【しょうがっこう】 - SD
17. 中学校 【ちゅうがっこう】 - SLTP/SMP
18. 高校 【こうこう】 - SMA/SMU
19. 大学 【だいがく】 - universitas
Latihan konjugasi 1
Kita sekarang akan berlatih konjugasi keadaan benda secara berurutan. Ambil tiap nomina dan konjugasikan ke bentuk berikut: deklaratif, negatif, lampau, lalu negatif lampau.
Contoh: 人 = 人だ、人じゃない、人だった、人じゃなかった

1. これ
deklaratif = これだ
negatif = これじゃない
lampau = これだった
negatif lampau = これじゃなかった

2. 大人
deklaratif = 大人だ
negatif = 大人じゃない
lampau = 大人だった
negatif lampau = 大人じゃなかった

3. 学校
deklaratif = 学校だ
negatif = 学校じゃない
lampau = 学校だった
negatif lampau = 学校じゃなかった

4. 友達
deklaratif = 友達だ
negatif = 友達じゃない
lampau = 友達だった
negatif lampau = 友達じゃなかった

5. 学生
deklaratif = 学生だ
negatif = 学生じゃない
lampau = 学生だった
negatif lampau = 学生じゃなかった
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan konjugasi 2
Pada latihan kedua ini, kita akan benar-benar menguji pengetahuan konjugasi dan juga kosakatamu dengan menerjemahkan beberapa kalimat bahasa Indonesia sederhana. Ingatlah bahwa walaupun keadaan benda positif taklampau sebetulnya bisa dinyatakan hanya dengan menyebutkan katanya, untuk latihan ini kita akan selalu membuatnya deklaratif. Jangan lupa bahwa ini menghasilkan kalimat yang terdengar tegas.
Contoh: Adalah murid. = 学生だ。

1. Adalah universitas. = 大学だ。
2. Bukan SMU. = 高校じゃない。
3. Dulunya guru. = 先生だった。
4. Adalah orang dewasa. = 大人だ。
5. Waktu itu bukan anak kecil. = 子供じゃなかった。
6. Waktu itu seperti ini. = こうだった。
7. Dulu bukan itu (yang jauh di sana). = あれじゃなかった。
8. Bukan SMP. = 中学校じゃない。
9. Adalah teman. = 友達だ。
10. Waktu itu bukan mobil. = 車じゃなかった。
11. Dulunya ini. = これだった。
12. Bukan seperti itu. = そうじゃない。
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan tanya jawab
Di latihan terakhir ini, kita akan berlatih menjawab pertanyaan sederhana menggunakan keadaan benda. Jawaban ya atau tidak (うん atau ううん) akan diberikan dan tugas kamu adalah melengkapi sisa kalimatnya. Kita juga akan berlatih memerankan laki-laki dan perempuan dengan baik, sehingga untuk keperluan itu diasumsikan bahwa semua laki-laki menggunakan deklaratif 「だ」 agar terdengar tegas dan semua perempuan menjauhinya agar terdengar halus. (kenyataannya tidak semutlak itu)

Contoh:
Q) 学生?
A) ううん、学生じゃない。

Q1) 友達?
A1) うん、友達。 (perempuan)

Q2) 学校?
A2) ううん、学校じゃない。

Q3) それだった?
A3) ううん、それじゃなかった。

Q4) そう? (Apa benar begitu?)
A4) うん、そうだ。 (laki-laki)

Q5) これ?
A5) ううん、それじゃない。(bendanya di luar jangkauan pembicara, tapi tidak terlalu jauh)

Q6) 先生だった?
A6) うん、先生だった。

Q7) 小学校だった?
A7) ううん、小学校じゃなかった。

Q8) 子供?
A8) うん、子供。 (perempuan)
Menentukan peran kata dengan partikel
Memanfaatkan apa yang telah dipelajari di bab sebelumnya, kita sekarang akan menghubungkan suatu nomina dengan nomina lain. Ini dilakukan dengan sesuatu yang disebut partikel. Partikel adalah satu atau dua huruf hiragana yang ditempelkan ke akhir kata untuk menentukan peran kata tersebut di kalimat. Menggunakan partikel yang benar sangatlah penting sebab arti kalimat bisa berubah drastis hanya dengan mengganti partikelnya. Contohnya, kalimat "Ikan makan." bisa menjadi "Makan ikan." hanya dengan mengganti satu partikel.
Partikel topik 「は」
Partikel pertama yang akan kita pelajari adalah partikel topik. Pada intinya, partikel topik menunjukkan apa yang sedang kamu bicarakan, dengan kata lain topik kalimatmu. Sebagai contoh, misal seseorang mengatakan "Bukan murid." Ini adalah kalimat yang sudah benar pada bahasa Jepang, namun tidak jelas siapa yang sedang dibicarakan kecuali kita mengikuti pembicaraannya dari awal. Nah, dengan partikel topik kita bisa menyatakan apa yang sebetulnya dibicarakan. Partikel ini adalah huruf 「は」. Perlu diingat bahwa walaupun partikel topik menggunakan huruf hiragana "ha", saat digunakan sebagai partikel topik pengucapannya selalu "wa".
Saat digunakan sebagai partikel topik, 「は」 dibaca "wa"!
Contoh 1
ジャヤ: リナは学生?- Apakah kamu (Rina) murid?
リナ: うん、学生。- Ya, saya murid.
Di sini, Jaya menggunakan 「は」 untuk menyatakan bahwa pertanyaannya adalah tentang Rina. Perhatikan bahwa Jaya tidak menggunakan 「だ」 di akhir pertanyaan, karena memang 「だ」 tidak boleh digunakan untuk membuat pertanyaan. Berikutnya, perhatikan bahwa Rina tidak menyebutkan topik apapun di jawabannya. Topiknya telah dibuat jelas oleh Jaya, sehingga Rina tidak perlu mengulangnya lagi. Terakhir, walaupun Rina tidak menggunakan deklaratif 「だ」, mungkin pengguna laki-laki akan lebih memilih untuk menggunakannya supaya terdengar tegas.
Contoh 2
ジャヤ: アンドレは明日?- Apakah Andre besok?
リナ: 明日じゃない。- Bukan besok.
Karena konteksnya kurang, kita tidak punya informasi cukup untuk sepenuhnya memahami percakapan ini. Tentu saja, tidak mungkin bahwa yang dimaksud itu "Andre adalah besok." karena seseorang tidak mungkin menjadi "besok". Kalau ada konteksnya, asalkan kalimatnya berhubungan dengan Andre dan besok, artinya bisa bermacam-macam. Contohnya, mereka bisa saja membicarakan tentang kapan ujian diselenggarakan.
Contoh 3
リナ: 今日は試験だ。- Hari ini ujian.
ジャヤ: アンドレは? - Bagaimana mengenai Andre?
リナ: アンドレは明日。 - Andre besok. (Mengenai Andre, ujiannya besok.)
Kita harus sadar bahwa konsep topik sangatlah umum. Suatu topik bisa saja secara tidak langsung mengacu pada suatu benda atau aksi lain. Sebagai contoh, pada kalimat terakhir contoh di atas, walaupun kalimatnya membicarakan mengenai kapan ujian untuk Andre, kata "ujian" tidak disebutkan!
Di akhir bab ini kita akan melihat suatu partikel yang mengikat kata secara lebih kencang ke kalimat yaitu partikel identifikasi.
Partikel inklusif 「も」
Partikel lain yang sangat mirip dengan partikel topik adalah partikel topik inklusif. Fungsinya pada dasarnya sama dengan partikel topik namun dengan arti tambahan "juga". Intinya, partikel tersebut menambahkan topik baru ke topik sebelumnya. Partikel topik inklusif ini adalah 「も」 dan cara yang paling baik untuk memahaminya adalah dengan contoh:
Contoh 1
ジャヤ: リナは学生?- Apakah kamu (Rina) murid?
リナ: うん、ヘリも学生。- Ya, dan Heri juga murid.
Perhatikan bahwa Rina harus konsisten dengan inklusinya. Tidak masuk akal untuk mengatakan "Saya murid, dan Heri juga bukan murid." Untuk kasus tersebut Rina akan menggunakan partikel 「は」 untuk menghilangkan makna inklusi seperti pada contoh berikut:
Contoh 2
ジャヤ: リナは学生?- Apakah kamu (Rina) murid?
リナ: うん、でもヘリは学生じゃない。- Ya, tapi Heri bukan murid.
Contoh 3
Ini juga salah satu kemungkinan:
ジャヤ: リナは学生?- Apakah kamu (Rina) murid?
リナ: ううん、ヘリも学生じゃない。- Bukan, dan Heri juga bukan murid.
Kenapa Rina tiba-tiba membicarakan Heri, padahal Jaya hanya menanyakan Rina? Mungkin Heri sedang berdiri di sampingnya dan Rina ingin mengikutsertakannya dalam pembicaraan.
Partikel identifikasi 「が」
Kita bisa membuat topic menggunakan partikel 「は」 dan 「も」. Tapi bagaimana kalau kita tidak tahu topiknya? Bagaimana kalau saya ingin bertanya, "Siapa yang murid?". Kita perlu pengidentifikasi karena saya tidak tahu siapa muridnya. Kalau saya menggunakan partikel topik, maka pertanyaannya akan menjadi "Apakah siapa murid?", seakan-akan "siapa" adalah nama seseorang. Hal tersebut tidak masuk akal karena "siapa" itu sebetulnya bukan orang nyata.
Di sinilah partikel 「が」 berfungsi. Kadang-kadang 「が」 juga disebut partikel subjek tapi saya benci istilah tersebut karena konsep "subjek" di bahasa Indonesia jauh berbeda dengan fungsi 「が」. Saya kukuh akan menyebutnya partikel identifikasi karena memang itu fungsi sebenarnya, menunjukkan bahwa pembicara ingin mengidentifikasi sesuatu yang tidak diketahui.
Contoh 1
ジャヤ: 誰が学生?- Siapa yang murid?
リナ: アンドレが学生。- Andre adalah yang murid.
Jaya ingin mengidentifikasi siapa yang merupakan murid di antara kandidat-kandidat yang mungkin. Rina menjawab bahwa orangnya adalah Andre. Perhatikan bahwa Rina bisa saja menjawab dengan partikel topik yang berarti bahwa, berbicara tentang Andre, dia tahu bahwa Andre adalah seorang murid (mungkin bukan si murid yang dicari). Perbedaannya bisa dilihat di contoh berikutnya.
Contoh 2
(1) 誰が学生? - Siapa yang murid?
(2) 学生は誰?- Murid (itu) siapa?
Mudah-mudahan kamu bisa melihat bahwa (1) bertujuan mencari seseorang yang merupakan "murid" sedangkan (2) hanya membicarakan mengenai seorang murid. Kamu tidak bisa mengganti 「が」 dengan 「は」 pada (1) karena nanti "siapa" akan menjadi topik dan pertanyaanya menjadi "Apakah siapa murid?"
Partikel 「は」 dan 「が」 mungkin terlihat sangat mirip karena perbedaannya sukar diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Sebagai contoh, 「私は学生」 dan 「私が学生」 sama-sama menjadi "Saya murid."* jika diterjemahkan. Namun terjemahannya menjadi sama di bahasa Indonesia karena informasi mengenai konteks seringkali tidak bisa dinyatakan dengan ringkas seperti pada bahasa Jepang. Pada kalimat pertama 「私は学生」, karena topiknya adalah 「私」, maksud kalimatnya adalah "berbicara tentang saya, saya adalah murid". Namun di kalimat kedua 「私」 menentukan siapa yang merupakan 「学生」. Kalau kita ingin tahu siapa muridnya, partikel 「が」 memberitahu bahwa jawabannya adalah 「私」.
Kamu bisa membayangkan bahwa partikel 「が」 selalu menjawab suatu pertanyaan sunyi. Bayangkan kalimat 「私が学生」 merupakan respons pertanyaan seperti "Siapa yang murid?" Sebagai contoh lain, kalau ada kalimat 「アンドレが魚だ」, maka artinya kita menjawab pertanyaan seperti "Siapa yang ikan?" atau bahkan mungkin "Apa makanan yang disukai Andre?" Untuk kalimat 「これが車」, pertanyaannya bisa saja "Yang mana mobil?". Kalau kamu menggunakan cara berpikir yang benar, partikel 「は」 sebetulnya sangat beda dengan 「が」. Partikel 「が」 mengidentifikasi suatu benda yang ditanya-tanya sedangkan 「は」 hanya digunakan untuk mengangkat topik pembicaraan baru. Inilah alasannya kenapa di kalimat-kalimat panjang seringkali topiknya dipisahkan dengan koma untuk menghilangkan ambiguitas mengenai bagian kalimat mana saja yang dicakup suatu topik.
* Secara teknis, itu adalah terjemahan yang paling mungkin kalau tidak ada konteks pembicaraannya.
Kosakata bab ini
Kanji
Untuk kemudahanmu, saya telah mendaftar kanji-kanji yang digunakan pada kosakata bab ini. Pranalanya akan membawa kamu ke diagram urutan guratannya. Namun, arah guratannya tidak ditunjukkan dengan jelas (walaupun kamu bisa menebak dari animasinya) jadi ceklah kamus atau sumber lain kalau kamu tidak yakin. Saya menyarankan berlatih kanji dalam konteks penggunaan nyatanya (contohnya pada penggunaannya untuk kosakata bab ini).
1. 何 - apa
2. 映 - proyeksi
3. 画 - gambar
4. 彼 - dia
5. 女 - perempuan
6. 昨 - sebelumnya
7. 日 - hari
8. 今 - sekarang
9. 明 - terang
10. 知 - tahu (mengetahui, bukan makanan "tahu")
11. 合 - cocok
12. 鉛 - timah
13. 筆 - kuas
14. 入 - masuk
15. 口 - mulut
16. 出 - keluar
17. 図 - rencana
18. 書 - tulis
19. 館 - bangunan
Kosakata
Inilah daftar kata-kata yang mungkin dipakai di soal-soalnya.
1. どこ - di mana
2. いつ - kapan
3. どうして - kenapa
4. どう - bagaimana
5. どれ - yang mana
6. ミーティング - pertemuan (meeting)
7. ボールペン - pulpen
8. 何【なに】 - apa
9. 誰【だれ】 - siapa
10. 映画【えいが】 - film
11. 彼【かれ】 - dia (laki-laki); pacar (laki-laki)
12. 彼女【かのじょ】 - dia (perempuan); pacar (perempuan)
13. 雨【あめ】 - hujan
14. 昨日【きのう】 - kemarin
15. 今日【きょう】 - hari ini
16. 明日【あした】 - besok
17. 知り合い【しりあい】 - kenalan (orang misalnya "kenalan kantor", bukan aksi "berkenalan")
18. 鉛筆【えんぴつ】 - pensil
19. 仕事【しごと】 - pekerjaan
20. 入口【いりぐち】 - pintu masuk
21. 出口【でぐち】 - pintu keluar
22. 図書館【としょかん】 - perpustakaan
Latihan partikel dasar dengan 「は」
Pertama, mari membiasakan diri dengan konsep partikel. Kita akan memulai dengan membuat kalimat-kalimat sederhana menggunakannya. Di latihan pertama ini, kita akan menggunakan partikel topik untuk menentukan topik pembicaraan. Ingatlah bahwa partikel topik 「は」 selalu dibaca "wa".
Contoh: 誰? Topik: アリス) = アリスは誰?
1. どこ?(Topik: 学校) = 学校はどこ? (Di mana sekolah?)
2. どうして?(Topik: それ) = それはどうして? (Kenapa begitu?)
3.いつ?(Topik: ミーティング) = ミーティングはいつ? (Kapan meetingnya?)
4.何?(Topik: これ) = これは何? (Apa ini?)
5.どう?(Topik: 映画) = 映画はどう? (Bagaimana filmnya?)
6.中学生だ。(Topik: 彼) = 彼は中学生だ。 (Dia adalah murid SMP.)
7.先生だ。(Topik: 彼女) = 彼女は先生だ。 (Dia adalah guru.)
8.雨。(Topik: 今日) = 今日は雨。 (Hari ini hujan.)
9.友達。(Topik: ボブ) = ボブは友達。 (Bob teman.)
10. 知り合い?(Topik: 彼) = 彼は知り合い? (Apa dia kenalan?)
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan partikel dengan 「は」 dan 「も」
Sekarang kita akan membiasakan diri merasakan perbedaan partikel 「は」 dengan 「も」. Kalimat-kalimatnya sebetulnya cukup payah tapi saya rasa ini satu-satunya cara untuk membuat jelas partikel mana yang harus digunakan. Ingat, tujuannya adalah untuk mendapat naluri kapan harus menggunakan partikel inklusif dan kapan tidak.
Isilah dengan 「は」 atau 「も」
Contoh: これは鉛筆だ。それも鉛筆だ。
1.今日は雨だ。昨日 も 雨だった。
2.ジムは大学生だ。でも、私 は 大学生じゃない。
3.これは水。これ も そう。
4.これはボールペンだ。でも、それ は ボールペンじゃない。
5.仕事は明日。今日 は 仕事じゃなかった。
6.ここは入口。出口 も ここだ。
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan tanya jawab dengan 「は」, 「も」, 「が」
Di latihan terakhir ini, kita akan berlatih menggunakan ketiga partikel yang telah dipelajari untuk mengetahui kapan harus menggunakannya. Ingatlah bahwa partikel 「が」 hanya digunakan saat kamu ingin mengidentifikasi sesuatu dari banyak kemungkinan yang ada. Walaupun terdapat kasus-kasus di mana 「は」 dan 「が」 sama-sama benar secara tata bahasa, karena artinya berbeda, maka pilihan yang benar tergantung pada apa yang kamu maksudkan.
Isilah dengan partikel yang benar, 「は」、 「も」、 atau 「が」

ジム) アリス は 誰?
ボブ) 友達だ。彼女 が アリスだ

アリス) これ は 何?
ボブ) それ は 鉛筆。
アリス) あれ も 鉛筆?
ボブ) あれ は ペンだ。

アリス) 図書館 は どこ?
ボブ) ここ が 図書館だ。
アリス) そこ は 図書館じゃない?
ボブ) そこじゃない。図書館 は ここだ。
Sifat-sifat kata sifat
Karena sekarang kita telah dapat menghubungkan dua nomina menggunakan berbagai partikel, selanjutnya kita ingin menggambarkan nomina kita dengan adjektiva (kata sifat). Ada adjektiva yang bisa langsung memodifikasi nomina yang muncul setelahnya. Ada juga yang memerlukan hiragana pembantu. Berdasarkan hal tersebut, adjektiva dibagi menjadi dua: adjektiva-na dan adjektiva-i. Kita akan melihat perbedaannya dan cara menggunakannya dalam kalimat.
Adjektiva-na
Adjektiva-na sangat mudah dipelajari karena dia pada dasarnya berperilaku seperti nomina. Bahkan, karena mereka begitu mirip, kamu bisa berasumsi bahwa mereka cara kerjanya sama kecuali kalau saya terang-terang menjelaskan perbedaannya. Satu perbedaan utamanya adalah adjektiva-na bisa memodifikasi nomina yang mengikutinya dengan menyelipkan 「な」 di antara adjektiva dan nominanya. Oleh karenanya, dia dinamai adjektiva-na.
(1) 静かな人。- Orang yang pendiam.
Terbalik dengan bahasa Indonesia, di bahasa Jepang kita menyebutkan sifatnya dulu sebelum bendanya. Lalu, 「な」 di situ bisa kamu anggap seperti "yang" pada bahasa Indonesia: dia befungsi menghubungkan benda dan sifatnya. Hanya saja, kalau di bahasa Indonesia kita seringkali bisa membuang "yang" (misalnya "orang pendiam") tanpa ada perubahan arti, pada bahasa Jepang adjektiva-na selalu membutuhkan 「な」. Kita akan secara bebas mengabaikan "yang" pada terjemahan bahasa Indonesianya.
Selain memodifikasi nomina menggunakan 「な」, kamu juga bisa mengatakan bahwa "suatu nomina" bersifat "suatu adjektiva" dengan menggunakan partikel topik atau identifikasi, mengikuti pola [nomina] [partikel] [adjektiva]. Contohnya adalah 「人は静か」. Ini pada dasarnya sama dengan menyatakan keadaan benda yang dipelajari di dua bab sebelumnya. Namun, karena tidak mungkin "suatu adjektiva" menjadi "suatu nomina", maka kita tidak bisa mengatakan [adjektiva] [partikel] [nomina] (misalnya 「静かが人」). Ini cukup jelas karena, misalnya, seseorang bisa saja bersifat pendiam, tapi mengatakan bahwa sifat pendiam adalah orang tidaklah masuk akal.
(1) 友達は親切。- Teman bersifat baik hati.
(2) 友達は親切な人。- Teman adalah orang yang baik hati.
Apa kamu masih ingat bahwa saya mengatakan adjektiva-na bertingkah seperti nomina? Kamu bisa melihatnya di contoh berikut.
(1) ジャヤは魚が好きだ。- Jaya suka ikan.
(2) ジャヤは魚が好きじゃない。- Jaya tidak suka ikan.
(3) ジャヤは魚が好きだった。- Jaya dulu suka ikan.
(4) ジャヤは魚が好きじゃなかった。- Jaya dulu tidak suka ikan.
Apakah konjugasinya terasa akrab? Seharusnya iya, kalau kamu memperhatikan konjugasi keadaan benda untuk nomina. Mungkin kamu perlu membiasakan diri bahwa "suka" di bahasa Jepang dinyatakan dengan kata sifat bukannya kata kerja. Jadi, cara untuk mengatakan "suka ikan" pada bahasa Jepang adalah 「魚が好き」 (ikan bersifat "suki"). Kalau sesuatu bersifat "suki", artinya kamu suka hal tersebut! Ini juga tentunya dipakai untuk menyatakan suka pada orang, misalnya 「リナが好き」 (senang Rina).
Pada contoh-contoh di atas kamu juga bisa melihat partikel topik dan indentifikasi yang bekerja secara harmonis. Partikel topik memberitahu bahwa kalimatnya berbicara mengenai "Jaya", dan partikel identifikasi menunjuk bahwa "ikan" adalah benda yang Jaya suka.
Kamu juga bisa menggunakan tiga konjugasi terakhir untuk memodifikasi nomina secara langsung. (untuk bentuk positif taklampau, ingat bahwa kita perlu 「な」)
(1) 魚が好きなタイプ。- Tipe yang suka ikan.
(2) 魚が好きじゃないタイプ。- Tipe yang tidak suka ikan.
(3) 魚が好きだったタイプ。- Tipe yang dulu suka ikan.
(4) 魚が好きじゃなかったタイプ。- Tipe yang dulu tidak suka ikan.
Di sini, seluruh klausa 「魚が好き」、「魚が好きじゃない」、dll. memodifikasi "tipe" untuk berbicara tentang tipe (orang) yang suka atau tidak suka ikan.
Kamu bahkan bisa memperlakukan seluruh klausa tersebut sebagai sebuah nomina. Contohnya, kita bisa membuat klausa tersebut menjadi topik seperti contoh berikut:
(1) 魚が好きじゃないタイプは、肉が好きだ。
- Tipe (orang) yang tidak suka ikan, suka daging (sapi dsb.)
Adjektiva-i
Adjektiva-i dinamakan begitu karena selalu diakhiri hiragana 「い」. Ini adalah okurigana yaitu bagian yang akan berubah-ubah saat kita mengkonjugasi adjektivanya. Tapi, kamu juga perlu tahu bahwa beberapa adjektiva-na diakhiri 「い」 misalnya 「きれい(な)」. Jadi, bagaimana cara membedakannya? Berita buruknya, tidak ada cara pasti untuk mengetahuinya. Namun berita baiknya adalah saya hanya bisa memikirkan dua adjektiva-na yang diakhiri 「い」 dan umumnya ditulis dengan hiragana: 「きれい」 dan 「嫌い」. Adjektiva-na lain yang diakhiri 「い」 biasanya ditulis dengan kanji jadi kamu bisa melihat bahwa dia bukan adjektiva-i. Contohnya, 「きれい」 jika ditulis dengan kanji adalah 「綺麗」 atau 「奇麗」, dan karena 「い」-nya merupakan bagian dari kanji 「麗」, maka kita bisa tahu bahwa dia tidak mungkin merupakan adjektiva-i. Ini karena inti utama 「い」 pada adjektiva-i adalah memungkinkan dilakukannya konjugasi tanpa mempengaruhi kanjinya. Bahkan, satu-satunya adjektiva-na yang terpikirkan oleh saya yang benar-benar diakhiri hiragana 「い」 hanyalah 「嫌い」. Ini karena 「嫌い」 diturunkan dari kata kerja 「嫌う」.
Apakah kamu ingat bahwa keadaan benda negatif juga diakhiri 「い」 (じゃない)? Nah, kamu bisa memperlakukan adjektiva-i sebagaimana keadaan benda negatif. Misalnya, kamu tidak bisa menempelkan deklaratif 「だ」 ke adjektiva-i sebab kita tahu bahwa keadaan benda negatif juga tidak disertai 「だ」. (Bandingkan dengan adjektiva-na dan nomina yang bisa ditempeli 「だ」)
JANGAN menempelkan 「だ」 ke adjektiva-i.
Setelah masalah tadi jelas, kita bisa belajar aturan konjugasi untuk adjektiva-i. Ada dua aturan baru untuk hal tersebut. Untuk bentuk negatifnya, pertama kita buang 「い」 lalu tempelkan 「くない」. Untuk bentuk lampaunya, buang 「い」 lalu tambahkan 「かった」. Karena 「くない」 juga diakhiri 「い」, kamu bisa menganggap bentuk negatifnya sebagai suatu adjektiva-i baru. Jadi aturan konjugasi lampau negatif sama dengan aturan konjugasi lampau positif.
Aturan konjugasi untuk adjektiva-i
• Negatif: Pertama buang akhiran 「い」 dari adjektiva-i lalu tambahkan 「くない」
• 例) 高い → 高くない
• Lampau: Pertama buang akhiran 「い」 dari adjektiva-i atau adjektiva-i negatif lalu tambahkan 「かった」
• 例) 高い → 高かった
• 例) 高くない → 高くなかった
Ringkasan konjugasi adjektiva-i
Positif Negatif
Taklampau 高い 高くない
Lampau 高かった 高くなかった
Untuk memodifikasi nomina, kamu tinggal menempelkan adjektiva-i langsung.
(1) 高いビル。- Bangunan yang tinggi.
(2) 高くないビル。- Bangunan yang tidak tinggi.
(3) 高かったビル。- Bangunan yang dulunya tinggi.
(4) 高くなかったビル。- Bangunan yang dulunya tidak tinggi.
Kamu juga bisa menggabung banyak adjektiva berturut-turut dalam urutan dan bentuk apapun.
(1) 静かな高いビル。- Bangunan yang hening dan tinggi.
(2) 高い静かなビル。- Bangunan yang tinggi dan hening.
(3) 静かな高くないビル。- Bangunan yang hening dan tidak tinggi.
Dengan adjektiva-i, kita juga bisa membuat klausa nomina deskriptif seperti yang tadi kita lakukan dengan adjektiva-na. Tentunya bedanya adalah kita tidak memerlukan 「な」 untuk memodifikasi nominanya. Pada contoh berikut, klausa deskriptif 「値段が高い」 langsung memodifikasi 「レストラン」.
(1) 値段が高いレストランはあまり好きじゃない。
- Tidak terlalu suka restoran yang harganya mahal.
Perkecualian yang merepotkan
Ada satu adjektiva-i yaitu "baik" yang perilakunya berbeda dengan adjektiva-i lainnya. Ini adalah contoh klasik mengenai susahnya bahasa Jepang bagi pemula karena kata-kata yang paling umum dan berguna adalah kata-kata yang punya banyak perkecualian. Kata untuk "baik" pada awalnya adalah 「よい(良い)」. Namun seiring berlalunya waktu, kata itu kini menjadi 「いい」. Saat ditulis dengan kanji, cara membacanya umumnya adalah 「よい」, jadi 「いい」 hampir selalu ditulis dengan hiragana. Sampai tadi seharusnya tidak ada masalah. Nah sayangnya, semua konjugasinya masih diturunkan dari 「よい」 dan bukan 「いい」. Ini ditunjukkan pada tabel di bawah.
Adjektiva lain yang seperti ini adalah 「かっこいい」 karena merupakan versi singkat gabungan dua kata yaitu 「格好」 dan 「いい」. Karena menggunakan 「いい」, maka konjugasinya juga sama.
Konjugasi untuk 「いい」
Positif Negatif
Taklampau いい よくない
Lampau よかった よくなかった
Konjugasi untuk 「かっこいい」
Positif Negatif
Taklampau かっこいい かっこよくない
Lampau かっこよかった かっこよくなかった


Selalu ingat untuk menurunkan konjugasinya dari 「よい」 dan bukan 「いい」.
Contoh
(1) 値段があんまりよくない。
- Harganya tidak terlalu bagus.
(2) 彼はかっこよかった!
- Dia (kemarin) benar-benar keren!
Kosakata bab ini
Latihan di sini bertujuan melatih konjugasi adjektiva. Tapi sebelumnya kamu mungkin ingin belajar atau mengulas adjektiva-adjektiva berguna berikut yang akan digunakan pada latihannya.
Kanji
Untuk kemudahanmu, saya telah mendaftar kanji-kanji yang digunakan pada kosakata bab ini. Pranalanya akan membawa kamu ke diagram urutan guratannya. Namun, arah guratannya tidak ditunjukkan dengan jelas (walaupun kamu bisa menebak dari animasinya) jadi ceklah kamus atau sumber lain kalau kamu tidak yakin. Saya menyarankan berlatih kanji dalam konteks penggunaan nyatanya (contohnya pada penggunaannya untuk kosakata bab ini).
1. 面 - topeng; wajah
2. 白 - putih
3. 有 - ada
4. 名 - nama
5. 嫌 - benci
6. 好 - suka
7. 静 - hening; pendiam
8. 楽 - musik; nyaman
9. 切 - potong
10. 辛 - pedas; pahit
11. 料 - bahan
12. 理 - logika; nalar
Kosakata
Inilah daftar beberapa adjektiva mudah (dan satu nomina) yang mungkin digunakan pada latihannya.
1. きれい - cantik; rapi
2. いい - baik
3. かっこいい - keren; berpenampilan baik
4. 面白い 【おもしろい】 - menarik (misalnya "cerita yang menarik")
5. 有名 【ゆうめい】 - terkenal
6. 嫌い 【きらい】 - benci
7. 好き 【すき】 - suka
8. 大きい 【おおきい】 - besar
9. 小さい 【ちいさい】 - kecil
10. 静か 【しずか】 - hening; pendiam
11. 高い 【たかい】 - tinggi; mahal
12. 楽しい 【たのしい】 - menyenangkan
13. 大切 【たいせつ】 - penting
14. 辛い 【からい】 - pedas
15. 料理 【りょうり】 - masakan
Latihan konjugasi
Kita sekarang akan berlatih konjugasi adjektiva secara berurutan. Untuk setiap adjektiva, konjugasikan ke bentuk deklaratif (jika mungkin), negatif, lampau, dan negatif lampau. Untuk menekankan bahwa kamu tidak bisa menggunakan deklaratif 「だ」 dengan adjektiva-i, kamu harus menulis "n/a" atau mengosongkannya pada kasus tersebut.

dasar deklaratif negatif lampau negatif lampau
面白い n/a 面白くない 面白かった 面白くなかった
有名 有名だ 有名じゃない 有名だった 有名じゃなかった
嫌い 嫌いだ 嫌いじゃない 嫌いだった 嫌いじゃなかった
好き 好きだ 好きじゃない 好きだった 好きじゃなかった
大きい n/a 大きくない 大きかった 大きくなかった
きれい きれいだ きれいじゃない きれいだった きれいじゃなかった
小さい n/a 小さくない 小さかった 小さくなかった
いい n/a よくない よかった よくなかった
静か 静かだ 静かじゃない 静かだった 静かじゃなかった
高い n/a 高くない 高かった 高くなかった
かっこいい n/a かっこよくない かっこよかった かっこよくなかった
楽しい n/a 楽しくない 楽しかった 楽しくなかった
大切 大切だ 大切じゃない 大切だった 大切じゃなかった
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan melengkapi kalimat
Setelah berlatih konjugasi adjektiva, sekarang kita akan menggunakannya di kalimat nyata bersamaan dengan partikel yang telah dipelajari di bab sebelumnya.
Isi titik-titik dengan adjektiva atau partikel yang cocok.
Contoh:
Q) 学生?
A) ううん、学生じゃない。

1.
ジム) アリス、今 は 忙しい?
アリス) ううん、  忙しくない  。

2.
アリス) 何 が 楽しい?
ボブ) ゲーム が 楽しい。

3.
アリス)   大切な  人は誰?
ボブ) ジム が 大切だ。

4.
アリス)   辛い  料理は、好き?
ボブ) ううん、辛くない料理 が 好きだ。

5.
アリス) ジム は 、かっこいい人?
ボブ) ううん、  かっこよくない  。

6.
アリス) ボブは、  有名な  人?
ボブ) ううん、有名じゃない。

7.
アリス) 昨日のテストは、よかった?
ボブ) ううん、  よくなかった  。
Fungsi verba
Kita telah belajar cara menggambarkan nomina dengan berbagai cara menggunakan nomina lain dan adjektiva. Dengan kemampuan tersebut, kita sudah bisa mengekspresikan cukup banyak hal. Namun, kita masih belum bisa menyatakan aksi. Inilah guna verba (kata kerja)! Verba pada bahasa Jepang selalu diletakkan di akhir klausa. Karena kita belum belajar cara membuat lebih dari satu klausa, untuk saat ini aturan tersebut berarti setiap kalimat yang memiliki verba harus meletakkan verbanya di akhir. Kita akan mengenal dua kategori utama verba, yang akan memungkinkan kita belajar aturan konjugasi. Sebelum melangkah lebih lanjut, ada satu hal penting yang harus kamu ingat selalu:
Kalimat yang secara tata bahasa lengkap hanya memerlukan verba (termasuk pernyataan keadaan benda).
Dengan kata lain, tidak seperti bahasa Indonesia, kamu benar-benar hanya perlu verba untuk membuat kalimat yang benar. Tanpa topik juga tidak masalah! Mengerti sifat fundamental ini sangatlah penting untuk memahami bahasa Jepang. Inilah sebabnya kalimat bahasa Jepang yang paling sederhana pun tidak bisa diterjemahkan mentah-mentah ke bahasa Indonesia. Semua konjugasi akan dimulai dari bentuk kamusnya (sebagaimana kata-kata tersebut muncul di kamus).
Kalimat yang sudah lengkap secara tata bahasa
(1) 食べる。- Makan. (Terjemahan yang mungkin: saya makan/dia makan/mereka makan)
Pengelompokan verba menjadi verba-ru dan verba-u
Hampir semua verba di bahasa Jepang bisa digolongkan menjadi dua: verba-ru (一段動詞) dan verba-u (五段動詞). Verba yang berada di luar kategori itu hanyalah 「する」 yang berarti "melakukan" dan 「来る」 yang berarti "datang". Semua aturan konjugasi yang ada hampir sama untuk tiap kelompok tersebut. Cara untuk membedakan verba-ru dan verba-u cukup mudah.
Ingat bahwa semua verba diakhiri kana yang disebut okurigana, yang bisa kita ubah untuk konjugasi. Kalau kamu menuliskan verba tersebut menggunakan huruf Latin (「ローマ字」 dalam bahasa Jepang) dan ternyata diakhiri "iru" atau "eru", maka biasanya itu adalah verba-ru. Sebagai contoh, romanisasi dari 「食べる」 adalah "taberu". Dia diakhiri "eru" dan merupakan verba-ru. Contoh lain verba-ru adalah 「起きる」 yang romanisasinya adalah "okiru". Verba lain yang akhirannya bukan "iru" maupun "eru" sudah pasti adalah verba-u.
Tapi ada satu halangan di sini. Perhatikan bahwa semua verba-ru pasti diakhiri 「る」. Lalu perhatikan bahwa semua verba-u pasti diakhiri suara "u", yaitu 「つ」、「す」、「く」、「ぐ」、「む」、「ぶ」、「う」、「ぬ」、dan sayangnya juga 「る」! Kalau suatu verba diakhiri 「る」, tapi bukan "iru" maupun "eru" (misal "uru"), maka dengan jelas dia adalah verba-u. Nah, kasus yang tersisa adalah verba-u yang juga diakhiri "eru" maupun "iru". Ada beberapa verba-u tersebut, dan tidak ada cara untuk membedakannya dengan verba-ru biasa selain dengan menghafal. Di akhir bab ini, diberikan daftar beberapa verba-u tersebut yang paling umum. Kalau kamu ragu dengan suatu verba, kamu bisa selalu mengeceknya di Jim Breen's WWWJDIC. Di sana, verba-ru ditandai (v1) sedangkan verba-u berakhiran 「る」 ditandai (v5r).
(Ngomong-ngomong, 「死ぬ」 adalah satu-satunya verba yang diakhiri 「ぬ」)
Karena konsistensi suara di aturan-aturanya, seiring waktu verba-u akan "kedengaran" seperti verba-u dan begitu juga dengan verba-ru. Pada akhirnya, kamu akan bisa mengkategorikan verba baru hanya dengan mendengarnya tanpa perlu berpikir keras. Paling tidak, itulah tujuan yang diharapkan.
Cara membedakan verba-ru dengan verba-u
• Tidak diakhiri iru/eru → verba-u
• Diakhiri iru/eru → verba-ru, dengan beberapa kasus perkecualian
Contoh verba-ru
Verb ローマ字
食べる taberu
着る kiru
信じる shinjiru
寝る neru
起きる okiru
出る deru
掛ける kakeru
捨てる suteru
調べる shiraberu
Contoh verba-u
Verb ローマ字
話す hanasu
聞く kiku
泳ぐ oyogu
遊ぶ asobu
待つ matu
飲む nomu
直る naoru
死ぬ shinu
買う kau
Bukan verba-ru maupun verba-u
Verb ローマ字
する suru
くる kuru


Contoh
Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan verba-ru, verba-u, dan verba perkeculian.
(1) リナは食べる。- Mengenai Rina, makan.
(2) ジャヤが遊ぶ。- Jaya adalah yang main.
(3) ギタもする。- Gita juga melakukan.
(4) お金がある。- Ada uang. (lit: uang ada.)
(5) 私は買う。- Mengenai saya, membeli.
(6) 猫はいる。- Ada kucing. (lit: Mengenai kucing, ada.)
Referensi: verba-u yang diakhiri iru/eru
Inilah daftar verba-u umum yang diakhiri "iru" atau "eru". Daftar ini dibedakan menjadi tiga tingkat untuk membantu kamu fokus ke kata-kata yang paling umum terlebih dahulu. Daftar ini tidak memuat semua verba-u yang ada di muka bumi.
verba-u berakhiran iru/eru dibagi berdasarkan tingkat
Mudah Menengah Lanjut
要る 焦る 嘲る
帰る 限る 覆る
切る 蹴る 遮る
しゃべる 滑る 罵る
知る 握る 捻る
入る 練る 翻る
走る 参る 滅入る
減る 交じる 蘇る
Kosakata bab ini
Inilah daftar beberapa verba umum beserta kanjinya.
Kanji
Untuk kemudahanmu, saya telah mendaftar kanji-kanji yang digunakan pada kosakata bab ini. Pranalanya akan membawa kamu ke diagram urutan guratannya. Namun, arah guratannya tidak ditunjukkan dengan jelas (walaupun kamu bisa menebak dari animasinya) jadi ceklah kamus atau sumber lain kalau kamu tidak yakin. Saya menyarankan berlatih kanji dalam konteks penggunaan nyatanya (contohnya pada penggunaannya untuk kosakata bab ini).
1. 見 - lihat
2. 来 - datang; berikut
3. 行 - pergi; melakukan
4. 帰 - pulang
5. 食 - makan; makanan
6. 飲 - minum
7. 買 - beli
8. 売 - jual
9. 持 - pegang
10. 待 - tunggu
11. 読 - baca
12. 歩 - jalan (aktivitas berjalan)
13. 走 - lari
14. 遊 - main
Kosakata
Inilah daftar verba umum yang pasti akan kamu perlukan.
1. する - melakukan
2. しゃべる - berbicara
3. 見る【みる】 - melihat
4. 来る【くる】 - datang
5. 行く【いく】 - pergi
6. 帰る 【かえる】 - pulang
7. 食べる 【たべる】 - makan
8. 飲む 【のむ】 - minum
9. 買う 【かう】 - membeli
10. 売る 【うる】 - menjual
11. 切る 【きる】 - memotong
12. 入る 【はいる】 - masuk
13. 出る 【でる】 - keluar
14. 持つ 【もつ】 - memegang
15. 待つ 【まつ】 - menunggu
16. 書く【かく】 - menulis
17. 読む 【よむ】 - membaca
18. 歩く 【あるく】 - berjalan
19. 走る 【はしる】 - berlari
20. 遊ぶ 【あそぶ】 - bermain
Latihan klasifikasi verba
Belum banyak yang bisa kita lakukan saat ini kecuali berlatih mengklasifikasikan verba sebagai verba-ru atau verba-u. Kamu juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk belajar verba-verba berguna yang belum kamu ketahui. Di beberapa bab berikutnya, kita akan mulai belajar mengkonjugasikan verba tergantung tipenya.
Di daftar berikut, tandai apakah verbanya merupakan verba-ru, verba-u, atau verba perkecualian. Jawaban untuk verba pertama telah diberikan sebagai contoh. Tentunya, verba yang tidak diakhiri 「る」 pasti verba-u, jadi bagian sulitnya adalah menentukan kategori verba yang diakhiri 「る」. Ingat juga bahwa kalau akhirannya bukan "eru" maupun "iru", pasti dia verba-u. Walaupun sebagian besar verba yang diakhiri "eru" dan "iru" adalah verba-ru, saya juga memasukkan beberapa verba-u yang diakhiri eru/iru agar latihannya menarik. Kamu bisa menggunakan daftar verba-u yang diakhiri eru/iru sebagai referensi. Walaupun tentunya kamu tidak perlu menghafal semua kata pada daftar tersebut sekaligus (beberapa akan sangat jarang muncul), kamu paling tidak harus hafal yang mudah-mudah.

verba verba-ru verba-u verba perkecualian
行く ●
出る ●
する ●
買う ●
売る ●
食べる ●
入る ●
来る ●
飲む ●
しゃべる ●
見る ●
切る ●
帰る ●
書く ●
Menyangkal verba
Karena kita sudah bisa melakukan aksi dengan verba, sekarang kita ingin bisa mengatakan negatifnya. Dengan kata lain, kita ingin mengatakan bahwa "ini" dan "itu" tidak dilakukan. Di bahasa Indonesia, kita cukup menggunakan kata "tidak", misalnya dari "makan" menjadi "tidak makan". Pada bahasa Jepang, verba disangkal dengan mengkonjugasikannya ke bentuk negatif seperti pada adjektiva. Hanya saja, aturannya sedikit lebih rumit.
Mengkonjugasikan verba ke bentuk negatif
Sekarang kita akan menggunakan klasifikasi verba yang telah dipelajari untuk membuat aturan konjugasi. Tapi sebelumnya, kita perlu tahu satu perkecualian yang sangat penting dalam aturan konjugasi verba negatif yaitu 「ある」. 「ある」 adalah verba-u yang digunakan untuk menyatakan keberadaan benda-benda mati dan tumbuhan.
Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa ada kursi di ruangan, kamu akan menggunakan verba 「ある」. Padanannya untuk benda hidup bergerak (misalnya orang dan binatang) adalah 「いる」 yang merupakan verba-ru biasa. Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa seseorang ada di dalam ruangan, kamu harus menggunakan verba 「いる」 dan bukan 「ある」. Kedua verba ini yaitu 「ある」 dan 「いる」 cukup beda dari verba lainnya karena mereka menyatakan keberadaan dan bukan aksi yang sebenarnya. Kamu juga harus repot memilih verba yang cocok untuk benda mati maupun hidup.
Alasan saya mengangkat topik tersebut adalah karena bentuk negatif dari 「ある」 adalah 「ない」 (artinya sesuatu tidak ada). Ingat, ini adalah perkecualian jadi jangan gunakan aturan konjugasi yang normal ke verba ini.
Bentuk negatif 「ある」 adalah 「ない」.
Berikutnya kita akan bahas aturan untuk verba lainnya. Untuk menyangkal verba-ru, kamu tinggal membuang 「る」 dan menambah 「ない」. Untuk verba-u, mungkin akan membantu kalau kamu melihat romanisasi dari verba tersebut. Kamu tinggal membuang vokal "u" dan menambah "anai". Atau, alternatifnya yang lebih baik, kamu bisa melirik kembali tabel hiragana. Ambil hiragana terakhir dari katanya, yang pasti berada di baris "u" pada tabel, lalu naik ke atas dua kolom untuk menggantinya dengan huruf di baris "a". Contohnya 「く」 akan menjadi 「か」.
Perkecualian penting untuk aturan ini adalah verba yang diakhiri 「う」. Kamu harus menggantinya dengan 「わ」, bukan 「あ」. Kamu juga harus menghafal konjugasi untuk dua verba perkecualian dan 「ある」 seperti yang sudah kita bahas tadi. Tabel berikut merangkum konjugasinya:
Cara menkonjugasikan verba ke bentuk negatifnya
• verba-ru: Untuk mengkonjugasikan verba-ru ke bentuk negatifnya, buang 「る」 yang ada di akhir kata lalu tambahkan 「ない」.
例) 見る → 見ない
例) 出る → 出ない
• verba-u: Untuk mengkonjugasikan verba-u ke bentuk negatifnya, ganti huruf bersuara "u" di akhir kata dengan huruf padanannya yang bersuara "a" lalu tambahkan 「ない」.
例) 飲む → 飲ま → 飲まない
例) 待つ → 待た → 待たない

※ Satu perkecualian pentingnya adalah bagi verba yang diakhiri hiragana 「う」. Untuk mereka, ganti 「う」 dengan 「わ」 (bukan 「あ」) lalu tambahkan 「ない」.
例) 拾う → 拾わ → 拾わない
• verba perkecualian (termasuk ある): Lihat tabel di bawah.
Contoh verba-ru
Positif Negatif
食べる 食べない
着る 着ない
信じる 信じない
寝る 寝ない
起きる 起きない
出る 出ない
掛ける 掛けない
捨てる 捨てない
調べる 調べない
Contoh verba-u
Positif Negatif ローマ字 ローマ字 (Neg)
話す 話さない hanasu hanasanai
聞く 聞かない kiku kikanai
泳ぐ 泳がない oyogu oyoganai
遊ぶ 遊ばない asobu asobanai
待つ 待たない matu matanai
飲む 飲まない nomu nomanai
直る 直らない naoru naoranai
死ぬ 死なない shinu shinanai
*買う 買わない kau kawanai
Verba perkecualian
Positif Negatif
する しない
くる こない
*ある ない


* = perkecualian hanya untuk konjugasi ini
Contoh
Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan bentuk negatif. Semuanya merupakan penyangkalan dari contoh kalimat bab sebelumnya.
(1) リナは食べない。- Mengenai Rina, tidak makan.
(2) ジャヤが遊ばない。- Jaya adalah yang tidak main.
(3) ギタもしない。- Gita juga tidak melakukan.
(4) お金がない。- Tidak ada uang. (lit: uang tidak ada.)
(5) 私は買わない。- Mengenai saya, tidak membeli.
(6) 猫はいない。- Tidak ada kucing. (lit: Mengenai kucing, tidak ada.)
Kosakata bab ini
Ini adalah daftar verba yang sama dengan latihan sebelumnya. Kita akan menggunakan verba-verba yang sama untuk berlatih konjugasi negatif.
Kanji
Untuk kemudahanmu, saya telah mendaftar kanji-kanji yang digunakan pada kosakata bab ini. Pranalanya akan membawa kamu ke diagram urutan guratannya. Namun, arah guratannya tidak ditunjukkan dengan jelas (walaupun kamu bisa menebak dari animasinya) jadi ceklah kamus atau sumber lain kalau kamu tidak yakin. Saya menyarankan berlatih kanji dalam konteks penggunaan nyatanya (contohnya pada penggunaannya untuk kosakata bab ini).
1. 見 - lihat
2. 来 - datang; berikut
3. 行 - pergi; melakukan
4. 帰 - pulang
5. 食 - makan; makanan
6. 飲 - minum
7. 買 - beli
8. 売 - jual
9. 持 - pegang
10. 待 - tunggu
11. 読 - baca
12. 歩 - jalan (aktivitas berjalan)
13. 走 - lari
14. 遊 - main
Kosakata
Inilah daftar verba umum yang pasti akan kamu perlukan.
1. する - melakukan
2. しゃべる - berbicara
3. 見る【みる】 - melihat
4. 来る【くる】 - datang
5. 行く【いく】 - pergi
6. 帰る 【かえる】 - pulang
7. 食べる 【たべる】 - makan
8. 飲む 【のむ】 - minum
9. 買う 【かう】 - membeli
10. 売る 【うる】 - menjual
11. 切る 【きる】 - memotong
12. 入る 【はいる】 - masuk
13. 出る 【でる】 - keluar
14. 持つ 【もつ】 - memegang
15. 待つ 【まつ】 - menunggu
16. 書く【かく】 - menulis
17. 読む 【よむ】 - membaca
18. 歩く 【あるく】 - berjalan
19. 走る 【はしる】 - berlari
20. 遊ぶ 【あそぶ】 - bermain
Latihan konjugasi negatif verba
Kita telah belajar mengklasifikasi verba di latihan sebelumnya. Sekarang, kita akan menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengkonjugasikan verba-verba yang sama ke bentuk negatifnya. Untuk contoh, jawaban dari soal pertama telah diberikan. Sebaiknya kamu menggunakan kertas dan alat tulis, tapi kamu juga bisa menulis jawabanmu di kotak teks yang disediakan.
verba bentuk negatif
行く 行かない
出る 出ない

する しない

買う 買わない

売る 売らない

食べる 食べない

入る 入らない

来る こない

飲む 飲まない

しゃべる しゃべらない

見る 見ない

切る 切らない

帰る 帰らない

書く 書かない

Merubah verba ke bentuk lampau
Pembahasan sifat-sifat dasar verba akan kita selesaikan dengan belajar cara menyatakan aksi dalam bentuk lampau dan negatif lampau. Saya perlu memberi tahu sebelumnya bahwa aturan konjugasi di bab ini adalah aturan paling rumit yang ada di bahasa Jepang. Di satu sisi, setelah menguasai aturan di sini segala aturan konjugasi lain akan terlihat sangat mudah. Namun di sisi lain, kamu mungkin perlu membuka-buka bab ini berkali-kali sampai menjadi akrab dengan aturannya. Kamu mungkin perlu latihan yang cukup banyak sebelum mahir menggunakan berbagai konjugasinya.
Bentuk lampau untuk verba-ru
Kita akan mulai dari verba-ru yang gampang. Untuk merubah verba-ru dari bentuk kamusnya ke bentuk lampaunya, kamu tinggal membuang 「る」 dan menambahkan 「た」.
Untuk merubah verba-ru ke bentuk lampau
• Buang 「る」 dari verba-ru yang bersangkutan lalu tambahkan 「た」
• 例)出る → 出た
• 例)捨てる → 捨てた
Contoh
(1) ご飯は、食べた。
- Mengenai makanan, tadi makan.
(2) 映画は、全部見た。
- Mengenai film, kemarin melihat semua.
Ingat bahwa di bahasa Indonesia verba tidak memiliki bentuk lampau. Untuk menyatakan kejadian di masa lalu secara jelas, bahasa Indonesia menggunakan keterangan waktu seperti "kemarin", "tadi pagi", "dulu", dan "waktu itu". Pada terjemahan contoh, kita akan secara bebas memilih keterangan waktunya. Kemungkinan lainnya adalah menuliskan keterangan "(lampau)" setelah kalimatnya kalau memang perlu dibuat jelas.
Bentuk lampau untuk verba-u
Merubah verba-u dari bentuk kamus ke bentuk lampaunya susah karena kita harus membagi lagi verba-u menjadi empat kategori. Keempat kategori tersebut bergantung pada huruf terakhir verbanya. Tabel berikut melukiskan kategori-kategorinya. Sebagai tambahan, ada satu perkecualian yaitu untuk 「行く」. Saya mengelompokkannya dengan verba perkecualian langganan yaitu 「する」 dan 「来る」 walaupun 「行く」 adalah verba-u biasa untuk seluruh konjugasi lainnya.
Konjugasi bentuk lampau untuk verba-u
Akhiran Taklampau perubahan... Lampau
す 話す す→した 話した

ぐ 書く
泳ぐ く→いた
ぐ→いだ 書いた
泳いだ


ぬ 噛む
遊ぶ
死ぬ む→んだ
ぶ→んだ
ぬ→んだ 噛んだ
遊んだ
死んだ


つ 切る
買う
持つ る→った
う→った
つ→った 切った
買った
持った
Perkecualian
Taklampau Lampau
する した
くる きた
行く 行った*


* Perkecualian hanya untuk konjugasi ini
Contoh
(1) 今日は、走った。
- Mengenai hari ini, tadi berlari.
(2) 友達が来た。
- Teman adalah yang kemarin datang.
(3) 私も遊んだ。
- Saya juga waktu itu bermain.
(4) 勉強は、した。
- Mengenai belajar, tadi melakukan.
Bentuk negatif lampau untuk semua verba
Konjugasi bentuk negatif lampau memiliki aturan yang sama untuk semua verba. Kamu mungkin sudah sadar bahwa bentuk negatif dari segala sesuatu yang telah kita pelajari selalu berakhir dengan 「ない」. Aturan konjugasi untuk bentuk negatif lampau verba pada dasarnya sama seperti pada bentuk negatif lain yang juga diakhiri 「ない」. Jadi dari bentuk negatifnya, buang 「い」 dari akhiran 「ない」 lalu ganti dengan 「かった」.
Untuk merubah verba ke bentuk negatif lampau
• Pertama ubah verbanya menjadi bentuk negatif lalu ganti 「い」 dengan 「かった」
• 例)捨てる → 捨てない → 捨てなかった
• 例)行く → 行かない → 行かなかった
Contoh
(1) リナは食べなかった。
- Mengenai Rina, tadi tidak makan.
(2) ジャヤがしなかった。
- Jaya adalah yang kemarin tidak melakukan.
(3) アンドレも行かなかった。
- Andre juga waktu itu tidak ikut.
(4) お金がなかった。
- Waktu itu tidak ada uang.
(5) 私は買わなかった。
- Mengenai saya, waktu itu tidak membeli.
(6) 猫はいなかった。
- Waktu itu tidak ada kucing. (lit: mengenai kucing, waktu itu tidak ada)
Kosakata bab ini
Pada dasarnya ini adalah daftar verba yang sama dengan latihan sebelumnya dengan beberapa tambahan. Kita akan menggunakan verba-verba ini untuk berlatih konjugasi bentuk lampau dan negatif lampau.
Kanji
1. 話 - cerita
2. 見 - lihat
3. 来 - datang; berikut
4. 行 - pergi; melakukan
5. 帰 - pulang
6. 食 - makan; makanan
7. 飲 - minum
8. 買 - beli
9. 売 - jual
10. 持 - pegang
11. 待 - tunggu
12. 読 - baca
13. 歩 - jalan (aktivitas berjalan)
14. 走 - lari
15. 遊 - main
16. 泳 - renang
17. 死 - mati
Kosakata
Inilah daftar verba umum yang pasti akan kamu perlukan.
1. する - melakukan
2. しゃべる - berbicara
3. 話す【はなす】 - berbicara
4. 見る【みる】 - melihat
5. 来る【くる】 - datang
6. 行く【いく】 - pergi
7. 帰る 【かえる】 - pulang
8. 食べる 【たべる】 - makan
9. 飲む 【のむ】 - minum
10. 買う 【かう】 - membeli
11. 売る 【うる】 - menjual
12. 切る 【きる】 - memotong
13. 入る 【はいる】 - masuk
14. 出る 【でる】 - keluar
15. 持つ 【もつ】 - memegang
16. 待つ 【まつ】 - menunggu
17. 書く【かく】 - menulis
18. 読む 【よむ】 - membaca
19. 歩く 【あるく】 - berjalan
20. 走る 【はしる】 - berlari
21. 遊ぶ 【あそぶ】 - bermain
22. 泳ぐ 【およぐ】 - berenang
23. 死ぬ 【しぬ】 - mati
Latihan konjugasi bentuk lampau verba
Kita telah belajar mengklasifikasi verba di latihan verba pertama. Sekarang, kita akan menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengkonjugasikan verba-verba yang sama ke bentuk lampaunya. Untuk contoh, jawaban dari soal pertama telah diberikan. Sebaiknya kamu menggunakan kertas dan alat tulis, tapi kamu juga bisa menulis jawabanmu di kotak teks yang disediakan.
verba bentuk lampau
出る 出た
行く 行った

する した

買う 買った

売る 売った

食べる 食べた

入る 入った

来る きた

飲む 飲んだ

しゃべる しゃべった

見る 見た

切る 切った

帰る 帰った

書く 書いた

待つ 待った

話す 話した

泳ぐ 泳いだ

死ぬ 死んだ

Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan konjugasi bentuk negatif lampau verba
Sekarang, kita akan melakukan hal yang sama untuk konjugasi negatif lampau verba.
verba bentuk negatif lampau
出る 出なかった
行く 行かなかった

する しなかった

買う 買わなかった

売る 売らなかった

食べる 食べなかった

入る 入らなかった

来る こなかった

飲む 飲まなかった

しゃべる しゃべらなかった

見る 見なかった

切る 切らなかった

帰る 帰らなかった

書く 書かなかった

待つ 待たなかった

話す 話さなかった

泳ぐ 泳がなかった

死ぬ 死ななかった

Partikel untuk verba
Di bab ini, kita akan belajar beberapa partikel baru yang penting untuk penggunaan verba. Kita akan belajar cara menentukan objek langsung dari verba dan lokasi tempat verbanya terjadi.
Partikel objek langsung 「を」
Partikel pertama yang akan kita pelajari adalah partikel objek karena merupakan yang paling mudah dimengerti. Huruf 「を」 ditempelkan ke akhir suatu kata untuk menandakan bahwa kata tersebut merupakan objek langsung verbanya. Huruf ini bisa dibilang tidak pernah digunakan untuk keperluan lain. Oleh karenanya, padanan katakananya 「ヲ」 hampir tidak pernah ditemui karena partikel selalu ditulis dengan hiragana. Huruf 「を」, walaupun seharusnya berbunyi "wo", pada umumnya diucapkan sebagai "o" di pembicaraan nyata. Inilah beberapa contoh penggunaan partikel objek langsung.
Contoh
(1) 魚を食べる。
- Makan ikan.
(2) ジュースを飲んだ。
- Tadi minum jus.
Tidak seperti konsep objek langsung di bahasa Indonesia, tempat juga bisa menjadi objek langsung verba gerakan seperti 「歩く」 dan 「走る」. Ini artinya kita bergerak melalui atau melintasi tempat tersebut. Bayangkan saja 「を」 menandakan objek injak-injakan kaki kita saat bergerak.
(3) 街をぶらぶら歩く。
- Berjalan sepanjang kota tanpa tujuan. (lit: Berjalan kota tanpa tujuan)
(4) 高速道路を走る。
- Berlari melintasi jalan raya. (lit: Berlari jalan raya)
Kalau kamu menggunakan 「する」 dengan nomina, partikel 「を」 bisa dihilangkan dan kamu bisa menganggap seluruh [nomina+する] sebagai satu verba.
(5) 毎日、日本語を勉強する。
- Belajar bahasa Jepang setiap hari.
(6) メールアドレスを登録した。
- Telah mendaftarkan alamat email.
Partikel target 「に」
Partikel 「に」 menyatakan target dari verba. Ini berbeda dengan 「を」, di mana verbanya melakukan sesuatu terhadap objek langsung. Dengan 「に」, verbanya melakukan sesuatu menuju kata yang ditandai 「に」. Contohnya, tempat tujuan verba gerakan ditandai dengan 「に」.
Contoh
(1) ジャヤは日本に行った。
- Jaya pergi ke Jepang. (lampau)
(2) 家に帰らない。
- Tidak pulang ke rumah.
(3) 部屋にくる。
- Datang ke kamar.
Bisa dilihat di contoh (3) bahwa partikel target selalu berarti tujuan ("ke") dan bukan asal ("dari"). Kalau kamu ingin mengatakan misalnya "datang dari", maka kamu perlu menggunakan 「から」 yang artinya "dari". Dengan 「に」, artinya adalah "datang ke". 「から」 sering berpasangan dengan 「まで」 yang artinya "sampai".
(4) イチャは、インドネシアからきた。
- Icha datang dari Indonesia. (lampau)
(5) 宿題を今日から明日までする。
- Akan mengerjakan PR dari hari ini sampai besok.
Konsep target di bahasa Jepang sangatlah umum dan tidak terbatas pada verba gerakan. Contohnya, lokasi benda pada bahasa Jepang adalah target bagi verba keberadaan (ある dan いる). Waktu juga merupakan target umum. Ini adalah beberapa contoh verba nongerakan dan targetnya.
(6) 猫は部屋にいる。
- Kucing ada di kamar.
(7) 椅子が台所にあった。
- Waktu itu kursi ada di dapur.
(8) いい友達に会った。
- Kemarin bertemu teman baik.
(9) リナは医者になる。
- Rina akan menjadi dokter.
(10) 先週に図書館に行った。
- Pergi ke perpustakaan minggu lalu.
Catatan: Jangan lupa untuk menggunakan 「ある」 untuk tanaman dan benda mati seperti kursi dan 「いる」 untuk benda hidup bergerak seperti kucing.
Walaupun partikel 「に」 tidak selalu dibutuhkan untuk menyatakan waktu, ada sedikit perbedaan arti antara kalimat yang menggunakannya dan yang tidak menggunakan apa-apa sama sekali. Di contoh berikut, partikel target membuat tanggalnya menjadi target khusus sehingga menekankan bahwa temannya akan pergi ke Jepang pada waktu tersebut. Tanpa partikelnya, tidak ada penekanan khusus.
(11) 友達は、来年、日本に行く。
- Tahun depan, teman akan pergi ke Jepang.
(12) 友達は、来年に日本に行く。
- Teman akan pergi ke Jepang tahun depan.
Partikel arah 「へ」
Walaupun 「へ」 umumnya diucapkan "he", saat digunakan sebagai partikel dia selalu diucapkan "e". Beda utama antara partikel 「に」 dan 「へ」 adalah bahwa 「に」 memandang targetnya sebagai tujuan akhir (baik kongkrit maupun abstrak). Di lain pihak, 「へ」 lebih menyatakan bahwa kita bergerak ke arah tertentu, tapi tidak menjamin bahwa itu adalah tujuan akhirnya. Karenanya, 「へ」 hanya digunakan untuk verba gerakan. Dengan kata lain, partikel 「に」 menyatakan targetnya dengan pasti sedangkan 「へ」 lebih samar-samar tentang tujuan akhirnya. Sebagai contoh, kalau kita mengganti 「に」 dengan 「へ」 pada tiga contoh yang tadi telah muncul, nuansanya sedikit berubah.
Contoh
(1) ジャヤは日本へ行った。
- Jaya pergi ke arah Jepang. (lampau)
(2) 家へ帰らない。
- Tidak pulang ke arah rumah.
(3) 部屋へくる。
- Datang ke arah kamar.
Untuk memperjelas, misalnya kita mengatakan "Orang itu lari ke arah utara". Kita bisa mengatakan hal tersebut tanpa perlu tahu tujuan sebenarnya si orang itu. Bisa saja, setelah berlari beberapa ratus meter orang tersebut ternyata belok ke timur karena memang tempat yang ditujunya ada di situ. Inilah esensi 「へ」 yang lebih menyatakan arah gerakan namun tidak menjamin apapun mengenai tujuan akhirnya.
Kita tidak bisa menggunakan partikel 「へ」 untuk verba yang tidak memiliki arah fisik. Contoh berikut salah:
(誤) 医者へなる。
- (Versi salah dari 「医者になる」.)
Ini tidak berarti 「へ」 tidak bisa digunakan untuk konsep abstrak. Bahkan, karena arti arah yang samar dari partikel ini, 「へ」 juga bisa digunakan untuk membicarakan sasaran masa mendatang dan harapan.
(4) 勝ちへ向かう。
- Menuju kemenangan.
Partikel konteks 「で」
Partikel 「で」 memungkinkan kita menyatakan konteks pelaksanaan verbanya. Misalnya, jika seseorang makan ikan, di mana dia makan? Lalu, jika seseorang pergi ke sekolah, dengan kendaraan apa dia pergi? Dengan alat apa kamu makan? Semua pertanyaan tadi bisa dijawab dengan partikel 「で」. Ini beberapa contohnya.
Contoh
(1) 映画館で見た。
- Melihat di bioskop.
(2) バスで帰る。
- Pulang dengan bis.
(3) レストランで昼ご飯を食べた。
- Tadi makan siang di restoran.
Pada dasarnya, 「で」 berarti "dengan cara". Namun untuk tempat, kata bahasa Indonesia yang lebih cocok adalah "di".
Menggunakan 「で」 dengan 「何」
Di bahasa Jepang, "apa" (何) cukup menyebalkan karena walaupun pada umumnya dibaca 「なに」, kadang-kadang dia dibaca 「なん」 tergantung pada penggunaannya. Karena selalu ditulis menggunakan kanji, kamu tidak bisa tahu dari penulisannya. Untuk awal, saya menyarankan kamu membacanya 「なに」 sampai ada yang mengoreksi kamu bahwa untuk kasus tersebut bacaannya adalah 「なん」. Jika ditempel partikel 「で」, cara membacanya adalah 「なに」. (Gunakan kursor mouse kamu untuk mencek bacaannya di sini.)
(4) 何できた?
- Tadi datang dengan cara apa?
(5) バスできた。
- Tadi datang dengan bis.
Inilah bagian yang membingungkan. Bahasa Jepang "kenapa" adalah 「どうして」 atau versi lainnya yang terdengar lebih kuat 「なぜ」. Namun yang paling sering dipakai adalah versi percakapannya yaitu 「なんで」 yang ditulis 「何で」! Ini adalah kata yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan partikel 「で」.
(1) 何できた?
- Kenapa kamu datang?
(2) 暇だから。
- Karena sedang ada waktu luang.
「から」 yang muncul di sini artinya "karena", beda dengan 「から」 yang kita pelajari sebelumnya. Pembahasan sepenuhnya ada di bab kalimat gabungan. Inti dari contoh tersebut adalah bahwa dua kalimat yang ditulis persis sama bisa dibaca berbeda dan artinya juga berbeda. Jangan khawatir, masalahnya tidak sebesar kelihatannya sebab di sebagian besar kasus, cara membaca yang kedua (「なんで」) adalah yang lebih umum. Dan kalaupun yang diinginkan adalah 「なにで」, konteks pembicaraannya akan membuatnya jelas. Bahkan dalam contoh pendek ini pun kamu sudah bisa tahu mana cara membaca yang benar dengan melihat jawaban pertanyaannya.
Saat tempat menjadi topik
Ada kasus-kasus saat lokasi suatu aksi juga merupakan topik kalimat. Kamu bisa menempelkan partikel topik (「は」 dan 「も」) ke tiga partikel yang berhubungan dengan lokasi (「に」、「へ」、「で」) saat lokasinya adalah topik. Di contoh berikut kita bisa melihat bagaimana lokasi juga bisa menjadi topik.
Contoh 1
ジャヤ: 学校に行った?
- (Apakah kamu kemarin) pergi ke sekolah?
ギタ: 行かなかった。
- Tidak pergi.
ジャヤ: 図書館には?
- Kalau ke perpustakaan?
ギタ: 図書館にも行かなかった。
- Ke perpustakaan juga tidak pergi.
Di contoh ini, Jaya mengangkat topik baru (perpustakaan) sehingga lokasinya juga menjadi topik. Kalimatnya sebetulnya versi singkat dari 「図書館には行った?」.
Contoh 2
アンドレ: どこで食べる?
- Makan di mana?
リナ: イタリアレストランではどう?
- Bagaimakan kalau di restoran Italia?
Di sini Rina menyarankan restoran Italia. Kalimat seperti "Bagaimana kalau..." biasanya mengangkat topik baru karena orangnya menyarankan sesuatu yang baru. Dalam kasus ini, lokasinya (restoran) menjadi saran sehingga dia menjadi topik.
Saat objek langsung menjadi topik
Partikel objek langsung berbeda dengan partikel yang berhubungan dengan tempat sebab kamu tidak bisa menggabungnya dengan partikel lain. Sebagai contoh, dengan membaca bagian sebelumnya kamu mungkin menebak bahwa kita juga bisa mengatakan 「をは」 untuk menyatakan objek langsung yang juga menjadi topik. Tapi caranya bukan seperti itu. Suatu topik juga bisa merupakan objek langsung tanpa menggunakan partikel 「を」. Menggunakan 「を」 malah akan membuat kalimatnya salah.
Contoh
(1) 日本語を習う。
- Belajar bahasa Jepang.
(2) 日本語は、習う。
- Mengenai bahasa Jepang, (akan) belajar.
Jangan melakukan kesalahan berikut:
(誤) 日本語をは、習う。
- [Kalimat yang salah.]
Verba transitif dan intransitif
Di bahasa Jepang, kadang-kadang ada pasangan verba yang intinya sama yaitu verba transitif dan intransitif. Bedanya adalah verba transitif melibatkan aksi oleh pelaku aktif sedangkan pada verba intransitif aksi terjadi tanpa pelaku langsung. Di bahasa Indonesia bisa digunakan imbuhan untuk membedakannya, misalnya "saya menjatuhkan bolanya" (pelakunya "saya") vs. "bolanya jatuh" (tanpa pelaku). Di bahasa Jepang ini menjadi 「ボールを落とした」 vs. 「ボールが落ちた」. Contohnya lainnya adalah "memasukkan ke kotak" (箱に入れる) vs. "masuk ke kotak" (箱に入る). Bisa juga di bahasa Indonesia digunakan kata yang berbeda untuk pasangan tersebut, misalnya "menghapus" (消す) vs. "menghilang" (消える). Yang paling susah adalah jika di bahasa Indonesia digunakan kata yang sama, misalnya pada "saya membuka pintu" vs. "pintunya membuka". Menggunakan cara berpikir di bahasa Jepang, verba transitif dan intransitif sebetulnya menggambarkan aksi yang sama. Mengetahui istilahnya tidaklah penting, tapi kamu harus tahu mana yang mana agar bisa memilih verba dan partikel yang benar.
Karena arti dasar dan kanjinya sama, kamu bisa belajar dua verba dengan harga satu kanji! Mari kita lihat contoh beberapa verba transitif dan intransitif.
Verba transitif dan intransitif
Transitif Intransitif
落とす menjatuhkan 落ちる jatuh
出す mengeluarkan 出る keluar
入れる memasukkan 入る masuk
開ける membuka 開く membuka
(menjadi terbuka)
閉める menutup 閉まる menutup
(menjadi tertutup)
付ける menempelkan 付く menempel
消す menghapus 消える menghilang
抜く mencopot 抜ける copot
Perhatikan partikelnya!
Pelajaran paling penting di sini adalah mengenai partikel yang benar untuk verba yang bersangkutan. Tentunya prasyarat utamanya adalah tahu apakah verba yang bersangkutan transitif atau intransitif. Pada kamus WWWJDIC, verba transitif ditandai dengan "vt" dan verba intransitif ditandai "vi". Namun penandaan pada WWWJDIC masih dalam pengerjaan sehingga mungkin belum komprehensif. Jadi saya menyarankan untuk melihat contoh kalimat dari WWWJDIC atau Yahoo!辞書. Contohnya, dengan melihat contoh kalimat 「付ける」 dari WWWJDIC dan Yahoo!辞書, kamu bisa tahu bahwa itu verba transitif karena ada partikel 「を」.
Contoh
(1) 私が電気を付けた。- Sayalah yang menyalakan lampu.
(2) 電気が付いた。- Lampunya menyala.
(3) 電気を消す。- Mematikan lampu.
(4) 電気が消える。- Lampu mati.
(5) 誰が窓を開けた?- Siapa yang membuka jendela?
(6) 窓がどうして開いた?- Kenapa jendelanya membuka?
Hal yang penting untuk diingat adalah verba intransitif tidak bisa memiliki objek langsung karena tidak ada pelaku langsungnya. Contoh-contoh berikut secara tata bahasa salah.

(誤) 電気を付いた。- (「を」 seharusnya diganti 「が」 atau 「は」)
(誤) 電気を消える。- (「を」 seharusnya diganti 「が」 atau 「は」)
(誤) どうして窓を開いた?- (「を」 seharusnya diganti 「が」 atau 「は」)
Satu-satunya kasus di mana partikel 「を」 bisa digunakan dengan verba intransitif adalah saat suatu lokasi menjadi objek langsung verba gerakan sebagaimana disinggung di bab sebelumnya.
(1) 部屋を出た。- Keluar kamar.
Memperlakukan verba dan pernyataan keadaan benda sebagai adjektiva
Apakah kamu sadar bahwa berbagai konjugasi verba dan pernyataan keadaan benda mirip dengan adjektiva-i? Ini karena, dilihat dari sudut pandang tertentu, mereka memang adjektiva. Misalnya perhatikan kalimat "Orang yang tidak makan itu pergi ke bank". Di sini "tidak makan" mendeskripsikan si "orang", dan di bahasa Jepang kamu bisa memodifikasi nomina "orang" langsung dengan klausa "tidak makan" sebagaimana adjektiva biasa. Kalau kamu sudah paham metode yang sangat sederhana ini, kamu bisa memodifikasi nomina dengan frasa verba apapun!
Menggunakan subklausa pernyataan keadaan benda sebagai adjektiva
Konjugasi nomina negatif, lampau, dan negatif lampau bisa digunakan seperti adjektiva untuk langsung memodifikasi nomina. Tapi, kita tidak bisa melakukan ini untuk pernyataan keadaan positif taklampau yang menggunakan 「だ」. (Saya telah menyebutkan sebelumnya bahwa 「だ」 cukup merepotkan) Bahasa Jepang punya partikel untuk kasus perkecualian ini, yang akan kita bahas di bab berikutnya.
Kamu tidak bisa menggunakan 「だ」 untuk langsung memodifikasi nomina dengan nomina lain,
tapi kamu bisa melakukannya dengan 「だった」、「じゃない」、dan 「じゃなかった」.
Tapi kamu bisa merangkai nomina secara berjejeran jika mereka tidak dimaksudkan untuk memodifikasi satu sama lain. Contohnya, pada frasa seperti "Pusat Pendidikan Internasional", kamu bisa melihat bahwa itu hanyalah serangkaian nomina yang tidak melakukan modifikasi tata bahasa apapun. Yang tertulis bukanlah "Pusat Pendidikan yang Internasional" atau "Pusat untuk Pendidikan Internasional", tapi hanya "Pusat Pendidikan Internasional". Di bahasa Jepang, hal ini juga bisa dinyatakan dengan sederhana sebagai 「国際教育センタ」 (atau 「センター」). Kamu akan banyak menemukan rantai nomina seperti ini. Kadang-kadang, kombinasi tertentu sangatlah umum sehingga bisa dianggap sebagai suatu kata sendiri dan bahkan didaftar sebagai suatu kata pada kamus-kamus tertentu. Beberapa contohnya adalah 「登場人物」、「立入禁止」、dan 「世界大戦」. Kalau kamu kesulitan melakukan pembagian katanya, kamu bisa masukkan teksnya ke fasilitas penerjemah kata pada kalimat WWWJDIC dan situs tersebut akan memberikan jawabannya (umumnya).
Contoh
Inilah contoh beberapa modifikasi nomina langsung dengan klausa nomina terkonjugasi. Klausa nominanya diwarnai berbeda.
(1) 学生じゃない人は、学校に行かない。
- Orang yang bukan murid tidak pergi ke sekolah.
(2) 子供だったリナが立派な大人になった。
- Rina yang dulu anak kecil menjadi orang dewasa yang elegan.
(3) 友達じゃなかったリナは、いい友達になった。
- Rina yang dulu bukan teman menjadi teman baik.
(4) 先週に医者だったジャヤは、仕事を辞めた。
- Jaya yang minggu lalu adalah dokter keluar dari pekerjaannya.
Menggunakan klausa verba subordinat sebagai adjektiva
Klausa verba juga bisa digunakan seperti adjektiva untuk memodifikasi nomina. Contoh-contoh berikut akan menunjukkan bagaimana hal tersebut memberikan kita kemampuan untuk membuat kalimat yang cukup kompleks dan rinci. Verba klausanya diwarnai berbeda.
Contoh
(1) 先週に映画を見た人は誰?
- Siapa orang yang menonton film minggu lalu?
(2) アンドレは、いつも勉強する人だ。
- Andre adalah orang yang selalu belajar.
(3) 赤いズボンを買う友達はジャヤだ。
- Teman yang membeli celana panjang merah adalah Jaya.
(4) 晩ご飯を食べなかった人は、映画で見た銀行に行った。
- Orang yang tidak makan malam pergi ke bank yang dia lihat di film.
Urutan kata pada kalimat bahasa Jepang
Karena kita telah belajar konsep klausa subordinat dan fungsinya sebagai batu bata untuk membangun kalimat, sekarang saya bisa membahas tentang urutan kata pada kalimat bahasa Jepang. Ada mitos tentang urutan ini yang tersebar dan menjangkiti banyak pemula. Kita akan melihat masalah ini.
Struktur kalimat paling sederhana di bahasa Indonesia bisa dituliskan sebagai berikut: [Subjek] [Verba] [Objek]. Suatu kalimat menjadi kacau jika urutan itu dibolak-balik. Misalnya, artinya bisa berubah dari "Kamu makan ikan" menjadi "Kamu ikan makan" (Kamu adalah ikan yang makan?). Bahasa Inggris juga kebetulan strukturnya adalah [Subjek] [Verba] [Objek].
Di lain sisi, para pelajar bahasa Jepang akan dengan bangga dan PD menyatakan bahwa bahasa Jepang urutannya terbalik! Bahkan beberapa guru bahasa Jepang juga akan mengajarkan bahwa urutan dasar kalimat bahasa Jepang adalah [Subjek] [Objek] [Verba]. Ini adalah contoh klasik memaksakan bahasa Jepang ke dalam kerangka berpikir bahasa-bahasa barat. Tentu saja, kita semua tahu (iya kan?) bahwa urutan sebenarnya dari kalimat bahasa Jepang fundamental adalah: [Verba]. Apapun yang muncul sebelum verbanya tidak harus muncul dengan urutan tertentu dan sebetulnya hanya dengan verba suatu kalimat sudah benar dan lengkap. Yang perlu diingat hanyalah bahwa verba harus selalu muncul di akhir. Kalau tidak, buat apa kita punya partikel? Alasan satu-satunya partikel dipakai adalah agar peran suatu kata bisa diketahui di manapun letaknya pada kalimat. Tidak ada aturan yang melarang kita membuat kalimat [Objek] [Subjek] [Verba] atau bahkan hanya [Objek] [Verba]. Semua kalimat di bawah ini benar dan lengkap karena ada verba di akhir kalimatnya.
Kalimat-kalimat yang secara tata bahasa sudah lengkap dan urutannya benar
(1) 私は公園でお弁当を食べた。
(2) 公園で私はお弁当を食べた。
(3) お弁当を私は公園で食べた。
(4) 弁当を食べた。
(5) 食べた。
Jadi kamu tidak perlu sampai keluar keringat dingin memikirkan apakah kalimatmu sudah benar urutannya. Ingat saja aturan berikut:
Urutan pada kalimat bahasa Jepang
1. Kalimat yang lengkap membutuhkan verba utama di akhir. Ini juga termasuk pernyataan keadaan benda yang tersirat.
例) 食べた
例) 学生(だ)
2. Kalimat lengkap (klausa subordinat) bisa digunakan untuk memodifikasi nomina. (Kecuali satu kasus yaitu 「だ」, lihat pembahasan di atas)
例) お弁当を食べた学生が公園に行った。
3. Tiga partikel terakhir (bohong!)
4. Kita telah membahas konstruksi-konstruksi ampuh yang memungkinkan kita menyatakan hampir semua yang kita inginkan. Kita akan melihat bagaimana partikel 「の」 memberikan kita kemampuan tambahan dengan memungkinkan kita menyatakan nomina abstrak generik. Kita juga akan belajar cara memodifikasi nomina langsung dengan nomina. Tiga partikel baru yang akan kita pelajari bisa mengelompokkan nomina dengan cara yang berbeda.
5. Ini pelajaran terakhir yang akan secara khusus membahas partikel, tapi ini tidak berarti bahwa tidak ada partikel tambahan lagi. Kita akan belajar lebih banyak partikel di tengah jalan tapi mereka tidak akan disebut secara eksplisit sebagai partikel. Selama kamu tahu apa artinya dan cara menggunakannya, tidak terlalu penting apakah kamu tahu meraka partikel atau bukan.
6. Partikel inklusif 「と」
7. Partikel 「と」 mirip dengan 「も」 karena sama-sama mengandung arti inklusif. 「と」 menggabungkan dua atau lebih nomina dengan arti "dan".
8. (1) スプーンとフォークで魚を食べた。- Makan ikan dengan sendok dan garpu.
(2) 本と雑誌と葉書を買った。- Membeli buku, majalah, dan kartu pos.
9. Kegunaan lain 「と」 yang mirip adalah untuk menyatakan aksi yang dilakukan bersama orang lain.
(1) 友達と話した。- Berbicara dengan teman.
(2) 先生と会った。 - Bertemu dengan guru.
10. Partikel pendaftar samar 「や」 dan 「とか」
11. Partikel 「や」, persis seperti partikel 「と」, digunakan untuk mendaftar nomina. Hanya saja sifatnya lebih samar dari 「と」. Makna yang terkandung adalah mungkin ada hal-hal tambahan yang tidak ikut didaftar, dan mungkin saja tidak semua benda yang didaftar sesuai. Di bahasa Indonesia, kamu bisa menganggapnya mirip daftar yang menggunakan "dst.".
12. (1) 飲み物やカップやナプキンは、いらない?- Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya?
(2) 靴やシャツを買う。- Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...
13. 「とか」 juga artinya sama dengan 「や」 tapi lebih untuk bahasa percakapan.
(1) 飲み物とかカップとかナプキンは、いらない?- Kamu tidak perlu (hal-hal seperti) minuman, gelas, serbet, dan yang lainnya?
(2) 靴とかシャツを買う。- Membeli (hal-hal semacam) sepatu, baju, dll...
14. Partikel 「の」
15. Partikel 「の」 adalah partikel yang ampuh karena memiliki banyak guna. Partikel tersebut dikenalkan di sini karena seperti partikel 「と」 dan 「や」, dia bisa digunakan untuk menghubungkan nomina. Kita lihat beberapa contohnya.
16. (1) ジャヤの本。- Buku yang bersifat Jaya.
(2) 本のジャヤ。- Jaya yang bersifat buku.
17. Contoh pertama maksudnya adalah "buku milik Jaya". Kamu akan sangat sering menjumpai 「の」 yang memiliki arti kepemilikan seperti ini. Contoh lain yang artinya sama adalah 「私の先生」 yaitu 'guru milik saya' (guru saya).
18. Contoh kedua kemungkinan besar kalimat salah, tapi bisa saja kita bayangkan suatu dunia fantasi di mana benda-benda seperti buku, kursi, dan cangkir hidup sehingga bisa bergerak dan tertawa seperti kita. Kalau ada buku yang bernama Jaya, maka contoh kedua menggambarkannya dengan tepat: "Jaya yang merupakan buku". Contoh lain yang artinya sama adalah 「母の ギタ」 yang artinya "Gita yang merupakan sang ibu" (untuk kontras dengan "Rina yang merupakan anaknya" dan "Toni, bapaknya" misalnya).
19. Intinya, partikel 「の」 memungkinkan nomina bertindak layaknya adjektiva, memodifikasi nomina lainnya. Itulah alasan digunakannya 'yang bersifat' pada terjemahan literalnya. Bisa dilihat dari contoh (2) bahwa 「の」 tidak harus selalu berarti kepemilikan seperti pada (1). Inilah contoh lainnya.
20. (1) ジャヤは、インドネシアの大学の学生だ。- Jaya adalah murid universitas Indonesia.
Di sini maksudnya tentu saja adalah suatu universitas yang berada di Indonesia (bukan UI!). Perhatikan urutan modifikasinya, yaitu Jaya adalah murid dari universitas yang bersifat Indonesia. Kebalikannya yaitu 「学生の大学のインドネシア」 berarti "Indonesia yang bersifat universitas murid" dan tidak masuk akal.
21. Nomina yang dimodifikasi bisa dihilangkan jika dari konteks sudah jelas apa yang dihilangkan. Contoh berikut menunjukkan bagaimana kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan.
(1) そのシャツは誰のシャツ?- Baju itu baju milik siapa?
(2) ジャヤのシャツだ。- Baju milik Jaya.
bisa menjadi:
(1) そのシャツは誰の?- Baju itu milik siapa?
(2) ジャヤのだ。- Milik Jaya.
(「その」 adalah singkatan 「それ+の」 jadi dia langsung memodifikasi nomina karena memiliki partikel 「の」 intrinsik. Kata sejenis misalnya 「この」 dari 「これの」 dan 「あの」 dari 「あれの」.)
22. Penggunaan 「の」 seperti ini pada intinya menggantikan nominanya dan bahkan partikel 「の」 berperan menjadi nominanya. Kita pada dasarnya bisa memperlakukan adjektiva dan verba seperti nomina dengan menambahkan partikel 「の」. Partikelnya akan menjadi nomina generik, dan kita bisa memperlakukannya layaknya nomina biasa.
(1) 白いのは、かわいい。- Benda yang putih bersifat imut.
(2) 授業に行くのを忘れた。- Lupa hal pergi ke kelas.
23. Perhatikan bahwa di bahasa Indonesia kita bisa dengan sederhana mengatakan "lupa pergi" karena entah bagaimana di bahasa Indonesia verba juga bisa langsung menempati posisi-posisi nomina. Namun di bahasa Jepang, verba harus diubah menjadi nomina sebelum hal itu bisa dilakukan. Makannya, "pergi" harus diubah dulu menjadi "hal pergi" di contoh (2).
24. Dengan 「の」, sekarang kita bisa menggunakan partikel objek langsung, topik, dan pengidentifikasi dengan verba dan adjektiva. Kita tidak harus menggunakan partikel 「の」 di sini. Kita bisa menggunakan nomina 「物」, yang merupakan benda generik, atau 「こと」 untuk kejadian generik. Contohnya, kita juga bisa mengatakan:
(1) 白い物は、かわいい。- Benda yang putih bersifat imut.
(2) 授業に行くことを忘れた。- Lupa hal pergi ke kelas.
25. Namun, partikel 「の」 sangatlah berguna karena kamu tidak perlu menyatakan nomina apapun. Di contoh berikutnya, partikel 「の」 tidak menggantikan nomina apapun, namun hanya memungkinkan kita memodifikasi klausa verba dan adjektiva layaknya klausa nomina. Klausa subordinatnya ditandai.
(1) 毎日勉強するのは大変。 - Hal belajar setiap hari bersifat berat.
(2) 毎日同じ物を食べるのは、面白くない。- Hal makan benda sama setiap hari tidak menarik.
Kamu mungkin sadar bahwa kata 「同じ」 langsung memodifikasi 「物」 walaupun dia jelas bukan adjektiva-i. Saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Satu kemungkinan adalah bahwa dia sebetulnya adalah adverbia, yang akan kita lihat nanti tidak butuh partikel.
26. Tentunya, bahkan saat menggunakan 「の」 untuk menggantikan nomina, kamu tetap perlu 「な」 untuk memodifikasi nominanya saat adjektiva-na digunakan.
(1) 静かな部屋が、リナの部屋だ。- Kamar yang hening adalah kamar milik Rina.
menjadi:
(1) 静かなのが、リナの部屋だ。- Yang hening adalah kamar milik Rina.
27. Partikel 「の」 dalam memberi penjelasan
28. Partikel 「の」 yang ditempelkan di akhir kalimat juga bisa memberi nuansa penjelasan ke kalimatmu. Misalnya, kalau seseorang bertanya apakah kamu punya waktu, kamu bisa menggunakan 「の」 di akhir jawabanmu karena kamu memberi penjelasan ke orang tersebut. Arti yang dikandung sepertinya agak susah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Ini contohnya:
(1) 今は忙しいの。- (Saya) sekarang sibuk. (nuansa memberi penjelasan)
29. Ini terdengar sangat halus dan feminim. Laki-laki dewasa hampir selalu akan menambahkan deklaratif 「だ」 kecuali kalau mereka ingin sengaja terdengar imut.
(2) 今は忙しいのだ。- (Saya) sekarang sibuk. (nuansa memberi penjelasan)
30. Tapi karena deklaratif 「だ」 tidak bisa digunakan di pertanyaan, 「の」 yang sama di pertanyaan tidak membawa nada feminim dan digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.
(3) 今は忙しいの?- Apa sekarang (kamu) sibuk? (nuansa meminta penjelasan, untuk penanya laki-laki maupun perempuan)
31. Dalam menyatakan keadaan benda, saat 「の」 digunakan untuk nada penjelasan ini, kita perlu menambah 「な」 untuk membedakannya dengan partikel 「の」 yang bisa berarti kepemilikan.
(1) リザのだ。- Adalah milik Riza.
(2) リザなのだ。- Adalah Riza. (dengan nuansa memberi penjelasan).
Selain kasus ini, yang lainnya tetap sama seperti sebelumnya.
32. Pada kenyataannya, walaupun nuansa memberi penjelasan ini digunakan setiap saat, 「のだ」 umumnya digantikan oleh 「んだ」. Mungkin ini karena 「んだ」 lebih mudah diucapkan daripada 「のだ」. Tata bahasa ini bisa terlihat memiliki banyak arti karena dia tidak hanya bisa digunakan dengan berbagai bentuk adjektiva, nomina, dan verba, tapi dia sendiri juga bisa dikonjugasikan seperti keadaan benda. Tabel konjugasinya akan menunjukkan kamu apa maksudnya.
33. Sebetulnya tidak ada yang baru di sini. Tabel pertama hanya menambahkan 「んだ」 (atau 「なんだ」) ke verba, nomina, atau adjektiva yang terkonjugasi. Tabel kedua menambahkan 「んだ」 (atau 「なんだ」) ke verba, nomina, atau adjektiva yang tidak terkonjugasi lalu mengkonjugasikan bagian 「だ」 dari 「んだ」 seperti pada pernyataan keadaan benda untuk nomina dan adjektiva-na. Jangan lupa untuk selalu menambahkan 「な」 pada nomina dan adjektiva-na.
「んだ」 ditempelkan ke berbagai konjugasi
(Kamu bisa mensubstitusi 「の」 atau 「のだ」 untuk 「んだ」)
Nomina/Adj-na Verba/Adj-i
Dasar 学生なんだ 飲むんだ
Negatif 学生じゃないんだ 飲まないんだ
Lampau 学生だったんだ 飲んだんだ
Negatif lampau 学生じゃなかったんだ 飲まなかったんだ
「んだ」-nya sendiri dikonjugasi
(Kamu bisa mensubsitusi 「の」 untuk 「ん」 dan 「の」 atau 「のだ」 untuk 「んだ」)
Nomina/Adj-na Verba/Adj-i
Dasar 学生なんだ 飲むんだ
Negatif 学生なんじゃない 飲むんじゃない
Lampau 学生なんだった 飲むんだった
Negatif lampau 学生なんじゃなかった 飲むんじゃなかった
35. Sepertinya bentuk lampau dan negatif lampau untuk nomina/adjektiva-na di tabel kedua hampir tidak pernah digunakan (terutama dengan 「の」) tapi saya sertakan untuk kelengkapan.
36. Beda utama antara menggunakan 「の」 dengan tidak menggunakan apa-apa adalah bahwa kamu mengatakan ke pendengarnya, "Dengar, ini alasannya", tidak hanya sekedar memberi informasi baru. Sebagai contoh, jika ada yang bertanya "Apa kamu sekarang sibuk?" kamu bisa dengan sederhana menjawab 「今は忙しい」. Tapi jika ada yang bertanya "Kenapa kamu tidak bisa bicara denganku?", karena jelas bahwa kamu perlu memberi penjelasan, kamu akan menjawab 「今は忙しいの」 atau 「今は忙しいん だ」. Tata bahasa ini penting untuk meminta penjelasan pada pertanyaan. Misalnya, kalau kamu ingin bertanya "Eh, bukannya (sudah) telat?" kamu tidak bisa hanya bertanya 「遅くない?」 karena itu artinya "Tidak telat?" dan hanya meminta jawaban "ya" atau "tidak". Kalau kamu butuh suatu penjelasan, kamu perlu bertanya dalam bentuk 「遅いんじゃない?」.
37. Mari kita lihat contoh-contoh situasi yang menggunakan tata bahasa ini. Karena 「の」 seringkali susah diterjemahkan, maka nuansa yang dikandungnya hanya akan dituliskan dalam tanda kurung.
38. Contoh 1
39. リナ: どこに行くの?- Mau pergi ke mana? (meminta penjelasan)
ジャヤ: 授業に行くんだ。- Masuk ke kelas. (nada menjelaskan)
40. Contoh 2
41. リナ: 今、授業があるんじゃない?- Bukannya sekarang ada kelas? (menyangka ada kelas)
ジャヤ: 今は、ないんだ。- Sekarang tidak ada. (nada menjelaskan)
42. Contoh 3
43. リナ: 今、授業がないんじゃない?- Bukannya sekarang tidak ada kelas? (menyangka tidak ada kelas)
ジャヤ: ううん、ある。- Tidak, (sekarang) ada.
44. Contoh 4
45. リナ: その人が買うんじゃなかったの?- Bukannya orang itu tadi akan membeli? (menyangkan orangnya akan membeli)
ジャヤ: ううん、先生が買うんだ。- Tidak, guru adalah yang akan membeli. (nada menjelaskan)
46. Contoh 5
47. リナ: 朝ご飯を食べるんじゃなかった。 - Seharusnya tadi tidak sarapan. (menjelaskan bahwa sarapannya seharusnya tidak dimakan)
ジャヤ: どうして? - Kenapa?
48. Jangan khawatir kalau kamu sekarang benar-benar bingung, kita akan bertemu lebih banyak contoh lagi nanti yang akan meningkatkan pemahamanmu. Setelah kamu bisa merasa-rasa bagaimana segala sesuatunya bekerja, lebih baik melupakan terjemahan Indonesianya karena negatif dobel dan tripelnya bisa menjadi cukup membingungkan seperti pada contoh 3. Tapi di bahasa Jepang itu adalah ekspresi yang sangat normal, dan kamu akan sadar hal tersebut saat kamu menjadi semakin akrab dengan bahasa Jepang.
Kenapa adverbia dan gobi?
Sebetulnya keduanya tidak saling berhubungan tetapi saya memutuskan untuk menggabungkannya dalam satu bab karena kita hanya akan membahas dua gobi paling umum untuk saat ini. Hal tersebut terlalu pendek untuk dijadikan bab tersendiri.
Cara kerja adverbia
Adverbia atau kata keterangan adalah bagian kalimat yang menjelaskan bagaimana suatu verba dikerjakan. Misalnya, pada kalimat "Dia berlari dengan cepat" adverbianya adalah "dengan cepat". Bisa dilihat bahwa adverbia tersebut menggunakan adjektiva "cepat".
Di bahasa Jepang, mengubah adjektiva menjadi adverbia caranya sangat sederhana. Lalu, karena sistem partikel bahasa Jepang menyebabkan urutan kata pada kalimatnya fleksibel, kamu bisa menempatkan adverbia di mana saja asalkan sebelum verba yang bersangkutan. Sebagaimana biasanya, kita punya dua aturan berbeda: satu untuk ajektiva-i dan satu lagi untuk adjektiva-na.
Cara mengubah adjektiva menjadi adverbia
• adjektiva-i: Ganti 「い」 dengan 「く」.
例) 早い → 早く
• adjektiva-na: Tambahkan partikel target 「に」.
例) きれい → きれいに
(1) ジャヤは朝ご飯を早く食べた。- Jaya sarapan dengan cepat.
Adverbia 「早く」 sedikit beda dengan bahasa Indonesia 'cepat', karena maksudnya bisa kecepatan atau waktu kejadian, tergantung konteksnya. Dengan kata lain, kalimat di atas bisa juga berarti bahwa Jaya makan sarapan pagi-pagi sekali. Di kalimat lain seperti 「早く走った」, kemungkinan besar artinya 'cepat' dan bukan 'gasik'. Namun sekali lagi semuanya bergantung pada konteks.
(2) リナは自分の部屋をきれいにした。- Rina melakukan (mengerjakan) kamarnya menuju bersih.
Terjemahan literalnya memberikan sedikit petunjuk tentang alasan digunakannya partikel target. Pendapat tertentu tidak setuju menganggapnya sebagai adverbia, tapi bagi kita itu adalah hal yang praktis. Dengan menganggapnya adverbia, kita bisa menginterpretasikannya sebagai "Rina mengerjakan kamarnya dengan bersih" yang sebetulnya berarti "Rina membersihkan kamarnya" pada bahasa Indonesia. 「きれい」 secara literal berarti 'cantik', jadi kamu juga bisa menganggapnya sebagai "Rina mempercantik kamarnya".
Catatan: Tidak semua adverbia diturunkan dari adjektiva. Beberapa kata seperti 「全然」 dan 「たくさん」 adalah adverbia dengan sendirinya. Kata-kata tersebut bisa digunakan tanpa partikel.
(1) 映画をたくさん見た。- Menonton banyak film.
(2) 最近、全然食べない。- Akhir-akhir ini, tidak makan sama sekali.
Mari kita lihat contoh penggunaan adverbia yang lain:
(1) アンドレの声は、結構大きい。 - Suara Andre cukup besar.
(2) この町は、最近大きく変わった。- Kota ini banyak berubah akhir-akhir ini.
(3) 図書館の中では、静かにする。- Di dalam perpustakaan, [kita] melakukan [aktivitas] dengan hening.
Apa itu "gobi"?
Di bagian ini, kita akan membahas dua gobi yang paling banyak dipakai. 「語尾」 secara literal berarti "buntut bahasa" dan maksudnya adalah apapun yang muncul di akhir kalimat atau kata. Di tutorial ini, saya akan menggunakannya untuk menunjuk pada satu atau dua huruf hiragana yang selalu muncul di akhir kalimat karena tidak ada istilah lain yang saya ketahui. Akhiran ini seringkali susah untuk diterangkan karena banyak dari mereka yang sebetulnya tidak punya arti tertentu. Tapi mereka bisa mengubah 'nuansa' atau 'rasa' suatu kalimat. Dua yang akan kita bahas di sini bisa diterjemahkan dan digunakan cukup sering.
Gobi 「ね」
Orang biasanya menambahkan 「ね」 ke akhir kalimat saat mereka meminta (dan berharap) persetujuan atas apa yang mereka katakan. Ini sama seperti "kan?" atau "ya?" pada bahasa Indonesia.
Contoh 1
ジャヤ: いい天気だね。- Cuacanya baik ya?
リナ: そうね。- Iya ya?
Terjemahan 「そうね」 yang diberikan yaitu "Iya ya?" bisa berarti dua yaitu ragu dan setuju, tergantung intonasi pengucapannya. Yang dimaksud di sini adalah yang menyatakan persetujuan, dengan kata lain "Iya, memang." Laki-laki mungkin lebih memilih 「そうだね」.
Contoh 2
リナ: おもしろい映画だったね。- Tadi filmnya menarik kan?
ジャヤ: え?全然おもしろくなかった。- Ha? Sama sekali tidak menarik.
Karena Rina berharap pengiyaan bahwa filmnya menarik, Jaya cukup kaget karena menurutnya filmnya sama sekali tidak menarik. (「え」 adalah suara terkejut atau bingung.)
Gobi 「よ」
Saat 「よ」 ditempelkan ke akhir kalimat, itu berarti bahwa pembicara sedang menginformasikan sesuatu yang baru. Di bahasa Indonesia, padanannya adalah 'loh' dalam 'Dia besok nggak jadi pergi loh.' atau 'tahu nggak' pada 'Dia tadi sebetulnya marah, tahu nggak!'
Contoh 1
リナ: 時間がないよ。- Nggak ada waktu loh.
ジャヤ: 大丈夫だよ。- Nggak apa-apa, tahu nggak.
Contoh 2
リナ: 今日はいい天気だね。- Hari ini cuacanya bagus ya?
ジャヤ: うん。でも、明日雨が降るよ。- Iya. Tapi besok bakal hujan loh.
Menggabungkan keduanya untuk mendapatkan 「よね」
Kamu juga bisa menggabungkan keduanya untuk mendapatkan 「よね」. Pada intinya, ini digunakan saat kamu ingin memberitahu pendengar akan suatu bahasan baru dan sekaligus meminta mendapat. Urutannya harus selalu 「よね」, tidak bisa sebaliknya.
Contoh
リナ: ジャヤは、魚が好きなんだよね。 - Tahu nggak, kamu suka ikan ya?
ジャヤ: そうだね。- Memang begitu, iya kan?
Tata bahasa yang harus kamu ketahui
Kita telah belajar fondasi dasar bahasa Jepang. Karena sekarang kita sudah punya gambaran umum bagaimana bahasa Jepang bekerja, kita bisa mengembangkannya dengan mempelajari tata bahasa tertentu untuk berbagai situasi. Bagian ini akan membahas tata bahasa yang dirasa penting bagi bahasa Jepang praktis dasar. Terjemahan literal akan semakin sedikit kita gunakan untuk memfokuskan diri pada tata bahasa yang baru karena kamu (seharusnya) sudah punya pemahaman baik tentang tata bahasa fundamentalnya. Sebagai contoh, pada kalimat yang tidak menuliskan subjeknya, saya mungkin menulis pada terjemahannya 'dia' walaupun tentu saja kamu tahu bahwa 'kami' atau 'mereka' juga merupakan terjemahan yang mungkin.
Bagian ini dimulai dengan mengubah apa yang telah kita pelajari menjadi bentuk yang sopan. Di bahasa manapun, pasti ada cara untuk membentuk kalimat sedemikian rupa sehingga terdengar sopan. Sebagai contoh, di bahasa Indonesia kita bisa menemui "Oi, gue ciao dulu." vs. "Pak, saya permisi dulu." Kamu bisa menggunakan satu gaya bahasa untuk bicara dengan dosenmu dan gaya bahasa lain untuk teman dekatmu. Nah, di bahasa Jepang tidak hanya kata-katanya yang berubah, tapi aturan tata bahasa untuk setiap kalimat juga berubah. Ada garis yang pasti dan jelas yang membedakan gaya bicara sopan dengan santai. Di lain pihak, aturan-aturannya akan memandu kamu dengan jelas bagaimana memoles kalimatmu untuk konteks sosial yang berbeda. Di bagian ini kita akan belajar cara menkonjugasikan kalimat ke tingkat kesopanan yang sesuai, diperlukan untuk berbicara kepada orang dengan kedudukan sosial yang lebih tinggi atau dengan orang yang belum terlalu akrab.
Selanjutnya bagian ini akan membahas jenis-jenis tata bahasa utama yang sangat berguna di bahasa Jepang. Dengan alasan ini, kita akan belajar konjugasi yang sangat umum yaitu bentuk-te, potensial, pengandaian, dan volisional. Materi akhir-akhir bagian ini tidak disusun berdasarkan urutan tertentu dan memang tidak perlu. Tata bahasa yang ada di sini pasti diperlukan, yang artinya adalah kamu memang harus mempelajari semuanya dan mempelajarinya dengan baik.
Isi bagian ini
• Bentuk sopan - Membahas perbedaan dasar gaya bicara santai dengan sopan. Juga membicarakan aturan konjugasi bentuk sopan.
• Menyebut orang - Membahas bagaimana cara memanggil orang yang benar bedasarkan jabatan atau kedudukan sosialnya. Juga membahas berbagai pronomina (kata ganti) dan penggunaan tepatnya.
• Partikel tanya - Membahas cara membuat pertanyaan di bentuk sopan. Juga membahas penggunaan partikel tanya di konteks lain.
• Kalimat gabungan - Membahas cara merantai beberapa kalimat menjadi satu. Memperkenalkan bentuk-te yang ampuh.
• Keadaan berlanjut - Membahas cara menyatakan aksi atau keadaan yang berlanjut dengan bentuk-te.
• Bentuk potensial - Membahas cara menyatakan kemampuan melakukan sesuatu.
Bab-bab di bawah masih dalam tahap penerjemahan.
• Menggunakan する dan なる dengan partikel に - Membahas ekspresi-ekspresi berguna dengan 「する」 dan 「なる」.
• Pengandaian - Membahas cara menyatakan hal-hal dan kejadian yang terjadi jika kondisi tertentu dipenuhi. Anak jurusan komputer, kamu pasti mau membaca bab ini!
• Menyatakan keharusan - Bagaimana mengatakan bahwa kamu harus atau tidak boleh melakukan sesuatu. Juga membahas cara menyatakan bahwa kamu tidak harus melakukan sesuatu.
• Keinginan dan saran - Membahas cara menyatakan keinginan dan saran. Bab yang wajib untuk mendapatkan pacar di Jepang!
• Menggunakan klausa subordinat terkutip dan menyatakan dengarkabar - Belajar bagaimana cara menyatakan apa yang ada di pikiranmu dan cara mengutip orang lain dengan klausa subordinat.
• Definisi dan deskripsi - Belajar menggunakan 「という」 untuk mendefinisikan, mendeskripsikan, atau berbicara tentang sesuatu secara umum.
• Mencoba atau mengusahakan sesuatu - Cobalah hal-hal baru dengan tata bahasa ini.
• Memberi dan menerima - Belajar bagaimana cara memberi dan menerima menggunakan 「あげる」、「やる」、「くれる」、dan 「もらう」.
• Membuat permintaan - Belajar bagaimana membuat permintaan dengan 「~ください」、「~なさい」、「~ちょうだい」、dan bentuk perintah (imperatif).
• Angka dan berhitung - Menjelaskan bilangan dan berbagai macam satuan untuk menghitung.
• Mengakhiri bagian 4 dan gobi tambahan - Mengakhiri apa yang telah dibahas di bagian ini dan membahas gobi baru.
Tidak berlaku sembrono di Jepang
Bahasa Jepang yang telah kita pelajari tidak akan membawa masalah jika kamu berumur 5 tahun. Sayangnya, mereka yang sudah besar diharapkan untuk menggunakan versi bahasa yang lebih sopan (disebut 丁寧語) saat berbicara dengan orang-orang tertentu. Contohnya, kamu sebaiknya menggunakan 丁寧語 saat berbicara dengan: 1) orang yang memiliki status sosial lebih tinggi 2) orang yang baru dikenal atau tidak dekat denganmu. Memutuskan kapan harus menggunakan gaya bahasa tertentu pada dasarnya adalah masalah mengira-ngira. Tapi, sebaiknya kamu konsisten menggunakan satu gaya bahasa saja untuk tiap orang.
Untungnya, mengubah bahasa santai menjadi bahasa sopan tidaklah sulit. Mungkin ada beberapa perubahan kata (misalnya "ya" dan "tidak" masing-masing menjadi 「はい」 dan 「いいえ」), dan gobi-gobi tertentu yang cukup vulgar jelas tidak muncul pada percakapan sopan. (Tenang saja, mereka memang belum kita bahas kok) Pada intinya, beda utama dari gaya bicara santai dengan sopan terletak pada akhir kalimatnya. Kamu bahkan tidak bisa tahu apakah seseorang sedang bicara dalam gaya sopan atau santai sebelum kalimatnya selesai.
Akar verba
Untuk mengkonjugasikan semua verba-u dan -ru ke bentuk sopannya, kita pertama harus belajar akar verba. Kadang-kadang ini disebut akar masu di buku-buku tapi kita hanya akan menyebutnya akar karena bentuk tersebut digunakan di banyak konjugasi selain untuk bentuk masunya. Akar ini benar-benar hebat karena sangat mudah dibuat dan berguna untuk berbagai jenis tata bahasa.
Aturan untuk mendapatkan akar verba
• verba-ru - Buang 「る」
例) 食べる → 食べ
• verba-u - Ubah suara vokal terakhir dari suara "u" menjadi suara "i".
例) 泳ぐ → 泳ぎ
• Verba perkecualian - 「する」 menjadi 「し」 dan 「くる」 menjadi 「き」.
Akarnya sendiri sebetulnya bisa berfungsi sebagai cara khusus dan terbatas untuk mengubah verba-verba tertentu menjadi nomina. Kalau partikel 「の」 memungkinkan kamu berbicara tentang verba seakan-akan mereka adalah nomina, bentuk akar ini benar-benar mengubah verba menjadi nomina. Bahkan di kasus-kasus yang sangat langka akarnya lebih sering digunakan daripada verbanya. Contohnya akar dari 「怒る」(いかる) lebih sering digunakan daripada verbanya. Film "Fists of Fury" di bahasa Jepang adalah 「怒りの鉄拳」 dan bukan 「怒る鉄拳」. Dan bahkan, 「怒る」 kemungkinan besar akan dibaca 「おこる」, verba berbeda dengan arti dan kanji yang sama! Ada beberapa nomina tertentu (semacam 「休み」) yang sebetulnya adalah akar verba yang digunakan seperti nomina biasa. Tapi secara umum kita tidak bisa mengambil verba apapun dan mengubahnya menjadi nomina. Misalnya, contoh berikut salah:
(誤) 飲みをする。- (Kalimat ini sebetulnya masuk akal tapi tidak ada yang bicara seperti ini)
Tapi, ada satu tata bahasa berguna yang bisa digunakan dengan akar dari semua verba, yaitu menggunakan akarnya sebagai target dari verba gerakan (hampir selalu 「行く」 dan 「来る」 pada kasus ini). Tata bahasa ini berarti "pergi atau datang untuk [melakukan sesuatu]". Ini contohnya:
(1) 明日、映画を見に行く。- Besok, pergi untuk melihat film.
「見に」 adalah akar dari 「見る」 yang disusul dengan partikel target 「に」.
Partikel arah 「へ」 kedengaranya seakan-akan kamu secara harfiah akan pergi ke sesuatu, sementara partikel 「に」 berarti bahwa kamu pergi dengan tujuan melakukan sesuatu.
(1) 昨日、友達が遊びへきた。
- Kemarin, teman datang ke aktivitas bermain. (Kedengaran agak aneh)
(2) 昨日、友達が遊びにきた。
- Kemarin, teman datang untuk bermain.
Ekspresi 「楽しみにする」 berarti bahwa seseorang "menanti akan sesuatu yang menyenangkan" (misalnya menunggu hari-hari buku Harry Potter muncul di toko) dan dibentuk dari tata bahasa yang sama, tapi ini adalah kasus khusus dan sebaiknya dianggap sebagai ungkapan yang sudah langsung jadi.
Verba lain kadang juga ditempelkan ke suatu akar untuk menciptakan verba baru. Contohnya, saat 「出す」 ditempelkan ke akar 「走る」, yaitu 「走り」, kamu mendapat 「走り出す」 yang berarti "mulai berlari". Contoh lain misalnya 「切り替える」, yang berarti "mengganti ke sesuatu yang lain", dan 「付け加える」, yang berarti "menambahkan sesuatu dengan menempelkannya". Arti masing-masing verbanya digabung menciptakan verba baru. Contohnya, 「言い出す」 berarti "mulai berbicara", yang menggabungkan arti "berbicara" dan "mengeluarkan". Tidak ada aturan umum di sini, sebaiknya kamu cek arti masing-masing verba gabungan tersebut dan menghafalnya sebagai suatu verba tersendiri.
Dalam konteks formal seperti artikel koran, akar verba juga digunakan sebagai bentuk konjungktif verba. Kita akan kembali ke topik ini pada bab tentang ekspresi formal.
Menggunakan 「~ます」 untuk membuat verba sopan
Tentu saja, alasan saya memperkenalkan akar verba adalah untuk bisa mengkonjugasikan verba ke bentuk sopannya... bentuk masu! Bentuk masu harus selalu muncul di akhir kalimat lengkap dan tidak pernah di dalam klausa subordinat. Saat belajar kalimat gabungan, kita nanti akan melihat bahwa masing-masing subkalimatnya juga bisa berakhir dalam bentuk masu juga.
Untuk mengkonjugasikan verba ke bentuk masunya, kamu tinggal menempelkan konjugasi 「ます」 yang cocok. Inilah diagramnya.
Diagram konjugasi dengan contoh akar 「遊び」
konjugasi ます akar+ます
Dasar ます 遊びます
Negatif ません 遊びません
Lampau ました 遊びました
Negatif lampau ませんでした 遊びませんでした
Contoh
Seperti biasa, mari kita lihat beberapa contoh.
(1) 明日、大学に行きます。
- Besok, pergi ke universitas.
(2) 先週、ジャヤに会いましたよ。
- Kemarin bertemu Jaya loh.
(3) 晩ご飯を食べませんでしたね。
- Tidak makan malam, ya?
(4) 面白くない映画は見ません。
- Mengenai film yang tidak menarik, tidak menonton.
Menggunakan 「です」 untuk sisanya
Untuk kalimat lain yang tidak diakhiri verba-ru maupun -u, yang perlu dilakukan tinggal menambahkan 「です」 atau 「でした」. Kamu juga bisa melakukan ini baik untuk akhiran 「の」 maupun 「ん」, anggap saja mereka nomina biasa (telah dibahas di bab partikel 3). Hal yang perlu diingat adalah apabila ada deklaratif 「だ」, maka dia harus dihilangkan. Dalam berbicara sopan, sepertinya kamu tidak bisa lantang mendeklarasikan ini itu (fungsi 「だ」). Seperti bentuk masu, 「です」 atau 「でした」 juga harus diletakkan di akhir kalimat lengkap. Inilah diagram konjugasinya:
adjektiva-i (だ memang tidak bisa digunakan)
Santai Sopan
Dasar かわいい かわいいです
Negatif かわいくない かわいくないです
Lampau かわいかった かわいかったです
Negatif lampau かわいくなかった かわいくなかったです
nomina/adjektiva-na (harus menghilangkan だ)
Santai Sopan
Dasar 静か(だ) 静かです
Negatif 静かじゃない 静かじゃないです
Lampau 静かだった ※静かでした
Negatif lampau 静かじゃなかった 静かじゃなかったです
※ Lihat bahwa hanya untuk nomina/adjektiva-na, bentuk lampaunya menjadi 「でした」. Kesalahan umum adalah melakukan hal yang sama untuk adjektiva-i. Ingat selalu bahwa 「かわいいでした」 salah!
Contoh
Beberapa contoh lagi seperti biasanya.
(1) 子犬はとても好きです。
- Mengenai anak anjing, sangat suka. (Terjemahan paling alaminya adalah seseorang sangat suka anak anjing, tapi tidak ada konteks untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa anak anjing sangat suka sesuatu)
(2) 昨日、時間がなかったんです。
- Kemarin tidak ada waktu. (nuansa menjelaskan)
(3) その部屋はあまり静かじゃないです。
- Kamar itu tidak terlalu hening.
(4) 先週に見た映画は、とても面白かったです。
- Film yang melihatnya minggu lalu sangat menarik.
※ Sedikit cek realita
Saya telah mendengar beberapa kali bahwa konjugasi negatif taklampau yang diberikan di sini bukanlah konjugasi yang benar "secara resmi". Katanya, yang lebih "benar" adalah mengganti bagian 「ないです」 dengan 「ありません」. Alasannya adalah bentuk sopan negatif dari verba 「ある」 bukan 「ないです」 tapi 「ありません」. Dengan konjugasi ini 「かわいくない」 menjadi 「かわいくありません」 dan 「静かじゃない」 menjadi 「静かじゃありません」.
Memang konjugasi tersebut ada, tapi pada kenyataannya sekarang konjugasi yang "resmi" tersebut terdengar cukup kaku dan formal. Pada percakapan sopan sehari-hari, konjugasi yang telah kita bicarakan sebelumnya adalah yang akan digunakan hampir setiap saat. Walaupun kamu sebaiknya menggunakan konjugasi yang lebih formal untuk tulisan yang menggunakan bentuk sopan, kamu akan jarang mendengarnya di percakapan. Saya menyarankan kamu mempelajari dan mahir dengan kedua jenis konjugasi tersebut.
Konjugasi sopan negatif yang lebih formal
Santai Sopan
Negatif かわいくない かわいくありません
Negatif lampau かわいくなかった かわいくありませんでした
Negatif 静かじゃない 静かじゃありません
Negatif lampau 静かじゃなかった 静かじゃありませんでした
Contoh
(1) その部屋はあまり静かじゃないですよ。
- Kamar itu tidak terlalu hening loh.
(2) その部屋はあまり静かじゃありませんよ。
- Kamar itu tidak terlalu hening loh.
「です」 TIDAK sama dengan 「だ」
Kalau kamu telah mengambil kelas bahasa Jepang, kamu mungkin diajari bahwa 「です」 adalah versi sopan 「だ」. Tapi saya ingin menunjukkan beberapa perbedaan vital dan alasan kenapa mereka adalah dua hal yang benar-benar berbeda. Sebetulnya tidak mungkin menjelaskan sepenuhnya kenapa mereka secara dasar berbeda tanpa menggunakan tata bahasa yang belum dipelajari, jadi saya mengkhususkan bagian ini untuk mereka yang telah mulai belajar bahasa Jepang dan sayangnya diberi pengetahuan salah bahwa 「だ」 adalah versi santai dari 「です」. Bagi yang lainnya, silahkan melompati bagian ini.
Pasti kamu telah mempelajari ungkapan 「そう」. Nah, ada empat cara untuk membentuk kalimat yang artinya "memang betul begitu" dengan pernyataan keadaan benda yang berbeda.
Cara berbeda untuk mengatakan "memang betul begitu"
(1) そう。
(2) そうだ。
(3) そうです。
(4) そうでございます。
Pada yang pertama yaitu 「そう」 pernyataan keadaanya implisit dan pada 「そうだ」 deklaratif. Seperti telah saya jelaskan sebelumnya, bentuk yang tidak lantang 「そう」 umumnya digunakan oleh wanita dan yang deklaratif 「そうだ」 umumnya digunakan pria. 「そうです」 adalah versi sopan dari 「そう」, dibuat dengan cara menempelkan 「です」 ke nominanya. 「そうです」 bukan versi sopan 「そうだ」 yang diperoleh dengan mengganti 「だ」 dengan 「です」. Saya akan menjelaskan kenapa.
Misalnya kita ingin mengubah kalimatnya menjadi pertanyaan yaitu "Apakah betul begitu?" Ada beberapa cara untuk melakukannya tetapi sebagian ditunjukkan di sini. (Tata bahasanya dibahas di bab lain.)
Cara berbeda untuk bertanya, "Apakah betul begitu?"
(1) そう?
(2) そうか?
(3) そうですか?
Saya telah menjelaskan sebelumnya bahwa 「だ」 digunakan untuk mendeklarasikan hal yang dipercayai sebagai fakta. Jadi, 「そうだ か?」 bukanlah cara yang sah untuk bertanya karena kalimat tersebut pada waktu yang sama membuat pernyataan dan pertanyaan. Tapi fakta bahwa 「そうですか」 adalah pertanyaan yang sah menunjukkan bahwa 「です」 dan 「だ」 jelas berbeda. 「そうです」, dalam menunjukkan kesopanan, tidaklah deklaratif dan hanya merupakan versi sopan dari 「そう」.
Selain perbedaan nuansa antara 「だ」 dengan 「です」, perbedaan kunci lainnya adalah bahwa 「だ」 digunakan di banyak tata bahasa untuk membuat batas klausa subordinatnya jelas. Di lain pihak 「です」 hanya digunakan di akhir kalimat untuk menunjukkan kesopanan. Sebagai contoh, perhatikan kedua kalimat berikut. (Tata bahasanya ada di bab lain setelah bab ini)
(正) そうだと思います - Menurut saya begitu.
(誤) そうですと思います - (Kalimat salah)
「そうだと思います」 benar tapi 「そうですと思います」 tidak karena 「です」 hanya bisa digunakan di akhir kalimat. 「です」 hanya bisa berada pada klausa subordinat jika itu merupakan kutipan langsung perkataan seseorang seperti berikut.
(1) 「はい、そうです」と答えた。
Kesimpulannya, mengganti 「です」 dengan 「だ」, berpikir bahwa yang satu merupakan versi sopan yang lainnya (dan sebaliknya) berpotensi menghasilkan kalimat-kalimat yang secara tata bahasa salah. Hal yang terbaik adalah menganggap mereka sebagai dua hal yang berbeda (karena memang begitu).
Menyebut orang dengan benar di bahasa Jepang
Yang penting bukan hanya menggunakan gaya bahasa yang tepat sesuai dengan lawan bicaranya, tapi juga bagaimana cara menyebut orang lain dengan tepat. Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menyebut dirimu sendiri dengan tingkat kesopanan yang pas. Bahasa Jepang di sini cukup mirip dengan bahasa Indonesia, yaitu sama-sama memiliki banyak cara untuk menyebut "saya" dan "kamu". Di sini kita akan membahas kata-kata yang paling umum untuk hal tersebut.
Menyebut diri sendiri
Ada banyak cara untuk mengatakan "saya" di bahasa Jepang. Beberapa tidak terlalu umum dan ada juga yang sudah sangat kuno. Kita akan membahas beberapa yang paling umum dipakai saat ini. Beda penggunaan dari bermacam-macam versi "saya" tersebut bisa dibagi menjadi dua kategori: jenis kelamin dan kesopanan. Dengan kata lain, ada kata-kata yang umumnya dipakai laki-laki dan ada kata lain yang biasanya hanya dipakai perempuan dan semuanya bergantung pada konteks sosialnya.
Sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin mengangkat kata 「私」. Bacaan resmi kanji tersebut adalah 「わたくし」. Ini adalah bacaan yang dipakai pada konteks formal (misalnya pidato pemimpin perusahaan). Bacaan ini kemungkinan besar akan diikuti gaya bahasa hormat dan rendah diri yang akan kita bahas belakangan. Dalam situasi lainnya, kanji tersebut umumnya dibaca 「わたし」. Ini adalah cara yang paling umum untuk mengatakan "saya" dari segi kesopanan dan jenis kelamin, sehingga umumnya itu adalah salah satu kata yang pertama kali diajarkan pada pelajar bahasa Jepang.
Inilah daftar kata yang paling umum untuk "saya" dan penggunaannya:
1. 私(わたくし) - Digunakan oleh laki-laki maupun perempuan pada situasi formal.
2. 私(わたし) - Digunakan oleh laki-laki maupun perempuan untuk pembicaraan sopan pada umumnya.
3. 僕 - Digunakan terutama oleh laki-laki mulai dari situasi cukup formal sampai situasi cukup santai.
4. 俺 - "Saya" yang sangat kasar dan bisa dibilang khusus untuk laki-laki di situasi yang sangat santai. Dari segi vulgaritas mirip dengan "gue", tapi ingat hanya untuk laki-laki.
5. あたし - Cara yang sangat feminim dan santai untuk menyebut diri sendiri. Tapi banyak perempuan lebih memilih 「わたし」 karena 「あたし」 rasanya terlalu imut dan kecewek-cewekan.
6. Menyebut nama sendiri - Juga cara yang feminim dan agak kekanak-kanakan untuk menyebut diri sendiri.
7. わし - Biasanya digunakan oleh orang tua yang sudah cukup di atas separuh baya.
Mari kita lihat bagaimana kalimat yang berbeda menggunakan "saya" yang berbeda juga. 「わたくし」 tidak disertakan karena kita belum membahas tata bahasa yang sangat formal.
(1) 私の名前はキムです。- Nama saya Kim. (Netral, sopan)
(2) 僕の名前はキムです。- Nama saya Kim. (Maskulin, sopan)
(3) 僕の名前はジャヤだ。- Namaku Jaya. (Maskulin, santai)
(4) 俺の名前はジャヤだ。- Nama gue Jaya. (Maskulin, sangat santai)
(5) あたしの名前はリナ。- Namaku Rina. (Feminim, santai)
Menyebut orang lain dengan namanya
Bahasa Jepang tidak menggunakan "kamu" sesering bahasa Indonesia. Semoga contoh-contoh di bab sebelumnya dengan Jaya, Rina, Heri, dan yang lainnya telah membuat jelas bahwa orang lebih memilih menyebut nama lawan bicaranya. Cara umum lainnya adalah dengan gelarnya misal 「社長」、「課長」、「先生」, dll. Ini sama seperti penggunaan "bapak", "ibu", "mas", dan "mbak" seperti pada kalimat "Bapak besok ngajar nggak?". Kata 「先生」 bisa digunakan untuk siapapun yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang banyak. Contohnya orang biasanya menggunakan 「先生」 saat memanggil dokter dan guru (tentunya). Kamu juga bisa menambahkan nama keluarganya ke gelarnya misalnya 「田中先生」 (Pak guru Tanaka). Kalau misalnya hubunganmu dengan orang tersebut tidak melibatkan gelar apapun, kamu bisa menggunakan namanya (biasanya nama keluarga) dengan ditambah 「さん」 untuk menunjukkan kesopanan. Kalau menyebut nama keluarganya dirasa sedikit terlalu sopan dan kaku, kamu bisa juga menempelkan 「さん」 ke nama panggilannya. Versi lain 「さん」 yang lebih akrab dan santai misalnya 「くん」 dan 「ちゃん」. 「くん」 biasanya digunakan untuk nama laki-laki yang posisi sosialnya sama atau lebih rendah. Contohnya, bos saya kadang memanggil saya 「キムくん」. 「ちゃん」 adalah cara yang menunjukkan perhatian atau kedekatan dan digunakan pada umumnya untuk anak-anak atau perempuan yang status sosialnya sama atau di bawah.
Catatan: Pada nama lengkap orang Jepang, yang ada di depan adalah nama keluarganya dan yang ada di belakang adalah nama panggilannya. Sebagai contoh, 田中れいな memiliki nama keluarga "Tanaka" dan nama panggilan "Reina".
Menyebut orang lain dengan "kamu"
Di bahasa Indonesia, pada situasi sopan kita biasanya tidak menggunakan "kamu" dan lebih memilih kata-kata seperti "bapak" atau "mas". Bahasa Jepang juga secara umum tidak menggunakan 「あなた」, jadi hati-hati dalam menggunakannya. Dalam memanggil orang lain secara langsung, ada tiga tingkat kesopanan di bahasa Jepang: 1) Menggunakan nama orangnya dengan akhiran yang pas, 2) Tidak menggunakan apa-apa sama sekali, dan 3) Menggunakan 「あなた」. Kalau kamu sudah sampai ke nomor tiga, kamu sudah berada di daerah bahaya karena bisa terdengar sembrono. Pada umumnya, kamu tidak perlu menggunakan apa-apa karena kamu sudah jelas sedang berbicara dengan orang tersebut. Terus-terusan mengucapkan "kamu" akan terdengar seperti kamu sedang menyerangnya dengan tuduhan atau semacamnya.
「あなた」 juga merupakan cara lama bagi wanita untuk memanggil suami atau kekasihnya. Kecuali kamu wanita separuh baya dengan suami orang Jepang, sepertinya kamu tidak akan menggunakan 「あなた」 untuk tujuan tersebut.
Inilah daftar beberapa kata yang artinya "kamu". Kamu akan sangat jarang memerlukan kata-kata ini, terutama yang ada di akhir-akhir daftar.
1. あなた - Secara umum hanya digunakan jika tidak mungkin untuk berkontak fisik dan mengetahui nama orangnya. Sebagai contoh, pertanyaan pada formulir akan menggunakan 「あなた」.
2. 君 - Bisa digunakan oleh laki-laki untuk memanggil orang lain yang menunjukkan kedekatan. Bisa juga terasa cukup kasar.
3. お前 - Cara yang sangat vulgar untuk menyebut orang lain. Umumnya digunakan oleh laki-laki dan diubah menjadi 「おめえ」.
4. あんた - Cara memanggil orang yang menunjukkan sikap sok dan kedekatan dengan lawan bicaranya. Orang yang menggunakannya mungkin agak jengkel dengan sesuatu.
5. 手前 - Sangat-sangat kasar. Seperti 「お前」, untuk menambahkan sedikit efek orang akan mengatakannya 「てめ~~」. Terdengar seperti kamu ingin menghajar seseorang. Saya hanya pernah menjumpainya di buku dan film. Kalau kamu mencobanya ke teman-teman Jepangmu untuk bercanda, mungkin mereka akan tertawa dan mengatakan bahwa kamu terlalu banyak membaca komik.
6. 貴様 - Menunjukkan kebencian dan kemarahan terdalam. Kedengarannya seperti kamu ingin menghabisi orang tersebut. Saya juga hanya pernah menemuinya di komik, dan membahasnya di sini agar kamu juga bisa menikmati komik!
Menyebut pihak ketiga
"Dia" pada bahasa Jepang dibedakan berdasar jenis kelamin. Jika yang dibicarakan adalah laki-laki maka yang digunakan adalah 「彼」, sedangkan untuk perempuan yang dipakai adalah 「彼女」. Perhatikan bahwa 「彼」 dan 「彼女」 juga bisa berarti pacar. Jadi bagaimana membedakannya? Tentunya dengan konteks. Contohnya, jika seseorang bertanya 「彼女で すか?」 maka jelas bahwa yang ditanyakan adalah "Apakah dia pacarmu?" karena "Apakah dia 'dia'?" tidak masuk akal. Alternatif lainnya yang lebih jarang dipakai adalah 「ガールフレンド」 and 「ボーイフレンド」 dari kata bahasa Inggris "girlfriend" dan "boyfriend".
Menyebut anggota keluarga
Menyebut anggota keluarga sedikit lebih rumit dibanding bahasa Indonesia. (tapi bisa lebih buruk lagi, coba saja bahasa Korea!) Agar singkat, (karena ini panduan tata bahasa dan bukan perbendaharaan kata) yang akan dibahas hanyalah anggota keluarga terdekat. Di bahasa Jepang, kamu menyebut anggota keluarga orang lain dengan menggunakan versi sopannya dan di lain pihak "merendahkan" anggota keluargamu sendiri. Ini hanya berlaku kalau kamu sedang membicarakan anggota keluargamu dengan orang lain yang bukan keluarga. Sebagai contoh, kamu akan menyebut ibumu sebagai 「母」 ke orang lain, namun di rumah kamu bisa saja memanggil ibumu menggunakan kata yang lebih sopan yaitu 「お母さん」. Ada juga pemisahan antara saudara laki-laki dan perempuan. Tabel berikut menunjukkan istilah-istilah yang paling umum untuk anggota keluarga. Masih ada juga kemungkinan atau variasi lain yang tidak dicakup tabel ini.
Tabel anggota keluarga
Keluarga sendiri Keluarga orang lain
Orang tua 両親 ご両親
Ibu 母 お母さん
Ayah 父 お父さん
Istri 妻 奥さん
Suami 夫 ご主人
Kakak perempuan 姉 お姉さん
Kakak laki-laki 兄 お兄さん
Adik perempuan 妹 妹さん
Adik laki-laki 弟 弟さん
Anak laki-laki 息子 息子さん
Anak perempuan 娘 娘さん
Kata lain untuk istri yaitu 「家内」 sering dianggap tidak tepat secara politis karena kanji yang digunakan adalah "rumah" dan "dalam", yang berimplikasi bahwa istri harus ada di dalam rumah.
Pertanyaan dalam bentuk sopan
Partikel tanya dibahas di sini karena penggunaan utamanya adalah untuk menandakan pertanyaan pada kalimat sopan. Walaupun sebetulnya bisa saja kita bertanya dalam bentuk sopan dengan hanya menggunakan intonasi, pada umumnya partikel tanya ditambahkan pada akhir kalimat untuk menandakannya. Partikel tanya tersebut adalah aksara hiragana 「か」 dan pada bahasa tertulis kamu tidak perlu tanda tanya. Dengan alasan yang telah dibahas sebelumnya, jangan menggunakan deklaratif 「だ」 dengan partikel tanya ini.
Contoh 1
田中さん: お母さんはどこですか。- Ibu(mu) di mana?
鈴木さん: 母は買い物に行きました。- Ibu (saya) pergi belanja.
Contoh 2
キムさん: イタリア料理を食べに行きませんか。 - Pergi makan masakan Italia?
鈴木さん: すみません。ちょっと、お腹がいっぱいです。- Maaf. Perut (saya) agak penuh.
Di sini pertanyaannya sebetulnya adalah ajakan, secara tata bahasa mirip dengan ajakan pada bahasa Indonesia seperti "Tidakkah kamu akan menemaniku?". 「すみません」 adalah cara yang sopan untuk meminta maaf. Yang sedikit lebih tidak formal adalah 「ごめんなさい」 dan versi santainya hanyalah 「ごめん」.
Partikel tanya pada kalimat santai
Sangatlah masuk akal untuk beranggapan bahwa partikel tanya bekerja dengan cara yang persis sama pada pembicaraan santai. Sayangnya, kenyataannya tidak seperti itu. Partikel tanya 「か」 umumnya tidak digunakan di pembicaraan santai untuk membuat pertanyaan sebenarnya. Dia sering dipakai untuk berpikir apakah sesuatu itu benar atau tidak. Tergantung konteks dan intonasinya, dia juga bisa dipakai untuk membuat pertanyaan retoris atau menyatakan sarkasme. Hasilnya bisa terdengar cukup kasar jadi kamu perlu hati-hati untuk menggunakan 「か」 pada bentuk santai.
Contoh
(1) こんなのを本当に食べるか?
- Emang kamu pikir (dia) beneran bakal makan kaya ginian?!
(2) そんなのは、あるかよ!
- Emang aku keliatan kaya orang yang punya kaya gituan?!
Sebagai ganti 「か」, pertanyaan umum di gaya bahasa santai menggunakan partikel penjelasan の atau tidak menggunakan apapun kecuali intonasi yang naik, sebagaimana telah kita pelajari di bagian-bagian sebelumnya.
(1) こんなのを本当に食べる?
- Kamu beneran mau makan kaya ginian?
(2) そんなのは、あるの?
- Kamu punya yang kaya itu nggak?
「か」 pada klausa subordinat
Penggunaan lain partikel tanya berikutnya adalah tata bahasa yang dipakai di gaya bicara manapun, sopan maupun santai. Partikel tanya yang ditambahkan di akhir klausa subordinat membuatnya menjadi pertanyaan mini di dalam kalimat yang lebih besar. Ini memungkinkan pembicara berbicara tentang suatu pertanyaan. Contohnya, kamu bisa berbicara tentang pertanyaan "Apa yang aku makan hari ini?" Pada contoh berikut pertanyaan yang dibicarakan ditandai dengan merah.
(1) 昨日何を食べたか忘れた。- Lupa apa yang kumakan kemarin.
(2) 彼は何を言ったかわからない。- Nggak ngerti apa yang dia omongin.
(3) 先生が学校に行ったか教えない? - Tidakkah kamu akan memberi tahuku apa guru pergi ke sekolah?
Pada kalimat seperti (3) pertanyaannya memiliki jawaban ya/tidak, dan pada kasus tersebut cukup umum (tapi tidak wajib) untuk menambahkan 「どうか」. Ini sama dengan mengatakan "apakah ... atau tidak" di bahasa Indonesia. Kamu juga bisa menambahkan pilihan lainnya juga untuk mengatakan hal yang sama.
(1) 先生が学校に行ったかどうか知らない。- Tidak tahu apakah guru pergi ke sekolah atau tidak..
(2) 先生が学校に行ったか行かなかったか知らない。- Tidak tahu apakah guru pergi ke sekolah atau tidak pergi.
Menggunakan kata tanya
Karena kita kebetulan sedang membahas tentang pertanyaan, ini saat yang bagus untuk melihat beberapa kata tanya (di mana, siapa, apa, dll.) dan apa artinya pada berbagai konteks. Lihatlah apa efek menambahkan partikel tanya ke kata dasarnya.
Kata Tanya
Kata+Partikel tanya Arti
誰か seseorang
何か sesuatu
いつか suatu waktu
どこか suatu tempat
どれか salah satu dari pilihan yang ada

Seperti yang bisa kamu lihat dari contoh-contoh berikut, kamu bisa memperlakukannya bagai nomina biasa.
(1) 誰かがおいしいクッキーを全部食べた。- Seseorang makan semua kue enaknya.
(2) 誰が盗んだのか、誰か知りませんか。- Apa ada seseorang yang tahu siapa yang mencurinya?
(3) 犯人をどこかで見ましたか。- Apakah kamu melihat penjahatnya di suatu tempat?
(4) この中からどれかを選ぶの。- (Menjelaskan) Pilih salah satu di antara [beberapa pilihan berikut].
Kata tanya dengan arti inklusif
Kata-kata yang sama seperti pada pada tabel di atas bisa digabung dengan 「も」 pada kalimat negatif untuk berarti "tidak siapapun" (誰も), "tidak ada apapun" (何も), "tidak di manapun" (どこも), dll.
「誰も」 dan 「何も」 digunakan terutama untuk kalimat negatif. Menariknya, tidak ada cara untuk mengatakan "semua", baik orang maupun hal umum, menggunakan kata tanya. Yang digunakan adalah kata-kata khusus seperti 「みんな/みなさん」 dan 「全部」.
Tiga kata sisanya, 「いつも」 (artinya "selalu"), 「どれも」 (artinya "yang manapun"), dan 「どこも」 (artinya "di mana-mana") bisa digunakan di kalimat negatif maupun positif.

Kata Inklusif
Kata+も Arti
誰も tidak siapapun (hanya kalimat negatif)
何も tidak ada apapun (hanya kalimat negatif)
いつも selalu
どこも di mana-mana
どれも yang manapun (semua pilihan)
(1) この質問の答えは、誰も知らない。- Tidak ada yang tahu jawaban dari pertanyaan ini.
(2) 友達はいつも遅れる。 - Teman selalu telat.
(3) ここにあるレストランはどれもおいしくない - Restoran manapun di sini semuanya tidak ada yang enak.
(4) 今週末は、どこにも行かなかった。- Tidak pergi ke manapun akhir minggu ini.
(Secara tata bahasa, 「も」 ini sama dengan partikel topik 「も」 jadi partikel target 「に」 harus diletakkan sebelum partikel 「も」.)
Kata tanya yang artinya "apapun"
Kata-kata tanya yang sama jika digabung 「でも」 artinya "apapun". Yang perlu diperhatikan adalah bahwa 「何でも」 dibaca 「なんでも」 dan bukan 「なにでも」.
Kata untuk "apapun"
Kata+でも Arti
誰でも Siapapun
何でも Apapun
いつでも Kapanpun
どこでも Di manapun
どれでも Yang manapun
(1) この質問の答えは、誰でも分かる。- Siapapun mengerti jawaban pertanyaan ini.
(2) 昼ご飯は、どこでもいいです。- Tentang makan siang, di manapun OK.
(3) あの人は、本当に何でも食べる。- Orang itu benar-benar makan apapun.
Kalimat gabungan
Di bagian ini, kita akan belajar banyak cara untuk menggabungkan banyak kalimat sederhana menjadi satu kalimat kompleks. Sebagai contoh, kita akan mempelajari cara merantai kalimat-kalimat yang terpisah menjadi satu untuk menyatakan banyak aksi atau keadaan. Dengan kata lain, misalnya kita punya dua kalimat sederhana dengan subjek yang sama "Saya makan" dan "Saya berlari", maka kita akan belajar cara menyatukannya menjadi "Saya makan dan berlari." Kita juga akan mempelajari cara melakukan hal yang sama untuk adjektiva dan nomina. (Misalnya: Dia kaya, tampan, dan menarik.)
Menyatakan serangkaian keadaan
Merantai nomina dan adjektiva untuk menggambarkan orang atau benda sangatlah mudah. Sebagai contoh, di bahasa Indonesia kita bisa menggabungkan "Dia X. Dia Y. Dia Z." menjadi satu kalimat "Dia X, Y, dan Z." karena subjeknya sama. Di bahasa Jepang, kita bisa melakukan hal yang sama dengan mengkonjugasikan nomina atau adjektivanya. Nomina atau adjektiva yang muncul terakhir akan tetap sama.
Cara merantai nomina dan adjektiva menjadi satu
• Nomina dan adjektiva-na: Tempelkan 「で」 ke akhir nomina atau adjektiva.
• 例) 一般的 → 一般的で
• 例) 静か → 静かで

Adjektiva-i dan nomina/adjektiva negatif: Ganti 「い」 dengan 「くて」.
※Untuk 「いい」 dan 「かっこいい」, perkecualian 「い→よ」 juga berlaku di sini.
• 例) 狭い → 狭くて
• 例) 彼女じゃない → 彼女じゃなくて
• 例) いい → よくて
Contoh
(1) 私の部屋は、きれいで、静かで、とても好き。
- Kamar saya bersih, hening, dan saya sangat suka.
(2) 彼女は、学生じゃなくて、先生だ。
- Dia bukan murid, dia guru.
(3) 田中さんは、お金持ちで、かっこよくて、魅力的ですね。
- Tanaka-san kaya, keren, dan mempesona ya?
Kamu bisa lihat bahwa 「で」 yang ditempelkan ke 「お金持ち」 di sini tidak mungkin partikel konteks 「で」 karena tidak ada verba yang terlibat. Mungkin akan memudahkan jika kamu menganggap 「で」 hanyalah suatu bentuk dari 「だ」 yang digunakan untuk membentuk rantai.
Menyatakan serangkaian verba menggunakan bentuk-te
Dengan cara yang mirip, kamu bisa menyatakan serangkaian aksi. Biasanya hal tersebut berarti runtutan kejadian. (Saya melakukan X, lalu saya melakukan Y, lalu terakhir melakukan Z) Ada dua bentuk: positif dan negatif. Aspek waktu (misal bentuk lampau) dari seluruh aksinya ditentukan melalui verba yang terakhir.
Cara merantai verba menjadi satu
1. Positif: Konjugasikan verba ke bentuk lampaunya lalu ganti 「た」 dengan 「て」 atau 「だ」 dengan 「で」. Ini akan kita sebut bentuk-te walaupun bisa juga berakhiran 'de'.
2. Negatif: Sama seperti adjektiva-i, ganti 「い」 dengan 「くて」.
• Aturan ini juga bisa digunakan untuk akhiran sopan 「です」 dan 「ます」.
• 例) 学生です → 学生でした → 学生でして
• 例) 買います → 買いました → 買いまして
Contoh konjugasi
Bentuk lampau Bentuk-te
食べた 食べて
行った 行って
した して
遊んだ 遊んで
飲んだ 飲んで
Negatif Bentuk-te
食べない 食べなくて
行かない 行かなくて
しない しなくて
遊ばない 遊ばなくて
飲まない 飲まなくて


Examples
(1) 食堂に行って、昼ご飯を食べて、昼寝をする。
- Saya akan pergi ke kafetaria, makan siang, lalu tidur siang.
(2) 食堂に行って、昼ご飯を食べて、昼寝をした。
- Saya pergi ke kafetaria, makan siang, lalu tidur siang. (lampau)
(3) 時間がありまして、映画を見ました。
- Ada waktu dan saya menonton film. (lampau)
Menyatakan alasan atau sebab-akibat 「から」 menggunakan 「ので」
Kamu bisa menyambung dua kalimat lengkap menggunakan 「から」 untuk menyatakan alasan terjadinya sesuatu. Urutannya selalu [sebab] から [akibat]. Kalau alasannya adalah nomina atau adjektiva-na yang tidak terkonjugasi, kamu harus menyatakan alasan tersebut secara eksplisit dengan menambahkan 「だ」 sehingga bentuknya menjadi 「(nomina/adjektiva-na)だか ら」. Kalau kamu lupa menambahkan 「だ」 ke 「から」, maka hasilnya akan terdengar seperti 「から」 yang berarti "dari" yang sudah dibahas di Partikel 2.
Contoh
(1) 時間がなかったからパーティーに行きませんでした。
- Karena tidak ada waktu, maka tidak pergi ke pesta.
(2) 友達からプレゼントが来た。
- Hadiah datang dari teman.
(3) 友達だからプレゼントが来た。
- Karena (orang itu) teman, maka hadiah datang. (Kalimat ini artinya agak aneh)
Alasan atau akibatnya bisa dihilangkan jika sudah diketahui dari konteks sebelumnya. Jika bagian akibat dihilangkan pada bahasa sopan, 「から」 di akhir kalimat dianggap sebagai nomina biasa dan 「です」 ditambahkan. Kalau bagian sebab dihilangkan, kamu harus mendahuluinya dengan 「だ」 atau 「です」.
田中さん) どうしてパーティーに行きませんでしたか。- Kenapa kamu tidak pergi ke pesta?
山田さん) 時間がなかったからです。- Karena saya tidak ada waktu.
一郎) パーティーに行かなかったの?- Kamu nggak pergi ke pesta?
直子) うん、時間がなかったから。- Iya. Soalnya nggak ada waktu.
(1) 時間がなかった。- Aku nggak ada waktu.
(2) だからパーティーに行かなかったの? - Makannya kamu nggak pergi ke pesta ya?
Perhatikan bahwa 山田さん dan 直子 bisa saja menggunakan partikel pemberi penjelasan 「の」 untuk menyatakan hal yang sama. Dengan kata lain, 山田さん juga bisa mengatakan, 「時間がなかったのです」 atau 「時間がなかったんです」 sementara 直子 bisa saja mengatakan 「時間がなかったの」 (kita asumsikan dia ingin memakai bentuk yang lebih feminim). Justru dari sinilah kemungkinan asal mula bentuk 「ので」. Katakan saja kita ingin menggabungkan dua kalimat berikut: 「時間がなかったのだ」 dan 「パーティーに行かなかった」. Ingat bahwa kita menganggap 「の」 persis seperti nomina jadi kita bisa gunakan apa yang baru saja dipelajari di bab ini.
(1) 時間がなかったのだ+パーティーに行かなかった
menjadi:
(2) 時間がなかったのでパーティーに行かなかった。
Bahkan, 「ので」 dan 「から」 sebetulnya hampir selalu bisa saling ditukar, dengan sedikit perbedaan nuansa. 「から」 secara tegas menyatakan bahwa kalimat sebelumnya adalah sebab terjadinya sesuatu. Di lain pihak 「ので」 hanyalah menggabungkan dua kalimat, dengan kalimat pertama memiliki nada penjelasan. Perbedaan ini menyebabkan 「ので」 terdengar lebih halus dan sedikit lebih sopan, sehingga lebih digunakan untuk kasus-kasus di mana kita melakukan sesuatu yang mungkin kurang sopan.
(1) ちょっと忙しいので、そろそろ失礼します。
- Saya agak sibuk, jadi sebentar lagi akan pamit.
(「失礼します」, yang arti literalnya "Saya melakukan hal sembrono", adalah ungkapan yang umum digunakan saat akan pulang duluan atau saat mengganggu waktu orang lain.)
Catatan: Jangan lupa bahwa pemberi penjelasan 「の」 memerlukan 「な」 untuk nomina dan adjektiva-na yang tidak terkonjugasi. Baca lagi Partikel 3 untuk penjelasan lengkapnya.
(1) 私は学生なので、お金がないんです。
- Saya murid, jadi tidak punya uang (lit: uang tidak ada).
(2) ここは静かなので、とても穏やかです。
- Di sini hening, jadi sangat tenang.
(3) なので、友達に会う時間がない。
- Karena itu maka tidak ada waktu untuk bertemu teman.
Sebagaimana partikel pemberi penjelasan 「の」 bisa disingkat menjadi 「ん」, di pembicaraan 「ので」 bisa juga berubah jadi 「んで」 karena memang lebih praktis untuk diucapkan daripada harus menyuarakan / o /-nya.
(1) 時間がなかったんでパーティーに行かなかった。
- Tidak ada waktu, jadi tidak pergi ke pesta.
(2) ここは静かなんで、とても穏やかです。
- Di sini hening, jadi sangat tenang.
(3) なんで、友達に会う時間がない。
- Karena itu maka tidak ada waktu untuk bertemu teman.
Mengggunakan 「のに」 yang berarti "walaupun"
Secara tata bahasa, 「のに」 digunakan dengan cara yang sama seperti 「ので」. Jika digunakan untuk menggabungkan dua kalimat sederhana, artinya menjadi "Walaupun [Kalimat 1], namun [Kalimat 2]." Cara menyusunnya di bahasa Jepang adalah: [Kalimat 1]のに[Kalimat 2].
Contoh
(1) 毎日運動したのに、全然痩せなかった。
- Walaupun berolahraga tiap hari, tapi tidak tambah kurus sedikitpun.
(2) 学生なのに、彼女は勉強しない。
- Walaupun murid, tapi dia tidak belajar.
Menyatakan kontradiksi menggunakan 「が」 dan 「けど」
Digunakan dengan cara yang sama seperti 「から」 dan 「ので」, 「が」 dan 「けど」 juga digunakan untuk untuk menggabungkan dua kalimat. Keduanya digunakan untuk menyatakan kontradiksi. Sama seperti 「から」, deklaratif 「だ」 diperlukan untuk nomina dan adjektiva-na. Lalu sama seperti 「から」 dan 「ので」, salah satu sisi kalimat bisa dihilangkan.
Contoh
(1) デパートに行きましたが、何も欲しくなかったです。
- Saya pergi ke department store tapi tidak ada apapun yang saya inginkan.
(2) 友達に聞いたけど、知らなかった。
- Saya bertanya ke teman, tapi dia tidak tahu.
(3) 今日は暇だけど、明日は忙しい。
- Saya kosong hari ini tapi besok sibuk.
(4) だけど、彼がまだ好きなの。
- Mungkin begitu, tapi saya tetap suka dia. (nuansa menjelaskan, feminim)
Mungkin aneh, tapi 「聞く」 bisa berarti "mendengar" maupun "bertanya". Kamu mungkin merasa ini akan sangat membuat pusing, tapi biasanya arti yang diinginkan bisa diketahui dari konteks. Di (2), kita asumsikan temannya yang tidak tahu, jadi di kalimat tersebut ceritanya pembicaranya yang bertanya ke temannya. Namun konteks sangatlah penting karena kalimat ini juga bisa saja berarti, "Saya mendengar dari teman, tapi saya tidak tahu" karena subjek maupun topiknya tidak disebutkan.
Mirip seperti beda 「から」 dengan 「ので」, 「が」 terdengar lebih halus dan sedikit lebih sopan dari 「けど」. Walaupun bukan aturan saklek, tapi secara umum kita akan sering melihat 「が」 ditempelkan ke akhiran 「~ます」 atau 「~です」 dan 「けど」 ditempelkan ke akhiran biasa. Versi yang lebih formal dari 「けど」 adalah 「けれど」 dan bahkan ada yang lebih formal lagi yaitu 「けれども」 yang akan kita pelajari saat membahas ekspresi formal.
Tidak seperti kata "tapi" di bahasa Indonesia yang hanya terbatas pada kontradiksi, 「けど」 dan 「が」 tidak selalu menyatakan kontradiksi kuat. Sering kali, terutama saat membawa topik baru, 「けど」 dan 「が」 digunakan hanya sebagai penghubung dua kalimat saja. Sebagai contoh, pada kedua kalimat di bawah tidak ada kontradiksi apapun dan 「が」 maupun 「けど」 hanya digunakan untuk menghubungkan kalimatnya saja. Pada kasus-kasus tersebut, seringkali artinya lebih mirip "dan" pada bahasa Indonesia.
(1) デパートに行きましたが、いい物がたくさんありました。
- Saya pergi ke department store dan banyak barang bagus.
(2) マトリックスを見たけど、面白かった。
- Saya menonton "The Matrix" dan film itu menarik.
Menyatakan banyak alasan menggunakan 「し」
Saat kamu ingin mendaftar banyak alasan, kamu bisa melakukannya dengan menambahkan 「し」 ke akhir masing-masing klausa subordinatnya. Alasan tersebut bisa berupa keadaan maupun aksi. Ini sangat mirip dengan partikel 「や」, tetapi menyatakan alasan untuk verba dan keadaan benda. Sekali lagi, untuk keadaan benda 「だ」 harus digunakan pada nomina dan adjektiva-na yang tidak terkonjugasi untuk menyatakan alasannya secara tegas. Mari kita lihat beberapa contoh.
(1) どうして友達じゃないんですか?- Kenapa dia bukan teman? (meminta penjelasan)
(2) 先生だし、年上だし・・・。- Soalnya dia guru, terus lebih tua...
(1) どうして彼が好きなの?- Kenapa (kamu) suka dia?
(2) 優しいし、かっこいいし、面白いから。- Karena dia baik, keren, dan menarik (dan mungkin masih ada alasan yang lain juga).
Perhatikan bahwa 「優しくて、かっこよくて、面白いか ら。」 juga bisa saja digunakan. Tapi seperti beda antara partikel 「と」 dengan 「や」, penggunaan 「し」 mengandung makna bahwa mungkin masih ada alasan lain.
Menyatakan banyak aksi atau keadaan menggunakan 「~たりする」
Ini adalah versi 「や」 yang digunakan untuk verba. Kamu bisa membuat daftar contoh verba yang mungkin hanya sebagian dari serangkaian aksi lengkapnya dengan cara mengkonjugasikan verbanya ke bentuk lampau lalu menambahkan 「り」. Di akhir, kamu perlu menambahkan verba 「する」. Seperti partikel 「や」, aspek waktunya ditentukan oleh verba di akhir yang dalam kasus ini selalu 「する」 (karena memang aturannya adalah menempelkan verba ini di akhir).
Kamu juga bisa menggunakan ini dengan keadaan benda untuk menyatakan bahwa sesuatu bisa berupa satu hal di satu waktu dan bisa juga menjadi hal lain di waktu lainnya (dan mungkin hal-hal lain lagi yang tidak disebutkan). Sama seperti verba, kamu hanya perlu mengubah tiap nomina atau adjektivanya ke bentuk lampau lalu menempelkan 「り」. Terakhir tambahkan 「する」 di akhir.
Aturan untuk membuat daftar verba dari suatu daftar yang lebih besar 「~たりする」
• Verba - Konjugasikan tiap verba ke bentuk lampau lalu tambahkan 「り」. Terakhir, tambahkan 「する」 di paling belakang.
例) 食べる、飲む → 食べた、飲んだ → 食べたり、飲んだり → 食べたり、飲んだりする
• Keadaan benda - Konjugasikan masing-masing nomina atau adjektivanya ke bentuk lampau lalu tambahkan 「り」. Terakhir, tambahkan 「する」 di paling belakang.
例) 簡単、難しい → 簡単だった、難しかった → 簡単だったり、難しかったり → 簡単だったり、難しかったりする
(1) 映画を見たり、本を読んだり、昼寝したりする。
- Saya menonton film, membaca buku, tidur siang, dan yang lainnya.
(2) この大学の授業は簡単だったり、難しかったりする。
- Kelas-kelas di universitas ini kadang mudah, kadang susah (dan mungkin terkadang yang lainnya, lucu misalnya).
Aspek waktu maupun bentuk positif/negatifnya ditentukan oleh 「する」 di paling akhir.
(3) 映画を見たり、本を読んだりした。
- Saya melakukan hal-hal semacam menonton film dan membaca buku.
(4) 映画を見たり、本を読んだりしない。
- Saya tidak melakukan hal-hal semacam menonton film dan membaca buku.
(5) 映画を見たり、本を読んだりしなかった。
- Saya tidak melakukan hal-hal semacam menonton film dan membaca buku. (lampau)
Kegunaan lain bentuk-te
Bentuk-te sangatlah berguna karena dia digunakan di berbagai macam tata bahasa untuk menyatakan beragam ekspresi. Kita akan mempelajari keadaan berlanjut dengan bentuk 「~ている」 dan 「~てある」. Walaupun kita telah belajar berbagai konjugasi verba, semuanya menyatakan aksi sesaat (sekali tembak). Sekarang kita akan belajar cara mengatakan misalnya "Saya sedang berlari." Kita juga akan belajar cara melakukan aksi demi masa depan dengan menggunakan 「~ておく」 dan memberi nuansa gerakan pada aksi dengan 「~ていく」 dan 「~てくる」.
Menggunakan 「~ている」 untuk keadaan berlanjut
Kita telah belajar cara menyatakan keadaan benda dengan 「です」, 「だ」, dsb. Tapi tidak ada dimensi keberlanjutan pada tata bahasa tersebut; yang ada hanyalah mengungkapkan: kamu adalah sesuatu atau bukan. Tata bahasa kali ini menyatakan keadaan berlanjut suatu verba. Ini biasanya berarti "sedang melakukan" di bahasa Indonesia kecuali beberapa perkecualian yang akan kita pelajari nanti. Kita bisa memanfaatkan bentuk-te yang dipelajari di bab sebelumnya karena yang perlu dilakukan hanyalah menambahkan 「いる」! Hasil gabungannya adalah verba-ru biasa.
「いる」 yang dipakai di sini adalah verba-ru yang menyatakan adanya sesuatu, pertama kali kita pelajari di bab verba negatif. Tapi dalam penggunaan kali ini, kamu tidak perlu memusingkan apakah subjeknya benda hidup atau bukan.
Menggunakan 「~ている」 untuk keadaan berlanjut
• Untuk menyatakan aksi berlanjut, pertama konjugasikan verbanya ke bentuk-te lalu tempelkan verba 「いる」. Hasilnya berkonjugasi sebagai verba-ru.
• 例) 食べる → 食べて → 食べている
• 例) 読む → 読んで → 読んでいる
Hasilnya adalah verba-ru, tanpa peduli apa verba aslinya
Positif Negatif
Taklampau 読んでいる sedang membaca 読んでいない tidak sedang membaca
Lampau 読んでいた sedang membaca
(lampau) 読んでいなかった tidak sedang membaca
(lampau)
Contoh
(1) 友達は何をしているの?- Teman(mu) sedang melakukan apa?
(2) 昼ご飯を食べている。- (temanku) sedang makan siang.
Tentu saja setelah kamu mengubahnya menjadi verba-ru biasa dengan cara seperti ini, semua konjugasinya berlaku. Contoh berikut menunjukkan konjugasi bentuk-masu dan negatif:
(1) 何を読んでいる?- (Kamu) sedang membaca apa?
(2) 教科書を読んでいます。- (Saya) sedang membaca buku pelajaran.
(1) 話を聞いていますか。- Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?)
(2) ううん、聞いていない。- Tidak, tidak sedang mendengarkan.
Perhatikan bahwa pada kasus terakhir, bahasa Indonesia yang lebih alami adalah tanpa menggunakan "sedang", misalnya "Kamu ndengerin nggak sih?!?" Walaupun begitu, cara berpikir bahasa Jepangnya yang menggunakan 「~ている」 pun seharusnya bisa dengan mudah dimengerti karena pada waktu tersebut memang orangnya "sedang" mendengarkan (atau tidak).
Karena orang biasanya terlalu malas menggerakkan lidahnya untuk membunyikan 「い」 dengan benar, di situasi yang santai 「い」-nya bisa dibuang begitu saja. Ini adalah kepraktisan untuk berbicara. Kalau kamu sedang menulis esai atau karya tulis, kamu harus selalu menggunakan 「い」. Inilah versi yang disingkat dari contoh-contoh sebelumnya:
(1) 友達は何をしてるの?- Teman(mu) sedang melakukan apa?
(2) 昼ご飯を食べてる。- (temanku) sedang makan siang.
(1) 何を読んでる?- (Kamu) sedang membaca apa?
(2) 教科書を読んでいます。- (Saya) sedang membaca buku pelajaran.
(1) 話を聞いていますか。- Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?)
(2) ううん、聞いてない。- Tidak, tidak sedang mendengarkan.
Perhatikan bahwa saya tetap menggunakan 「い」 untuk bentuk sopan. Walaupun tentunya orang juga membuang 「い」-nya pada bentuk sopan, mungkin sebaiknya kamu membiasakan diri berbicara dengan bentuk standardnya sebelum asyik terbawa penyingkatan-penyingkatan santai. Kamu benar-benar akan terkejut mengetahui banyaknya penyingkatan yang mungkin di pembicaraan santai. (Kamu juga akan kagum bahwa semua hal menjadi sangat panjang di gaya bicara super sopan) Pada intinya, penyingkatan-penyingkatan itu terjadi kalau kamu mengucapkan segala sesuatunya dengan malas-malasan dan menyambung semuanya menjadi satu. Partikel-partikel di sana-sini juga akan dibuang.
Contohnya:
(1) 何をしているの?(Repot banget sih ada partikel segala...)
(2) 何しているの? (Uh, males rasanya ngebunyiin semua vokalnya.)
(3) 何してんの? (Ah, sempurna.)
Hasil berlanjut dan bukan aksi berlanjut
Ada beberapa kasus di mana keadaan berlanjut tidak bisa diterjemahkan sebagai "sedang" pada kerangka berpikir bahasa Indonesia. Ini karena sebetulnya ada ambigu mengenai "apa" yang sedang berlanjut pada bentuk 「~ている」: aksinya ataukah hasil aksinya. Maksud sebenarnya bisa diketahui dari konteks dan penggunaan umumnya. Sebagai contoh, walaupun 「結婚している」 secara teknis bisa berarti bahwa suatu pasangan "sedang" melakukan akad nikah (aksi), biasanya ungkapan tersebut digunakan untuk mengacu pada orang yang "telah" melakukan akad nikah dan saat ini sedang berada pada "status" menikah yang terlahir dari aksi akad nikah tersebut (hasil).
(1) 彼女は結婚しています - Dia sudah menikah/Dia berkeluarga. (kalau dijabarkan: Dia "telah" melakukan aksi akad nikah, sehingga "hasilnya" statusnya berubah dari single menjadi menikah, dan status tersebut "berlanjut" sampai sekarang. Jadi 「~ている」 di sini menyatakan aspek keberlanjutan hasilnya.)
Kita akan membahas beberapa verba umum yang sering membuat pelajar bahasa Jepang bingung dalam aspek ini.
「知る」
「知る」 artinya "tahu". Bahasa Indonesia sebetulnya aneh karena "tahu" adalah suatu verba, padahal fungsinya lebih pada menyatakan keadaan punya pengetahuan. Bahasa Jepang lebih konsisten dan 「知る」 hanyalah verba aksi biasa. Dengan kata lain, aku "tahu" (aksi, misal mendengar berita) sesuatu sehingga sekarang aku tahu hal tersebut (keadaan). Inilah alasannya kenapa kata "tahu" bahasa Indonesia berpadanan dengan keadaan berlanjut di bahasa Jepang, yaitu: 「知っている」.
「知る」 vs 「分かる」
「分かる」 yang berarti "paham/mengerti" mungkin kedengarannya mirip dengan 「知る」 di kasus-kasus tertentu. Namun ada perbedaan nyata antara "tahu" dan "paham". Jangan sampai menukar-balikkan 「知っている」 dengan 「分かっている」. 「分かっている」 artinya kamu sudah berada di keadaan paham. Dengan kata lain, kamu sudah "ngeh". Kalau kamu salah menggunakan kata ini, kamu akan terdengar sok. ("Iya, iya, aku dah ngerti kok. Jadi plis deh jangan ngomong lagi.") Tapi di lain sisi, 「知っている」 hanya berarti bahwa kamu tahu sesuatu.
Contoh
(1) 今日、知りました。- Saya mengetahuinya hari ini. (Saya melakukan aksi "tahu" hari ini.)
(2) この歌を知っていますか?- Apakah (kamu) tahu lagu ini?
(3) 道は分かりますか。-Apakah (kamu) tahu jalannya? (lit: Apakah (kamu) paham jalannya?)
(4) はい、はい、分かった、分かった。 - Iya, iya, ngerti, ngerti.
Verba Gerakan (行く、来る、etc.)
Sangatlah masuk akal kalau kamu menebak bahwa aksi 「行っている」 dan 「来ている」 berarti masing-masing "sedang pergi" dan "sedang datang". Tapi sayangnya tidak begitu. Bentuk 「~ている」 dari verba gerakan lebih menunjuk pada urutan aksi seperti yang kita pelajari di bab sebelumnya. Kamu menyelesaikan gerakannya, lalu sekarang kamu berada di kondisi tersebut. (Ingat, 「いる」 adalah verba yang menyatakan adanya benda.) Mungkin akan memudahkan kalau kamu memikirkannya sebagai dua aksi bertahap dan terpisah: 「行って」、lalu 「いる」.
Ini tentunya sama seperti kasus 「結婚している」 yang telah kita pelajari sebelumnya. Yang berlanjut adalah hasilnya, bukan aksinya. Dengan kata lain, penjabaran 「行っている」 adalah: Kamu "telah" melakukan aksi pergi, sehingga "hasilnya" kamu sekarang berada di tempat tujuan, dan keadaan "sampai tujuan" tersebut berlanjut sampai sekarang.
Contoh
(1) 鈴木さんはどこですか。-Di mana Suzuki-san?
(2) もう、家に帰っている。- Dia sudah di rumah. (telah pulang dan sampai sekarang ada di sana)

(3) 先に行っているよ。- Saya pergi duluan. (Saya akan pergi dan berada di sana sebelum kamu.)
(4) 美恵ちゃんは、もう来ているよ。- Mie-chan sudah di sini loh. (telah datang dan sampai sekarang ada di sini.)
Menggunakan 「~てある」 untuk keadaan hasil
Sebagaimana ada 「ある」 sebagai pasangan 「いる」, ada juga bentuk 「~てある」 yang memiliki arti khusus. Dengan mengganti 「いる」 dengan 「ある」, maksudnya bukanlah keadaan berlanjut tetapi menyatakan hasil dari suatu aksi yang telah dikerjakan. Biasanya, ungkapan ini digunakan untuk menjelaskan bahwa sesuatu telah selesai dilakukan. Aksi yang diselesaikan juga membawa nuansa dilakukan sebagai persiapan untuk hal lainnya.
Contoh
Karena tata bahasa ini menyatakan keadaan dari aksi yang telah diselesaikan, umumnya kita akan menemui partikel 「は」, 「も」, dan 「が」, bukannya 「を」.
(1) 漢字が黒板に書いてある。 - Huruf kanji tertulis di papan tulis. (Seseorang selesai menulisnya, dan hasilnya bisa kamu lihat)
Perhatikan bahwa pola dasarnya yaitu 漢字を書く (menulis kanji) berubah menjadi 漢字が書いてある (kanji telah selesai ditulis dan hasilnya bisa dilihat).
(1) 準備はどうですか。- Bagaimana persiapannya?
(2) 準備は、もうしてあるよ。 - Persiapannya sudah selesai. (sudah dilakukan, dan sebagai hasilnya kita bisa ke tahap selanjutnya)
(1) 旅行の計画は終った?- Apakah rencana perjalanannya sudah selesai?
(2) うん、切符を買ったし、ホテルの予約もしてある。- Iya, saya tidak hanya membeli tiketnya, tapi juga sudah membooking hotelnya. (dan sebagai hasilnya, kita bisa menginap di hotel itu)
Menggunakan 「~ておく」 sebagai persiapan untuk waktu mendatang
「~てある」 memang mengandung nuansa bahwa suatu aksi selesai dilakukan sebagai persiapan hal lainnya. Namun 「~ておく」 secara eksplisit menyatakan bahwa suatu aksi dikerjakan (atau akan dikerjakan) demi masa depan (sebagai suatu persiapan). Bayangkan ini: Kamu telah membuat kue pai lezat dan kamu akan meletakkannya di dekat jendela agar menjadi dingin sehingga bisa kamu makan setelahnya. Ini menjelaskan kenapa verba 「おく」 (置く), yang berarti "meletakkan", bisa dipakai untuk menyatakan persiapan demi masa depan. Walaupun 「置く」 yang berdiri sendiri ditulis dengan kanji, kalau ditempelkan ke bentuk-te biasanya digunakan hiragana.
Contoh
(1) 晩ご飯を作っておく。- Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya).
(2) 電池を買っておきます。- Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya).
「~ておく」 juga kadang disingkat 「~とく」 demi kemudahan.
(1) 晩ご飯を作っとく。- Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya).
(2) 電池を買っときます。- Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya).
Menggunakan verba gerakan (行く、来る) dengan bentuk-te
Kamu juga bisa menggunakan verba gerakan "pergi" (行く) dan "datang" (来る) dengan bentuk-te, untuk menunjukkan bahwa aksi dasarnya dilakukan dengan unsur gerakan. Contoh yang paling umum dan berguna dari hal ini adalah verba 「持つ」 (memegang). 「持っている」 berarti kamu sedang dalam keadaan memegang sesuatu (atau memiliki), sedangkan jika 「いる」 diganti menjadi 「いく」 atau 「くる」 maka artinya menjadi kamu pergi atau datang membawa sesuatu. Tentu saja, konjugasinya sama dengan 「行く」 dan 「来る」 biasa.
Contoh
(1) 鉛筆を持っている?- Apakah (kamu) punya pensil?
(2) 鉛筆を学校へ持っていく?- Apakah (kamu) akan pergi membawa pensil ke sekolah?
(3) 鉛筆を家に持ってくる?- Apakah (kamu) akan datang membawa pensil ke rumah?
Untuk contoh-contoh tersebut, mungkin akan lebih mudah kalau kamu memikirkannya sebagai rentetan aksi: pegang lalu pergi, atau pegang lalu datang. Inilah beberapa contoh lain:
(1) お父さんは、早く帰ってきました。- Ayah pulang cepat.
(2) 駅の方へ走っていった。- Berlari menuju arah stasiun.
Pada contoh di atas, sebetulnya verba seperti 帰る dan 走る secara implisit sudah mengandung makna perpindahan tempat. Namun tanpa verba gerakan, kesannya hanyalah satu titik waktu di mana aksi tersebut berlangsung (bayangkan melihat foto orang berlari). Penambahan 行く maupun 来る di sini membuat kesan "bergerak" tersebut lebih kentara dan hidup.
Verba gerakan juga bisa digunakan di ekspresi waktu untuk memberikan gambaran waktu yang maju atau bergerak.
(1) 冬に入って、コートを着ている人が増えていきます。
- Memasuki musim dingin, orang yang menggunakan mantel akan bertambah (seiring jalannya waktu).
Pada contoh di atas, kita bisa membayangkan bahwa seiring dengan pergerakan waktu ke masa depan, jumlahnya secara bertahap bertambah.
(2) 一生懸命、頑張っていく!
- Saya akan berusaha (menuju masa depan) dengan seluruh kemampuan yang ada!
(3) 色々な人と付き合ってきたけど、いい人はまだ見つからない。
- Saya telah bergaul (dari dulu sampai saat ini) dengan bermacam-macam orang, tapi belum menemukan orang yang baik.
Di contoh atas juga terbayang, seiring majunya waktu, penulisnya bertemu dengan orang-orang baru yang akan menjadi teman bergaulnya.
(4) 日本語をずっと前から勉強してきて、結局はやめた。
- Belajar bahasa Jepang sejak sangat lama dan pada akhirnya berhenti.
Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa sebagaimana 「~ている」 bisa disingkat menjadi 「~てる」, pada pembicaraan santai bentuk 「~ていく」 juga bisa menjadi 「~てく」. Lalu, karena kanji 行く juga memiliki bacaan alternatif ゆく, kamu juga akan menjumpai 「~てゆく」 yang artinya tentu saja sama dengan 「~ていく」.
Menyatakan kemampuan melakukan sesuatu
Di bahasa Jepang, kemampuan untuk melakukan aksi tertentu dinyatakan dengan mengkonjugasikan verbanya, bukan dengan menambahkan kata seperti "bisa" layaknya pada bahasa Indonesia. Semua verba yang dikonjugasi ke bentuk potensial menjadi verba-ru.
Bentuk potensial
Sekali lagi, terdapat aturan yang berbeda untuk masing-masing dari tiga grup berikut: verba-ru, verba-u, dan verba perkecualian. Tetapi, bentuk potensial dari verba 「する」 ("melakukan") benar-benar spesial karena dia berubah menjadi verba yang sepenuhnya beda: 「できる」 (出来る)
Aturan untuk membuat bentuk potensial
1. verba-ru - Ganti 「る」 dengan 「られる」.
(例) 見る → 見られる
2. verba-u - Ganti huruf terakhir dari suara vokal / u / ke suara vokal / e / yang bersesuaian lalu tambahkan 「る」.
(例) 遊ぶ → 遊べ → 遊べる
3. Perkecualian - 「する」 menjadi 「できる」 dan 「くる」 menjadi 「こられる」.
※Ingat bahwa semua verba potensial menjadi verba-ru.
Contoh verba-ru
Dasar Potensial
食べる 食べられる
着る 着られる
信じる 信じられる
寝る 寝られる
起きる 起きられる
出る 出られる
掛ける 掛けられる
調べる 調べられる
Contoh verba-u
Dasar Potensial ローマ字 ローマ字 (Pot.)
話す 話せる hanasu hanaseru
書く 書ける kaku kakeru
遊ぶ 遊べる asobu asoberu
待つ 待てる matu materu
飲む 飲める nomu nomeru
取る 取れる toru toreru
死ぬ 死ねる shinu shineru
買う 買える kau kaeru
Verba perkecualian
Plain Potential
する できる
くる こられる


Sebetulnya kita juga bisa hanya menggunakan 「れる」 sebagai ganti dari bentuk lengkapnya 「られる」 untuk verba-ru. Sebagai contoh, 「食べる」 menjadi 「食べれる」 dan bukan 「食べられる」. Saya menyarankan untuk mempelajari konjugasi benarnya 「られる」 lebih dulu karena kemalasan bisa menjadi kebiasaan yang susah dilepas dan versi yang lebih pendek, walaupun sering ditemui, masih dianggap slang.
Contoh
(1) 漢字は書けますか?
- Apakah kamu bisa menulis kanji?
(2) 残念だが、今週末は行けない。
- Sayang sekali, tapi saya tidak bisa pergi akhir minggu ini.
(3) もう信じられない。
- Aku sudah tidak bisa percaya.
Bentuk potensial tidak memiliki objek langsung
Bentuk potensial menyatakan bahwa sesuatu bisa dilakukan namun tidak ada aksi nyata yang sebenarnya dilakukan. Walaupun bentuk potensial tetap merupakan verba, karena dia menyatakan keadaan sesuatu jangan menggunakan 「を」 sebagaimana pada verba aslinya. Sebagai contoh kalimat-kalimat berikut salah.
(誤) 富士山を登れた。
(誤) 重い荷物を持てます。
Inilah versi yang benarnya:
(正) 富士山が登れた。- Bisa mendaki Gunung Fuji.
(正) 重い荷物が持てます。- Bisa memegang barang bawaan berat.
Tentunya partikel 「は」 atau 「も」 juga bisa digunakan, tergantung dari apa yang ingin kamu sampaikan.
Apakah 「見える」 dan 「聞こえる」 perkecualian?
Ada dua verba 「見える」 dan 「聞こえる」 yang masing-masing berarti bahwa sesuatu terlihat dan terdengar. Kalau kamu ingin mengatakan bahwa kamu bisa melihat atau mendengar sesuatu, kamu akan menggunakan kedua verba ini. Tapi, pada kasus di mana kamu ingin mengatakan bahwa kamu mendapat kesempatan melihat atau mendengar sesuatu, kamu baru akan menggunakan bentuk potensial biasanya. Tapi pada kasus-kasus tersebut pun, akan lebih umum untuk mengungkapkannya seperti pada contoh (3).
Contoh
(1) 今日は晴れて、富士山が見える。
- Hari ini cerah dan Gunung Fuji terlihat. (= saya bisa melihat Gunung Fuji)
(2) 友達のおかげで、映画はただで見られた。
- Atas kebaikan teman [saya], [saya] bisa menonton filmnya dengan gratis.
(3) 友達のおかげで、映画をただで見ることができた。
- Atas kebaikan teman [saya], [saya] bisa menonton filmnya dengan gratis.
Kamu bisa melihat bahwa (3) menggunakan nomina umum untuk kejadian, dan secara literal hal tersebut berarti "kejadian menonton film bisa dilakukan" yang pada dasarnya sama dengan 「見られる」. Seperti sudah dijelaskan di Partikel 3, kamu juga bisa menggunakan nomina generik 「の」 untuk menggantikan 「こと」.
(1) 友達のおかげで、映画を見るのができた。
Inilah contoh tambahan menggunakan 「聞く」. Bisakan kamu merasakan beda penggunaannya? Perhatikan bahwa 「聞こえる」 selalu berarti "terdengar", tidak pernah "bisa bertanya".
(1) 久しぶりに彼の声が聞けた。
- Saya bisa mendengar suaranya lagi untuk pertama kalinya dalam waktu yang panjang.
(2) 周りがうるさくて、彼が言っていることがあんまり聞こえなかった
- Sekeliling saya berisik dan saya tidak bisa mendengar dengan baik apa yang sedang dia katakan.
「ある」, perkecualian tambahan
Kamu bisa mengatakan bahwa sesuatu memiliki kemungkinan ada dengan menggabungkan 「ある」 dan verba 「得る」 untuk menghasilkan 「あり得る」. Pada dasarnya ini berarti 「あることができる」. Hanya saja tidak ada yang mengatakan versi panjang tersebut dan semua menggunakan 「あり得る」. Verba ini sangat menarik karena bisa dibaca 「ありうる」 maupun 「ありえる」. Namun, semua konjugasi lainnya seperti 「ありえない」、「ありえた」、dan 「ありえなかった」 hanya bisa dibaca menggunakan 「え」.
Contoh
(1) そんなことはありうる。
- Kejadian/hal seperti itu mungkin. (lit: bisa ada)
(2) そんなことはありえる。
- Kejadian/hal seperti itu mungkin. (lit: bisa ada)
(3) そんなことはありえない。
- Kejadian/hal seperti itu tidak mungkin. (lit: tidak bisa ada)
(4) 彼が寝坊したこともありうるね。
- Mungkin juga dia bangun kesiangan. (lit: Kejadian bahwa dia kesiangan juga bisa ada.)
(5) それは、ありえない話だよ。
- Itu kejadian/cerita yang tidak masuk akal. (lit: Kejadian/cerita itu tidak bisa ada)
Mengisi tabel katakana
Inilah tabel katakana untuk mencek seberapa baik hafalan katakanamu.
Klik tulisan "balik" untuk menunjukkan atau menyembunyikan tiap huruf.
Tabel katakana
n w r y m h n t s k

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
a

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
i

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
u

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
e

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
o
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan menulis katakana
Di sini, kita akan berlatih menuliskan kata-kata katakana dengan (tentunya) katakana. Sebagai tambahan, kamu akan bisa merasakan bagaimana kata-kata bahasa asing berubah bunyinya saat menjadi kata bahasa Jepang.
Latihan menulis katakana 1
Contoh: ko- | hi- = コーヒー (kopi, coffee)

1. mo- | nin | gu = モーニング (pagi, morning)
2. a | ni | me- | shon = アニメーション (animasi, animation)
3. pan = パン (roti)
4. kon | pyu- | ta = コンピュータ (komputer, computer)
5. myu- | ji | ka | ru = ミュージカル (drama musikal, musical)
6. ge- | mu = ゲーム (permainan, game)
7. re | bo | ryu- | shon = レボリューション (revolusi, revolution)
8. nu- | do = ヌード (telanjang, nude)
9. me | nyu- = メニュー (menu)
10. ro- | te- | shon = ローテーション (rotasi, rotation)
11. ha | i | kin | gu = ハイキング (memanjat gunung, hiking)
12. kyan | se | ru = キャンセル (batal, cancel)
13. ha | ne | mu-n | = ハネムーン (bulan madu, honeymoon)
14. ku | ri | su | ma | su | tsu | ri- = クリスマスツリー (pohon Natal, Christmas tree)
15. na | i | to = ナイト (malam, night)
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan menulis katakana tambahan
Sekarang ayo kita berlatih menulis lebih banyak katakana. Kali ini, suara-suara yang tidak ada di hiragana akan dimasukkan.
Latihan menulis katakana 2
Contoh: che | su = チェス (catur, chess)

1. e | i | zu | wi | ru | su = エイズウィルス (virus AIDS, AIDS virus)
2. no- | su | sa | i | do = ノースサイド (sebelah utara, north side)
3. in | fo | me- | shon = インフォメーション (informasi, information)
4. pu | ro | je | ku | to = プロジェクト (proyek, project)
5. fa | su | to | fu- | do = ファストフード (fast food)
6. she | ru | su | ku | ri | pu | to = シェルスクリプト (shell script)
7. we- | to | re | su = ウェートレス (pelayan wanita, waitress)
8. ma | i | ho- | mu = マイホーム (rumahku, my home)
9. chi- | mu | wa- | ku = チームワーク (kerja tim, teamwork)
10. mi | ni | su | ka- | to = ミニスカート (rok mini, miniskirt)
11. re- | za- | di | su | ku = レーザーディスク (laser disc)
12. chen | ji = チェンジ (perubahan, change)
13. re | gyu | ra- = レギュラー (biasa, regular)
14. we | i | to | ri | fu | tin | gu = ウェイトリフティング (angkat besi, weightlifting)
15. fa | i | na | ru | fan | ta | ji- = ファイナルファンタジー (Final Fantasy)
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Merubah kata bahasa Inggris ke katakana
Mari kita coba mencari versi katakana dari beberapa kata bahasa Inggris. Saya menuliskan beberapa pola perubahannya di bawah tapi itu hanyalah panduan dan belum tentu diikuti semua kata.
Seperti kamu tahu, suara pada bahasa Jepang mengikuti struktur vokal+konsonan sehingga kata bahasa Inggris yang berada di luar pola tersebut akan menyebabkan masalah. Satu-satunya pola lain yang bisa ditangani adalah konsonan+vokal+n karena ada katakana 「ン」. Inilah beberapa aturan yang mungkin telah kamu sadari.
Kalau kamu sudah menonton "Lost in Translation", kamu akan tahu bahwa "l" dan "r" tidak dibedakan.
(1) Ready -> レディ
(2) Lady -> レディ
Kalau kamu menjumpai dua vokal berurutan atau suara vokal yang diakhiri "r", biasanya hal tersebut menjadi suara vokal panjang.
(1) Shoot -> シュート
(2) Target -> ターゲット
Suara yang terpotong tiba-tiba yang biasanya ditandai "t" atau "c" akan menggunakan 「ツ」 kecil.
(1) Catch -> キャッチ
(2) Cache -> キャッシュ
Kata yang diakhiri konsonan terpaksa diberi vokal tambahan untuk membawanya ke struktur konsonan+vokal, kecuali "n" dan "m" yang bisa ditangani oleh 「ン」. Untuk "t" dan "d", vokal tambahannya biasanya "o". Untuk yang lainnya, biasanya adalah "u".
(1) Good -> グッド
(2) Top -> トップ
(3) Jack -> ジャック
Latihan merubah kata bahasa Inggris ke katakana
Contoh: Europe = ヨーロッパ (Eropa)

1. check (cek) = チェック
2. violin (biola) = バイオリン
3. jet coaster (roller coaster) = ジェットコースター
4. window shopping = ウィンドーショッピング
5. salsa = サルサ
6. hotdog = ホットドッグ
7. suitcase (kopor) = スーツケース
8. kitchen (dapur) = キッチン
9. restaurant (restoran) = レストラン
10. New York = ニューヨーク

Mengisi tabel hiragana
Walaupun saya mengatakan banyak situs dan program yang akan membantumu belajar hiragana, saya merasa perlu menulis latihan hiragana sendiri demi lengkapnya tutorial ini. Huruf usang tidak saya sertakan karena kamu tidak akan memerlukan mereka. Sebaiknya kamu bermain-main dengan tabel berikut dan selembar kertas untuk menguji kemampuan hiragana kamu.
Klik tulisan "balik" untuk menunjukkan atau menyembunyikan tiap huruf.
Tabel hiragana
n w r y m h n t s k

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
a

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
i

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
u

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
e

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik

balik
o
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan menulis hiragana
Di bagian ini, kita akan berlatih menulis beberapa kata menggunakan hiragana. Saya menyelipkan palang di antara tiap huruf untuk mencegah ambiguitas romaji misalnya "un | yo" dengan "u | nyo". Jangan terlalu memikirkan ejaan romajinya. Ingat, inti latihan ini adalah menguji ingatan suara kamu dengan hiragana. Saya berharap bisa mengganti penggunaan romaji di latihan ini dengan berkas suara di waktu yang akan datang.
Latihan menulis hiragana 1
Contoh: ta | be | mo | no = たべもの (makanan)

1. ku | ru | ma = くるま (mobil)
2. a | shi | ta = あした (besok)
3. ko | ku | se | ki = こくせき (kewarganegaraan)
4. o | su | shi = おすし (sushi, nama suatu masakan Jepang)
5. ta | be | ru = たべる (makan)
6. wa | ka | ra | na | i = わからない (tidak tahu)
7. sa | sa | e | ru = ささえる (mendukung)
8. ta | i | ku | tsu = たいくつ (membosankan)
9. ta | chi | yo | mi = たちよみ (membaca sambil berdiri)
10. mo | no | ma | ne = ものまね (meniru orang)
11. hi | ga | e | ri = ひがえり (perjalanan sehari)
12. pon | zu = ぽんず (sejenis saus dari kedelai dan jeruk)
13. hi | ru | me | shi = ひるめし (makan siang)
14. re | ki | shi = れきし (sejarah)
15. fu | yu | ka | i = ふゆかい (tidak nyaman)
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan menulis hiragana tambahan
Sekarang kita akan berlatih menulis hiragana dengan 「や」、「ゆ」、「よ」 kecil, dan suara vokal panjang. Untuk latihan ini, saya akan menandakan vokal panjang dengan "-" dan kamu harus menggunakan hiragana yang tepat.
Latihan menulis hiragana 2
Contoh: jyu | gyo- = じゅぎょう (pelajaran)

1. nu | ru | i | o | cha = ぬるいおちゃ (teh hangat kuku)
2. kyu- | kyo = きゅうきょ (terburu-buru)
3. jo- | ho- | ko- | ga | ku = じょうほうこうがく (ilmu komputer)
4. byo- | do- = びょうどう (kesetaraan)
5. jo- | to- | shu | dan = じょうとうしゅだん (kebiasaan seseorang)
6. gyu- | nyu- = ぎゅうにゅう (susu sapi)
7. sho- | rya | ku = しょうりゃく (pengabaian)
8. hya | ku | nen = ひゃくねん (seratus tahun)
9. so | tsu | gyo- | shi | ki = そつぎょうしき (upacara kelulusan)
10. to- | nyo- | byo- = とうにょうびょう (diabetes melitus)
11. mu | ryo- = むりょう (gratis)
12. myo- | ji = みょうじ (nama keluarga)
13. o | ka- | san = おかあさん (ibu)
14. ro- | nin = ろうにん (orang yang gagal masuk universitas
dan menunggu kesempatan tahun berikutnya)
15. ryu- | ga | ku | se | i = りゅうがくせい (pelajar luar negeri)
Tampilkan semua jawaban | Sembunyikan semua jawaban
Latihan membaca hiragana
Sekarang ayo latihan membaca hiragana! Saya terutama ingin menekankan cara membaca 「つ」 kecil dengan benar. Jangan terlalu terpaku pada romajinya, karena intinya adalah mencek apakah kamu bisa membayangkan atau mengucapkan suara yang benar.
Latihan membaca hiragana
Contoh: びっくり = bikkuri (keterkejutan)

1. きゃっかんてき = kyakkanteki (objektivitas)
2. はっぴょうけっか = happyoukekka (hasil pengumuman)
3. ちょっかん = chokkan (intuisi)
4. せっし = sesshi (selsius)
5. ぜったい = zettai (pasti)
6. けっちゃく = kecchaku (penyelesaian)
7. しっぱい = shippai (kegagalan)
8. ちゅうとはんぱ = chuutohanpa (setengah jalan)
9. やっかい = yakkai (masalah)
10. しょっちゅう = shocchuu (selalu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi Baru Lahir

AC SPLIT

Menghitung Headloss